BELAJAR BUDIDAYA JAMUR TIRAM

 
Jamur tiram adalah jenis jamur
yang bisa dikonsumsi 
(Gambar: kampustani.com)
 
Jamur atau yang juga sering disebut sebagai cendawan merupakan jenis tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, dimana hifa ini dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Jamur ada yang berkembang biak dengan cara vegetatif dan ada juga yang berkembang biak dengan cara generatif. Untuk bisa tumbuh, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, dimana makanan yang telah diserap tersebut akan disimpan dalam bentuk glikogen. Untuk hidup jamur memerlukan tempat tumbuh yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan senyawa kimia lainnya. Beberapa jamur bahkan ada yang hidup dengan bersimbiosis pada organisme lain.

Ada banyak jenis jamur di dunia ini, beberapa diantaranya beracun, sebagaian lainnya bisa dijadikan sebagai obat, dan beberapa diantaranya merupakan jamur yang bisa dikonsumsi oleh manusia, salah satunya adalah Jamur Tiram. Jamur tiram atau yang bernama latin Pleurotus ostreatus adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung, dari bentuknya tersebut, jamur ini dikenal sebagai Jamur Tiram. Jamur tiram sendiri masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
 
 
Jamur tiram di alam liar (hutan) merupakan golongan
jamur kayu dan biasa tumbuh di kayu lapuk 
 
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan dengan kondisi daerah yang sejuk. Tubuh buah Jamur Tiram terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur Tiram, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya tersebut. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu. Di alam bebas Jamur Tiram biasa tumbuh dibawah naungan pohon-pohon berdaun lebar, karena jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembaban 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC. Tingkat keasaman media (pH) juga harus diperhatikan, apabila terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur bisa terhambat, bahkan akan tumbuh jamur lain yang akan menghambat pertumbuhan jamur tiram. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7
dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).
 
 
Dalam skala budidaya, jamur tiram ditumbuhkan dalam Kumbung,
yaitu rumah dari bambu dengan rak bersusun
 
 Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram. Tahap pertama adalah membuat media tanam (biasa disebut BAGLOG) dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah. Agar pertumbuhan jamur bisa terkontrol dengan baik, maka diperlukan tempat penumbuhan yang biasa disebut kumbung atau rumah jamur, ini tentunya untuk pembudidaya dengan volume penumbuhan jamur yang banyak. Di dalam kumbung harus ada rak berupa kisi-kisi yang dibuat secara bertingkat. Rak tersebut berfungsi sebagai penyusun baglog. Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak juga dapat dibuat bersusun 2-3 tingkat.

Baglog adalah media tanam tempat meletakkan bibit jarum tiram, bahan utamanya adalah serbeuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog biasanya berupa plastik yang diisi media tanam berbentuk silinder, dimana salah satu ujunganya diberi lubang yang digunakan untuk penumbuhan jamur tiram. Baglog yang siap tanam sebenarnya bisa dibeli dari petani jamur, namun untuk menghemat biaya, apalagi yang modalnya terbatas, kita bisa membuatnya sendiri. Media tanam yang digunakan untuk membuat baglog terbuat dari campuran antara bekatul, grajen (serbuk gergaji) dan kapur. Untuk mendapatkan bibit jamur tiram, kita bisa membelinya dari petani jamur, atau bisa juga kita membelinya secara online melalui marketplace, pastikan untuk memilih bibit jamur tiram murni atau bibit F1.
 
 
Bibit jamur tiram bisa didapatkan melalui pembudidaya jamur
atau sekarang banyak juga yang dijual online di marketplace
(Gambar: umkmjogja.com)
 
 Inilah tahapan dalam budidaya jamur tiram:

TAHAP PEMBUATAN BAGLOG
Untuk membuat baglog kita perlu menyiapkan media tumbuh dan plastik sebagai tempat tumbuh jamur. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Jamur Tiram merupakan jenis jamur kayu, sehingga media tumbuhnya juga mengikuti cara tumbuh jamur ini, yaitu menggunakan media serbuk gergaji. Komposisi media ini merupakan campuran dari bekatul, grajen (serbuk gergaji) dan kapur. 
 
 
Media tanam untuk jamur tiram umumnya menggunakan
campuran serbuk gergaji, bekatul dan kapur 

Cara membuat baglog sendiri harus memperhatikan perbandingan grajen dan bekatul. Perbandingannya adalah 100 kg grajen dan 10 kg bekatul, serta 1-2 kg kalsium atau kapur, campur ketiga bahan tersebut sampai tercampur rata. Sedangkan plastik yang digunakan untuk membuat baglog sebaiknya menggunakan plastik ukuran 17 x 30 atau 20 x 35 atau 15 x 30. Masukkan media tumbuh yang sudah dicampur kedalam plastik dan komposisinya harus padat. Umumnya baglog ukuran kecil yang sudah diisi media bisa mencapai berat 1,8 kg.
 
 
Baglog dapat dibuat dengan plastik yang telah diisi media tanam
dengan ujungnya diberi cincin sebagai tempat tumbuh jamur
(Gambar : berbisnisjamur.com)

TAHAP FERMENTASI MEDIA TUMBUH
Tahap fermentasi ini sangat penting dilakukan agar hasil pertumbuhan jamur bisa optimal dan sekaligus untuk membunuh jamur liar lain yang berpotensi mengganggu pertumbuhan jamur Tiram. Cara melakukan fermentasi ini cukup mudah, diamkan media tumbuh tersebut selama kurang lebih 5-10 hari. Hal ini bertujuan agar proses pelapukan atau pengomposan pada material tanah sudah terjadi. Pada proses ini, suhu udara di sekitar medi tumbuh jamur akan meningkat hingga 70 derajat celcius. Jika baglog sudah berwarna cokelat kehitaman, ini berarti media tumbuh jamur tiram sudah siap.
 
 
Tahap fermentasi adalah tahap pengomposan media tanam (baglog)
dengan membiarkannya hingga media berubah warna 
 
TAHAP STERILISASI MEDIA TUMBUH

Pada tahap sterilisasi ini kita perlu menyiapkan perangkat yang digunakan untuk proses sterilisasi, kita bisa menggunakan drum bekas atau kontainer yang terbuat dari logam, karena ada proses pemanasan. Proses sterilisasi ini adalah dengan men-steam atau menguapi media tumbuh yang telah dimasukkan kedalam drum / kontainer dengan uap air yang dipanaskan dari bawah (sama seperti saat kita menanak nasi siatas kompor). 
 
 
Alat sterilisasi baglog dapat dibuat menggunakan drum bekas,
proses ini seperti "mengukus" baglog dalam drum

Saat proses sterilisasi ini, bagian atas drum / kontainer yang telah diisi media tumbuh ditutup dengan plastik yang diikat dengan tali tambang, jangan ditutup dengan besi karena berpengaruh besar pada tekanan. Ketika suhu media sudah mencapai 60 derajat celcius, diamkan selama 6 jam. Setelah itu matikan api dan biarkan media tumbuh dingin secara natural, yaitu sampai suhunya sekitar 40 - 45 derajat celcius, buka tutup plastik, keluarkan media tumbuh, lalu letakkan media tumbuh ketempat terbuka (tempat dimana inokulasi akan dilakukan).

TAHAP INOKULASI BAGLOG
Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya baglog dipindah ke tempat inokulasi, pada proses ini sterilisasi tempat dan alat harus sangat diperhatikan, serta sirkulasi udara di tempat ini harus lancar. Langkah pertama adalah diamkan baglog di lokasi inokulasi selama 1 x 24 jam agar baglog kembali ke suhu normal. 
 
 
Tahap inokulasi adalah pemindahan bibit kedalam baglog
alat dan tempat harus steril 

Proses inokulasi adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini:

  1. Siapkan botol bibit Jamur Tiram, lalu semprot dengan alkohol. Selanjutnya mulut botol sebentar dengan api spiritus sampai sebagian kapas terbakar, lalu matikan api tersebut.
  2. Buka kapas penyumbat botol, lalu aduk dengan benda yang sudah disterilkan di atas api.
  3. Pindahkan bibit dari botol ke dalam baglog hingga sebatas leher baglog tersebut, sekitar 10 gr bibit.
  4. Tutup kembali baglog tersebut dengan kapas.

TAHAP INKUBASI
Pada tahap inkubasi, baglog yang telah berisi bibit jamur tiram diletakkan di rak-rak yang telah dibuat diawal (dalam kumbung), pastikan suhu ruang pada tahap ini berada pada rentang 22-28 derajat celsius. Terdapat dua teknik untuk menyusun baglog pada rak, yaitu disusun secara vertikal dan horizontal. Teknik penyusunan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 
 
 
Rak untuk tempat inkubasi dapat dibuat dari bambu
dan dibuat bersusun-susun 
(Gambar: bibitbunga.com)

Penyusunan baglog secara horizontal akan lebih menguntungkan, karena saat dilakukan penyiraman, air tidak akan masuk ke dalam lubang baglog. Selain itu, penyusunan horizontal lebih memudahkan petani saat melakukan pemanenan. Namun, penyusunan baglog secara horizontal ini lebih memakan tempat dibanding penyusunan vertikal. Oleh karena itu, untuk penyusunan baglog, Anda dapat memperkirakan sendiri sesuai lebar rak dan jumlah baglog yang akan disusun.
 
 
Baglog disusun pada rak bisa secara horizontal dan
secara vertikal disesuaikan ukuran rak yang dibuat 

Kelembaban juga harus dijaga, karena ini kunci agar jamur tiram dapat tumbuh dengan baik, kelembaban yang dibutuhkan yaitu 60-70%. Masa inkubasi ini akan berlangsung selama beberapa minggu sampai tumbuh miselium. Kalau miselium ini sudah muncul, tutup  kapas pada baglog dibuang dan biarkan terbuka. Jangan lupa semprot tempat tumbuh jamur setiap hari untuk menjaga kelembabannya. Dalam waktu kurang lebih satu bulan jamur tiram akan mulai tumbuh dan besar untuk bisa dipanen. 
 
 
Dalam proses inkubasi kelembabab dan pengaturan suhu
harus menjadi perhatian serius 
 
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk merawat dan memelihara budidaya jamur tiram antara lain:

  1. Jika lantai kumbung berupa tanah, lakukan penyiraman pada area lantai saja.
  2. Penyiraman cukup dilakukan pada area lantai saja.
  3. Lakukan penyiraman menggunakan sprayer. Lebih baik jika penyiraman berbentuk seperti kabut, bukan tetesan air. Semakin bagus pengabutan, maka semakin baik pula pertumbuhan jamur tiram.
  4. Penyiraman dilakukan sekitar 2-3 kali sehari untuk menjaga kelembaban dan suhu pada kumbung. 

TAHAP PEMANENAN

Hal yang perlu diperhatikan saat memanen jamur tiram adalah jangan sekali-kali memanen jamur dengan tangan karena bisa menyebabkan luka dan terjadi pembusukan pada jamur tersebut. Panen dilakukan hanya dengan pisau tajam atau cutter bersih (telah disterilisasi). Potong jamur tiram pada bagian pangkal batang, setelah itu langsung diletakkan ke dalam keranjang, lalu bawa keluar dari kumbung (tempat penumbuhan). Jangan sekali-kali membersihkan jamur yang telah dipanen di dalam ruangan penumbuhan. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah, jangan membuka ruangan penumbuhan terlalu lebar sehingga cahaya yang masuk terlalu banyak, hal ini akan mengganggu kadar kelembaban ruangan tempat jamur tumbuh.
 
 
Jamur tiram yang telah siap panen ditandai dengan 
ukuran payung tampak lebar/besar 
 
 Kunci sukses budidaya jamur tiram terletak pada pengotrolan suhu dan kelembaban pada tempat penumbuhan jamur tiram. Dalam hal ini tentunya diperlukan alat monitoring suhu dan kelembaban yang terpasang di lokasi penumbuhan jamur tiram. Satu hal lagi yang juga perlu diperhatikan adalah menjaga lokasi penumbuhan tetap steril, artinya baik orang atau barang yang keluar masuk ke tempat penumbuhan harus disterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi bisa dilakukan dengan memanaskan alat diatas api atau menggunakan disinfektan. Demikian ulasan singkat tentang budidaya jamur tiram dari kami, untuk mengetahui lebih detail terkait budidaya jamur tiram ini, anda bisa mendapatkannya melalui artikel di internet atau buku-buku panduan yang mengulas hal ini atau belajar langsung ke petani jamur tiram secara langsung. Semoga artikel ini bermanfaat.
 
 
Pada proses pemanenan perlu diperhatikan kebersihan alat,
sterilisasi perlu dilakukan  
(Gambar: masandy.com)

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT PANEN

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemanenan jamur tiram antara lain:
  1. Jika bibit jamur yang ditanam pada baglog telah berusia 2 minggu, umumnya baglog akan penuh tertutupi miselium dan akan tumbuh besar, sehingga telah siap untuk dipanen.
  2. Baglog jamur yang baik umumnya dapat menghasilkan pemanenan sekitar 5-8 kali.
  3. Untuk satu baglog berukuran 1 kg, umumnya jamur tiram yang dihasilkan kurang lebih 700-800 gram.
  4. Baglog sisa pemanenan dapat dibuang atau dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kompos.
  5. Jamur tiram yang siap dipanen adalah jamur tiram yang mekar dan membesar.
  6. Ujung jamur tiram yang siap dipanen umumnya berbentuk runcing, dan tudungnya masih berwarna putih bersih.
  7. Jika pemanenan dilakukan telat setengah hari saja, tudung jamur sudah berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan akan pecah. Dalam keadaan seperti ini, jamur tiram akan lebih cepat layu dan membusuk. Oleh karena itu, pastikan untuk memperhitungkan masa pemanenan dengan tepat, agar jamur tiram yang diperoleh masih putih dan segar.
  8. Jarak antara masa panen satu dengan lainnya umumnya berkisar antara 2-3 minggu.
 

0 Response to "BELAJAR BUDIDAYA JAMUR TIRAM"

Post a Comment