HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA (WORLD ENVIRONMENT DAY)

 
Hari lingkungan hidup sedunia (World environment day)
diperingati setiap tanggal 5 juni 
sebagai komitmen bersama menyelamatkan bumi
 
Lingkungan hidup, sebagaimana dikutip dari laman wikipedia.org, adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang antara makhluk hidup dan komponen abiotik lainnya. Interaksi antar lingkungan alamiah dan sekitarnya membentuk sistem ekologi (ekosistem). Lingkungan memegang peranan sebagai habitat bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Ada dua komponen lingkungan hidup, yaitu komponen Biotik (meliputi semua makhluk hidup) dan komponen Abiotik (meliputi semua benda tak hidup). 

Semua komponen yang berada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Ekosistem yang merupakan bagian utama dari lingkungan hidup, adalah lingkungan yang sangat dinamis, karena banyaknya komponen yang terlibat di dalamnya. Jika salah satu komponen tersebut berubah maka sistem adaptasi dari organisme yang ada untuk menjaga keseimbangan akan mengalami perubahan. Karena ekosistem merupakan pusat segala aktivitas yang menyediakan sumber makanan dan kebutuhan lain bagi makhluk hidup maka keseimbangan komponen di dalamnya harus dijaga dengan baik.

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Berdasarkan definisi diatas kita bisa tahu bahwa kerusakan salah satu komponen penyusun lingkungan hidup dapat berdampak pada keseluruhan lingkungan hidum, maka menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. 
 
 
Peringatan World Environment Day dapat diisi 
dengan kegiatan kebersihan lingkungan
sebagai upaya penyelamatan lingkungan
 
Masyarakat dunia menyadari bahwa masalah lingkungan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama pula. Konferensi tentang lingkungan hidup manusia diadakan untuk pertama kalinya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Stockholm, Swedia pada tanggal 5-16 Juni 1972, yang mengusung tema "The Only One Earth". Konferensi ini kemudian dikenal sebagai Konferensi Stockholm, dan tanggal pembukaan konferensi, 5 Juni disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environtment Day). Pada konferensi itu juga disetujui untuk membentuk badan khusus PBB yang bertugas mengurus pemasalahan lingkungan, yaitu United Nation Environment Programe (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya.

Tujuan dari penetapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environtment Day), PBB ingin agar masyarakat di seluruh dunia mulai berperan aktif terhadap masalah lingkungan, peringatan ini juga diharapkan bisa mendororng  perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia. Hari peringatan ini dipandang sebagai kesempatan bagi semua orang untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap planet bumi, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan gaya hidup yang ramah lingkungan. 

Penetapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini mendapat respon baik dari masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia. Pada peringatan di tahun 2007, Singapura mencanangkan Eco Action Day untuk menginspirasi semua orang agar menggurangi penggunaan energi di tempat kerja. Pada peringatan di tahun 2008, NDTV (sebuah rumah produksi televisi di India) meluncurkan Kampanye "Greenathon" dan menjadi kampanye pertama di India yang berskala nasional untuk menyelamatkan lingkungan hidup. 
 
 
Semua negara merasakan dampak kerusakan lingkungan 
akibat revolusi industri salah satunya polusi udara 
yang kini menjadi PR bersama
 
Pada peringatan di tahun 2010, Zee News (saluran televisi berita dan politik di India) meluncurkan kampanye "My Earth, My Duty" (Bumiku, Kewajibanku), kampanye ini tercatat dalam Limca Book of Records atas suatu upaya baru yang dilakukannya yaitu menanam lebih dari 7,3 juta pohon dalam satu hari di 34 kota dan 250 ribu desa pada tanggal 25 Agustus 2010. Pada peringatan di tahun 2012, Project Earth, sebuah platform ekologi daring bekerja sama dengan Rio+20 meluncurkan sebuah konter yang diberi nama "World Environment Day Global School Contest 2012", Kontes ini diikuti setiap negara dan saat itu konter dimenangkan oleh Oman, yaitu sebuah organisasi ekologi yang didirikan oleh Hridith Sudev dan saat ini telah sepenuhnya menjadi organisasi ekologi anak-anak. 

Pada peringatan di tahun 2013, seorang diplomat penyair bernama Abhay Kumar merilis sebuah lagu berjudul "Earth Anthem" (Lagu Bumi) pada sebuah acara yang diselenggarakan Dewan Hubungan Kultural India di New Delhi. Pada perayaan di tahun 2014, Gisele Bündchen (supermodel asal Brazil) mengirimkan pesan peringatan ke seluruh dunia agar mengambil tindakan dalam Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan cara bergabung dalam salah satu tim mereka untuk mengatasi perubahan iklim. Sementara itu di Indonesia, setiap peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pemerintah menerbitkan perangko bertema Hari Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2015, sebagaimana dikutip dari laman alamendah.org, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) yang ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) adalah “Seven Billion Dreams. One Planet. Consume with Care“. Tujuh miliar manusia dengan berbagai keinginannya, menghuni satu bumi. Bumi yang menjadi satu-satunya planet yang bisa dihuni oleh manusia. Dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang terus berlangsung, membuat ekosistem bumi mendekati titik kritis. Oleh karena itu diperlukan perubahan pola konsumsi manusia terhadap sumber daya di bumi. Diperlukan pola hidup dan konsumsi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 
 
Pemerintah melalui kementerian LHK, ikut mendukung
aksi lingkungan yang dilakukan masyarakat
melalui pemberian penghargaan
 
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016, sebagaimana dikutip dari laman kompasiana.com, diusung tema "Go Wild for Life". Tema ini diangkat dengan tujuan untuk melindungi satwa-satwa liar mengagumkan yang keberadaannya sudah sangat berkurang dan terancam mengalami kepunahan, diantaranya yaitu badak Jawa, badak Sumatera, harimau, gajah, orang utan Sumatera, Pesut Mahakam dan lain-lain yang tergolong mammalia sebanyak 91 spesies, beraneka jenis burung (Aves) seperti burung Cendrawasih, Elang Jawa, Jalak Bali, Maleo Senkawor, Merak Hijau, Kuau Kerdil Kalimantan, Kakaktua Jambul Kuning, Kasuari Gelambir Ganda, Gosong Maluku, Bangau Tongtong dan Mentok Rimba serta 46 spesies burung lainnya. Untuk satwa yang hidup di air seperti Malacostraca ada 26 spesies yang hampir punah, disusul ikan bersirip kipas (19 spesies) dan ikan bertulang rawan (16 spesies) serta Anthozoa (14 spesies). Sedangkan golongan Serangga dan Reptil ada 14 spesies yang terancam punah serta golongan Amfibi (12 spesies). 

Di tahun 2017, sebagaimana dikutip dari laman alamendah.org, tema yang diusung dalam peringatan Hari Lingkungan Hiduo Sedunia adalah "Connecting People to Nature" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Menghubungkan Manusia ke Alam". Melalui tema ini masyarakan di selurh dunia diingatkan  bahwa betapa setiap penduduk di seluruh dunia sangat bergantung pada alam. Dengan tema ini pula kita diharapkan dapat menemukan cara menarik dan menyenangkan dalam merasakan dan menghargai hubungan antara manusia dengan alam. Indonesia dengan alamnya yang sangat eksotis dan dengan keanekaragaman flora dan faunanya, menjadikan masyarakatnya sangat terikat dan bergantung pada alam, maka dari itu menjaga kelestarian alam merupakan sebuah panggilan tanggung jawab.

Di tahun 2018, sebagaimana dikutip dari laman panduanmengajar.com, tema yang diangkat adalah “Beat Plastic Pollution”, atau secara bahasa artinya mengalahkan polusi plastik atau melawan pencemaran plastik. Melalui tema ini, kita diingatkan bahwa polusi plastik saat ini telah menjadi ancaman. Banyak plastik yang tidak dibuang di tempat pembuangan sampah, tapi malah berakhir di lautan, yang ternyata itu membunuh jutaan burung laut dan ratusan ribu mamalia laut tiap tahun. Peringatan kali ini ingin mendesak seluruh komponen termasuk pemerintah, industri, masyarakat dan individu untuk datang bersama-sama guna mencegah penggunaan plastik yang berlebihan yang berdampak pada tercemarnya air laut.
 
 
Kampanye melawan penggunaan plastik sekali pakai
menjadi tema World Environtmen Day 2018
 
Tahun 2019, sebagaimana dikutip dari laman mongabay.co.id, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dicanangkan oleh UNDEP adalah "Beat Air Pollution". Tema ini diambil karena berbagai jenis polusi udara global yang makin mengkhawatirkan dan mempengaruhi kesehatan umat manusia dan kondisilingkungan global. PBB mencatat ada 6 penyebab utama polusi udara global yang mengakibatkan pemanasan global dan akhirnya menjadikan krisis iklim yaitu aktivitas rumah tangga, industri, transportasi, pertanian, limbah dan penyebab lainnya. Saat ini, tidak ada orang yang bersih alias selamat dari polusi udara global.

Tema besar Hari Lingkungan Dunia 2020, sebagaimana dikutip dari laman fimela.com, adalah "Time For Nature" dengan fokus pada "Keanekaragaman Hayati" atau "Biodiversity". Keanekaragaman hayati menjadi bagian dari kehidupan manusia yang diwujudkan dari makanan sampai obat-obatan. Keanekaragaman hayati juga membantu agar dampak perubahan iklim tidak terjadi saat hutan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen ke udara yang kita hirup sambil terus menyejukkan bumi. Sebab itu, melindungi keanekaragaman hayati sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. 

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2021, sebagaimana dikutip dari laman kompas.com, mengusung tema  "Environment Restoration" atau "Restorasi Lingkungan." Restorasi lingkungan adalah upaya mengembalikan ekosistem ke kondisi awal mula, yang mencakup usaha pencegahan dan mengatasi berbagai kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. PBB sendiri mengeluarkan fakta bahwa setiap tiga detik dalam hidup kita, dunia kehilangan beberapa titik hutan alaminya. Dan keserakahan manusia, membuat kita kehilangan banyak lahan basah yang menjadi penyeimbang ekosistem di bumi. Sebagai masyarakat kecil, kita bisa ikut berpartisipasi menyelamatkan lingkungan dengan melakukan beragam langkah atau aktivitas kecil, seperti bersih-bersih lingkungan, menghemat air, dan hemat energi.
 
 
Kerusakan lingkungan saat ini disebabkan oleh tangan manusia
dan untuk pemulihannya kembali juga dengan
tangan manusia itu sendiri
 
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, sebagaimana dikutip dari laman tirto.id, mengusung tema "Only One Earth", dimana kita tahu di alam semesta ini ada miliaran galaksi, ada miliaran planet, namun kita hanya memiliki satu bumi yang kita tinggali sampai saat ini. Melalui tema ini kita diajak untuk menjaga bumi tetap dalam kondisi yang baik, mengurangi pencemaran dan kerusakan alamnya. Hingga tahun ini, kondisi lingkungan sudah semakin mengkhawatirkan, polusi udara dan limbah menjadi isu utama disetiap negara, puncaknya adalah pemanasan global beserta dampak-dampak yang mengikutinya. Oleh karena itu, PBB menargetkan untuk menjaga pemanasan global berada di bawah 1,5°C pada abad ini, dimana kita harus mengurangi separuh emisi gas rumah kaca setiap tahunnya hingga tahun 2030.

Pada tahun 2023, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis tema Hari Lingkungan Hidup, yaitu "Beat Plastic Pollution". Sebagaimana dikutip dari detik.com, tema ini menjadi pengingat bahwa tindakan masyarakat terhadap polusi plastik adalah hal yang sangat penting. Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 akan menunjukkan bagaimana negara, bisnis, dan individu belajar untuk menggunakan bahan secara lebih berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian plastik serta mencegah terjadinya polusi plastik.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023 akan didukung oleh Pemerintah Belanda, salah satu negara yang mengambil tindakan ambisius dalam siklus pemakaian plastik. "Polusi plastik dan dampaknya yang merugikan bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tidak dapat diabaikan. Tindakan mendesak diperlukan. Pada saat yang sama, kami membutuhkan solusi yang benar, efektif dan kuat," kata Vivianne Heijnen, Menteri Lingkungan Hidup Belanda. "Sebagai bagian dari beberapa kebijakan yang ditujukan untuk plastik, Belanda dan masyarakat Eropa pada umumnya berkomitmen penuh untuk mengurangi produksi dan konsumsi plastik sekali pakai, yang dapat dan harus diganti dengan alternatif yang tahan lama dan berkelanjutan," ujarnya.

0 Response to "HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA (WORLD ENVIRONMENT DAY)"

Post a Comment