GUNUNG PADANG, BUKAN GUNUNG TAPI PIRAMIDA TERTUA DI DUNIA

 
Dilihat dari penampakan Gunung Agung yang memiliki
struktur bawah sama kaki, diduga gunung ini 
merupakan piramid, bukan gunung biasa
 
Gunung padang meski diberi nama dengan kata "Padang", bukanlah gunung yang berada di Kota Padang, namun gunung ini berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagaimana dikutip dari nativeindonesia.com, Gunung Padang adalah objek wisata sejarah, serta objek wisata alam yang berpadu dalam satu kawasan. Meskipun memiliki view alam yang menawan, namun pesona utama Gunung Padang terletak pada tema destinasi wisata sejarahnya, yang hingga saat ini masih menjadi misteri tak terpecahkan. 
 
Bahkan, keberadaan gunung ini sempat menjadi perbincangan panas dimasa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui beberapa hasil riset yang pernah dilakukan di situs ini, ada dugaan bahwa gunung ini bukanlan sebuah gunung namun sebuah peninggalan masa lampau yang bisa mengubah tatanan sejarah yang selama ini berkembang di masyarakat, bukan hanya nasional, bahkan Internasional.
 
 
Pada masa pemerintahan Presiden SBY, dibangun
insfrastruktur berupa akses  jalan menuju situs ini
 
Seperti dijelaskan diawal bahwa nama "Padang" pada gunung ini tidak untuk menunjukkan lokasinya, seperti nama kota atau yang lain sebagainya. Merujuk dari tempat gunung ini berada, maka kata Padang dalam istilah bahasa sunda bisa berarti caang, atau yang dalam bahasa Indonesia berarti terang. Ada juga beberapa sumber yang mengatakan bahwa Padang diambil dari kata "Pa" yang berarti tempat, "Da" yang berarti besar dan agung, serta "Hyang" dengan arti moyang, atau leluhur. Dengan demikian kata Padang yang melekat pada Situs Gunung Padang Cianjur mempunyai makna tempat agung para leluhur.

Lokasi Situs Gunung Padang berada di dua kampung, yaitu kampung Gunung Padang dan Kampung Cipanggulan, keduanya berada di desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Untuk bisa menuju gunung ini, pengunjung bisa melewati rute dari Alun-Alun Cianjur dengan jarak sekitar 32 kilometer dan waktu tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan. 
 
penampakan-area-depan-pintu-masuk-gunung-padang-www-agniamedia-com

Akses jalan menuju Gunung Padang bisa dilalui oleh kendaraan jenis motor, maupun mobil. Jam operasional dari Gunung Padang Cianjur ini buka setiap hari Senin hingga Minggu, selama 24 jam. Untuk tarif masuk situs ini cukup murah, jika belum ada perubahan hanya sekitar Rp. 5.000, atau jika pengunjung ingin didampingi pemandu maka harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp. 100.000.

Gunung Padang, sebagaimana dikutip dari laman nationalgeographic.grid.id, sejak ditemukan, disekitar area Gunung tersebut terdapat sisa-sisa kompleks berbatu dan beberapa monumen yang dianggap sebagai keajaiban arkeologi. Bahkan beberapa peneliti menganggap Gunung Padang sebagai situs megalitik terbesar di seluruh Asia Tenggara. Dalam sebuah studi terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union 2018, tim peneliti Indonesia memaparkan data-data yang menyatakan bahwa Gunung Padang bukanlah gunung, namun merupakan struktur piramida, yang diduga usianya lebih tua dari piramida di Mesir.
 
 
Banyaknya batuan berbentuk persegi panjang yang tersebar
di permukaan Gunung Padang, menguatkan dugaan
bahwa ada hal tersembunyi di bawahnya
 
Penelitian mereka, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun, mengungkapkan bahwa Gunung Padang tidak hanya bukit seperti yang biasa kita lihat, melainkan serangkaian struktur kuno dengan fondasi berasal dari sekitar 10 ribu tahun lalu (atau bahkan lebih tua). Anggota tim yang merupakan ahli Geoteknologi dan Peneliti LIPI, Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan penelitian dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari beberapa metode survei, termasuk ground penetration radar (GPR), tomografi seismik, survei geologi, geolistrik, geomagnet, hingga pengeboran. "Kami menemukan struktur batuan hingga kedalaman 20 meter. Ada seperti sesuatu yang dipangkas," kata Danny Hilman. 

Tim peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa Gunung Padang bukanlah struktur buatan sekali jadi, tapi telah dibangun di atas periode prasejarah secara berturut-turut. Bagian paling atasnya terdiri dari kolom-kolom batu, dinding, jalan, dan ruang-ruang. Sementara itu, lapisan kedua berada sekitar 1-3 meter di bawah permukaan bagian atas. Menurut peneliti, lapisan kedua ini sebelumnya telah disalah artikan sebagai formasi batuan alami. Padahal, sebenarnya itu adalah susunan batuan kolom yang diatur dalam struktur matriks.
 
gunung-padang-dijuluki-situs-megalitikum-terbesar-se-asia-tenggara-www-agniamedia-com
 
Di bawahnya, terdapat lapisan ketiga yang terdiri dari batuan bersusun serta ruang bawah tanah yang besar–memanjang sampai kedalaman 15 meter. Dan lapisan keempat, terbuat dari batuan basalt yang entah bagaimana dimodifikasi atau diukir oleh tangan manusia. Peneliti mengatakan, penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa lapisan pertama berusia 3.500 tahun, lapisan kedua 8.000 tahun, dan lapisan ketiga sekitar 9.500 hingga 28.000 tahun. 
 
Danny Hilman Natawidjaja, mengungkapkan bahwa strukturnya yang kuno dan luas mungkin memilik basis keagamaan. Untuk sekarang, hal tersebut masih menjadi spekulasi, tapi jika klaim peneliti tentang struktur piramida ini benar, maka Gunung Padang akan menjadi temuan utama yang dapat menantang gagasan mengenai kemampuan masyarakat prasejarah.

Ada hal istimewa lain yang ditemukan di situs ini, sebagaimana dikutip dari laman viva.co.id, melalui pengeboran ditemukan fakta bahwa situs Gunung Padang merupakan bangunan hasil buatan manusia, dengan teknologi yang terbilang maju. "Ini constructed. Dari kedalaman 18 meter ke atas adalah bangunan, bukan sesuatu yang natural," ucap Andang Bachtiar, anggota tim Ahli Geologi ITB. Tak hanya itu, punden berundak di Gunung Padang juga menggunakan perekat untuk menyambung bangunan. "Ini bukan pelapukan andesit, tapi semacam semen purba," jelasnya. Kemudian, terdapat juga suatu lapisan buatan, yang salah satu materinya adalah pasir. "Ini seperti teknologi yang mampu menahan gempa."
 
gunung-padang-terdiri-dari-lima-teras-yang-terhubung-anak-tangga-www-agniamedia-com
 
Batuan yang digunakan pun terbilang istimewa, Andang Bachtiar mengatakan bahwa sebelumnya ada dugaan bahwa batu-batu itu terbentuk secara alami dari proses vulkanik, yaitu columnar joint basalt. Tapi, Andang menyebut columnar joint basalt tidak ditemukan di sekitar situs Gunung Padang. Sehingga, pertanyaan lain pun muncul: bagaimana batu-batu itu didatangkan dan seperti apa cara penyusunannya. 
 
Berdasarkan hasil pengeboran, tim kemudian melakukan carbon dating terhadap sisa-sisa akar tanaman atau arang bekas pembakaran. Menurut Danny Hilman, hasil carbon dating memperlihatkan bahwa situs Gunung Padang diprediksi berasal dari 6.700 tahun lalu. "Berarti sekitar tahun 4.700 Sebelum Masehi," ucapnya.

Sedangkan ahli arsitektur Pon Purajatmika mengatakan punden berundak di Gunung Padang memperlihatkan kepercayaan masyarakat dan asumsi fungsi bangunan. Di Teras 1 misalnya, orientasi arah bangunan menghadap ke Gunung Gede. Ini sesuai kepercayaan di masa lalu yang menganggap gunung sebagai tempat yang dianggap suci. Namun, di Teras 3 dan Teras 4, orientasi arahnya berbeda, dan menunjuk ke arah samping. "Seperti mengarah ke Gunung Karuhun, makam leluhur," ucap Pon. 
 
gunung-padang-tampak-dari-atas-menggunakan-foto-udara-www-agniamedia-com
 
Tak hanya itu, Pon bahkan menyebut situs Gunung Padang memperlihatkan ada semacam singgasana dan kursi-kursi. Singgasana utama dan lima batu kursi terdapat di Teras 2. Sedangkan di Teras 5 terdapat enem kursi sila. "Ini seperti memperlihatkan tatanan sosial," jelas Pon.

Seperti dikutip dari nativeindonesia.com, penentuan lokasi pembangunan Situs Gunung Padang Cianjur, menjadi bukti bahwa perencanaan pembangunannya sudah sangat matang, bukti keberadaan arsitek-arsitek handal pada masa pembangunannya. Inilah beberapa bukti tentang kematangan perencanaan pembangunan Gunung Padang:

  1. Lokasi Gunung Padang berada di tengah kaldera
  2. Dikelilingi oleh bukit, dan Gunung
  3. Berada dekat sungai, dan sumber mata air
  4. Berada di dekat hutan yang masih terjaga keasriannya
  5. Puncak undakan menghadap ke Gunung Gede Pangrango

Terkait dengan arah puncak yang menghadap ke Gunung Gede Pangrango, sebagaimana dikutip dari laman kompas.com, Arkeolog Harry Truman Simanjuntak mengatakan bahwa gunung itu merupakan kiblat dari situs Megalitikum Gunung Padang. Berdasarkan prediksi tahun pembangunan dari situs ini, muncul dugaan bahwa masyarakat pada masa itu membangun situs Gunung Padang ini sebagai tempat untuk menyembah leluhurnya. "Masyarakat pada masa lalu ada yang menganggap leluhur mereka ada di gunung. Sementara, ada juga yang menganggap leluhur ada di laut," kata Harry. Orientasi bangunan disesuaikan dengan kepercayaan akan tempat leluhur mereka. Dengan orientasi ke Gede Pangrango, masyarakat yang membangun situs Gunung Padang diduga meyakini bahwa leluhur mereka ada di gunung. 
 
batuan-di-situs-gunung-padang-tersusun-dengan-formasi-unik-www-agniamedia-com
 
Formasi batuan yang ada di situs Gunung Padang cukup unik, terdiri dari batuan berbentuk persegi panjang dan batuan pipih berbentuk lingkaran. Melihat dari formasi yang ada, diduga bahwa tempat ini dulunya merupakan panggung tempat pertunjukkan seni, dimana batu pipih berbentuk lingkaran di sudut dipercaya sebagai gong, sementara dua batu pipih di sebelah kanan merupakan batu gamelan. Di teras pertama, ditunjukkan dua formasi batuan berbentuk persegi panjang, dihiasi oleh batu besar dengan permukaan datar di salah satu sudutnya. Masyarakat setempat meyakini bahwa tempat itu dulunya dipakai untuk kegiatan seni di satu sisi dan di sisi lainnya digunakan sebagai tempat ibadah.

Hasil temuan para peneliti di Gunung Padang ini kemudian difasilitasi kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, yang kemudian menyerahkan tugas pengujiannya kepada Badan Tenaga Nuklir (BATAN) Indonesia dan Beta Miami di Floria, Amerika Serikat. Hasil penelitian- penelitian ini kemudian dipresentasikan ditingkat Nasional dan Internasional dan mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Oppenheimer. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh BATAN dan Beta Miami, memiliki kesimpulan bahwa situs Gunung Padang adalah sebuah situs yang lebih tua dari pada situs piramida yang ada di Giza, Mesir. Beberapa hasil penemuan tersebut adalah: 

  1. Hasil analisis Batan menyatakan bahwa umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau bisa lebih tua lagi.
  2. Hasil analisis BATAN juga menyatakan bahwa umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau bisa lebih tua lagi.
  3. Sedangkan analisis lab. BETA di Miami, menyatakan bahwa umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/ atau bisa lebih tua lagi. 

Dari banyaknya penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Situs Gunung Padang ini bukanlah sebuah gunung seperti pada umumnya. Jika dilihat dari atas, situs ini menyerupai bentuk segitiga sama sisi yang hampir sama bentuknya dengan piramida- piramida yang ada di Mesir. Namun seiring waktu berlalu ternyata situs ini lenyap ditelan bumi karena tertimbun oleh debu- debu yang terus menumpuk menjadi tanah dan menumbuhkan pohon- pohon sehingga menyerupai sebuah gunung. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Prof. Arysio Santos, Ph.D yang mengatakan bahwa tanah Sunda (Sundaland) adalah sebuah tempat yang memiliki peradaban yang sangat tinggi pada masa lalu.
 
gunung-padang-merupakan-situs-pertunjukan-seni-dan-tempat-beribadah-www-agniamedia-com
 
Dari penemuan yang liar biasa ini, memunculkan banyak teori sejarah yang sebeumnya sudah sempat dimunculkan, namun masih kekurangan bukti, salah satunya adalah pendapat dari Prof. Arsyio Santos, Ph.D, yang menyatakan bahwa Nusantara adalah pusat dari ilmu pengetahun dan peradaban sekaligus merupakan Atlantis yang hilang. Ditemukannya situs Gunung Padang ini, di kemudian hari akan menjadi pematik api yang akan menjadi obor yang mampu menjadi patokan untuk membuka sejarah baru tanah Nusantara atau bahkan sejarah dunia yang masih penuh dengan misteri. 
 
Hal inipun kemudian akan mengungkap negara macam apa Indonesia ini di masa lalu, benarkah Indonesia ini adalah Atlantis yang hilang? Kita penelitian-penelitian selanjutnya bisa mengungkap lebih banyak misteri yang selama ini diragukan oleh banyak kalangan tentang Indonesia.

0 Response to "GUNUNG PADANG, BUKAN GUNUNG TAPI PIRAMIDA TERTUA DI DUNIA"

Post a Comment