1 JUNI, DIPERINGATI SEBAGAI HARI SUSU SEDUNIA (WORLD MILK DAY)

 
Hari susu seduia dibetuk dan ditetapkan oleh FAO, salah satu Orgaisasi PBB utuk Urusan Makanan dan Pertanian, sejak tahun 2001. Hari susu seduni (World Milk Day) ini diperingati untuk mengkampanyekan pentingnya susu sebagai menu makanan global. Selain itu Hari susu sedunia (World Milk Day) juga ditujukan untuk memberikan kesempatan untuk mengangkat isu mengenai aktivitas yang berhubungan dengan industri susu. FAO memilih tanggal 1 Juni sebagai hari perayaan World Milk Day, karena tanggal ini telah banyak dipakai di beberapa negara untuk merayakan hari susu.

Berdasarkan informasi dari BBC, Susu sudah mulai dikonsumsi sejak 10.000 tahun yang lalu, namun kala itu masih jarang yang mengkonsumsinya karena banyak penduduk dunia belum mengenal apa itu susu. Orang pertama yang minum susu secara teratur adalah petani dan penggembala di Eropa Barat, tradisi menggembala dan hidup berdampingan dengan hewan ternak membuat mereka mulai memanfaatkan susu yang dihasilkan dari sapi atau domba sebagai salah satu bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari. 

Pada jaman Romawi dulu, jika seorang bayi lahir, namun ibunya meninggal atau tidak mampu memberikan Asi, maka ada dua alternatif yang digunakan, pertama adalah mencari ibu susu (atau yang disebut sebagai wet nurses) yang bersedia memberikan ASI-nya kepada bayi orang lain. Alternatif kedua yaitu memberikan susu yang dihasilkan oleh hewan mamalia, pada masa itu dikenal susu untuk konsumsi berasal dari sapi, unta, kambing dan keledai. Lalu pada abad ke-18 dan abad ke-19, saat mengkonsumsi sususudah menjadigaya hidup, orang Eropa dan Amerika semakin gencar mengenalkan susu dari hewan sebagai pengganti ASI.
 
konsumsi-susu-dari-hewan-mulai-diminati-sejak-adanya-pasteurisasi-www-agniamedia-com
 
Pada abad ke-18 hingga 19, susu hewan mulai dikenalkan
sebagai susu pengganti ASI  

Pemberian susu hewan sebagai pengganti ASI ini pada masa awalnya justru menimbulkan malapetaka dengan meningkatnya angka kematian Bayi karena ditemukan bakteri yang mencemari susu akibat sap perah yang digunakan mengkonsusmsi air limbah industri. Hingga akhirnya seorang ilmuwan Perancis bernama Louis Pasteur menemukan solusi dengan memasak dan memanaskan susu agar bakteri yang ada didalam susu mati dan aman dikonsumsi, metode ini dikenal dengan "Pasteurisasi". Pada tahun 1908, Chicago mengesahkan undang-undang pertama untuk penggunaan metode pasteurisasi untuk susu.

Sejarah minum susu di negara-negara asia agak berbeda dari sejarah minum susu di negara-negara eropa yang sudah sejak lama telah terbiasa mengkonsumsi susu. Sebagaimana dikutip dari laman kompas.com, kebiasaan masyarakat di kawasan Asia paling banyak adalah bercocok tanam, bukan mengembala ternak seperti di negara Eropa yang selain diambil daging dan bulunya, juga diperah susunya untuk dikonsumsi. Masyarakat Indonesia awalnya tidak mengonsumsi susu, hingga mengenal susu di masa penjajahan kolonial Belanda, hal ini seperti tertulis dalam buku "The History of Java" milik Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa orang pribumi khususnya Jawa tidak memanfaatkan susu dari kerbau dan sapi, mereka tidak menkonsumsi susu karena menganggap hal itu menjijikkan.

Pada masa kolonial jumlah sapi perah yang menghasilkan susu berkualitas baik amat sangat rendah, sehingga pemerintah Hindia Belanda mengimpor sapi dari India, belanda dan Australia pada abad ke 19 dan 20 untuk memenuhi kebutuhan susu di Hindia Belanda (Indonesia). Sapi-sapi tersebut kemudian dibudidayakan di beberapa wilayah dingin seperti di Lembang, Bandung. Meski sapi perah diimpor ke Indonesia, susu hasil perah tersebut hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhkan pangan orang Eropa saat itu, bukan untuk kaum pribumi. Seiring berjalannya waktu orang pribumi mulai meniru kebiasaan orang Belanda tersebut, beberapa warga pribumi yang mendapat pendidikan, akhirnya mengetahui kandungan gizi dalam susu, sehingga mereka mulai mengajak masyarakat lainnya untuk mengkonsumsi susu dan beberapa olahan susu lainnya seperti keju dan mentega yang dibawa oleh Belanda ke tanah air.
 
 
Penduduk Indonesia mulai mengenal susu hewan sejak 
kedatangan bangsa kolonial
yang membawa kebiasaan "minum susu" dari negaranya 
 
 Dikutip dari laman goodnewsfromindonesia.id, wilayah Indonesia yang kedatangan sapi impor adalah kawasan Lembang, Bandung. Lembang dipilih karena kondisi iklimnya yang mendukung, sesuai dengan cuaca yang ada di Belanda dan disisi lain disana ada banyak pemukiman orang Eropa sebagai target pemasarannya. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1938 di wilayah Bandung terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Hasil produksi susu ini ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale (B.M.C) untuk diolah sebelum disalurkan kepada para langganan di dalam maupun di luar kota. Direktur B.M.C dengan nada sedikit sombong pernah menulis: "Vergeet U niet, dat er in geheel Nederlandsch Oost - Indie slechts een Melk centrale is, en dat is de Bandoengsche Melkcentrale (Anda jangan lupa, bahwa di seantero Nusantara ini cuma ada satu pusat pengolahan susu dan itu adalah Bandoengsche Melk Centrale)".

Berkat dukungan media masa, yang melalui iklannya turut menciptakan daya tarik orang Indonesia untuk mengonsumsi susu dan produk olahan susu. Iklan-iklan susu dan produk olahan dari susu dikemas dengan sangat menarik dan dijual ke pasar-pasar tradisional yang dapat dijangkau masyarakat secara luas. Iklan-iklan dalam koran dan masalah ikut mempropagandakan untuk minum susu. Ketika industri periklanan sudah makin berkembang di masa akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, salah satu yang dipropagandakan dan sering dilontarkan ke media masa adalah dorongan masyarakat untuk minum susu. Saat ini, susu telah menjadi minuman atau bahan pangan orang Indonesia sehari-hari. 

Di Indonesia, peringatan hari susu sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 dengan tanggal peringatan yang sama yaitu tanggal 1 Juni. Setiap tahun, Indonesia juga ikut aktif dalam peringatan Hari Susu Sedunia, pada tahun 2021 pemerintah memperingatinya dengan mengusung tema "Enjoy Dairy". Namun, meskipun susu memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, di Indonesia tigkat konsumsi susu di tengah masyarakat masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebagaimana dikutip dari laman kompas.com, erdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) 2021, tingkat konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia tahun 2020 adalah 16,27 kg/kapita/tahun, meningkat 0,25 persen dari tahun 2019. Namun, jumlah ini masih di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (36,20, Myanmar (26,7), dan Thailand (22,2).

Rendahnya konsumsi susu di Indonesia juga dipicu oleh rendahnya produksi susu di negara ini. Dilansir dari laman Ditjen PKH, seperti yang diberitakan oleh kumparan.com, Produksi Susu Segar dalam Negeri (SSDN) dinilai masih rendah, hanya 8–13 liter per ekor setiap harinya, sedangkan konsumsi susu masyarakat Indonesia masih berkisar 16,23 kg per kapita setiap tahun. Saat ini tidak lebih dari 20 persen peternakan lokal yang bisa memasok bahan baku susu, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, Indonesia lebih banyak mengandalkan impor. Hal ini menjadi PR tersendiri bagi pemerintah Indonesia bagaimana agar produksi susu perah didalam negeri bisa ditingkatkan, yang pada gilirannya nanti akan meningkatkan pula jumlah konsumsi susu yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh ini.
 
 
Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah,
salah satunya dipicu oleh rendahnya
produksi susu dari peternak 
 
 Jika dilihat dari kandungan gizinya, susu merupakan sumber nutrisi yang penting bagi tubuh seperti kalsium, protein, vitamin D, vitamin A, vitamin B12, kalium, selenium, kalori, lemak, fosfor, dan folat. Berbagai kandungan yang baik untuk tubuh ini tidak hanya dibutuhkan oleh anak kecil, tetapi juga untuk orang dewasa dan lansia. Dari vitamin D dan kalsium yang dikandung dalam susu, tubuh bisa mendapatkan kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Dilansir dari Medical News Today, sudah ada penelitian yang menemukan bahwa lansia yang rutin mengonsumsi susu memiliki glutathione tinggi dan antioksidan yang kuat di otaknya. Artinya, kesehatan otak jadi tetap terjaga.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, secara ilmiah, susu kaya akan protein dan mengandung asam amino tinggi, yang penting untuk pertumbuhan. Di malam hari, ada beberapa asam amino yang bekerja lebih optimal saat beristirahat. Saat tidur tubuh berada dalam kondisi puasa dan tubuh kekurangan energi. Dalam kondisi ini, tubuh akan mengambil energi cadangan, salah satunya dari otot. Dengan minum susu sebelum tidur, tubuh menabung asupan energi yang nantinya akan digunakan oleh tubuh saat tertidur. Namun ada mitos bahwa minum susu di malam hari membuat tubuh jadi gemuk, sehingga banyak yang menghindari minum susu sebelum tidur. Faktanya, salah satu faktor yang bisa menambah berat badan adalah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan. Yang perlu diperhatikan adalah jarak antara waktu mengonsumsi susu dan tidur di malam hari. Pastikan memberi waktu yang cukup untuk badan mencerna susu sebelum tidur.
 
 
Variasi olahan susu kini semakin banyak 
dan mampu meningkatkan kembali 
tingkat konsumsi susu oleh masyarakat
 
Sementara itu, alodokter.com menyatakan bahwa untuk mendapatkan manfaat dari susu, bukan hanya jumlah konsumsinya yang harus diperhatikan, namun harus juga memperhatikan waktu minumnya yang tepat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum susu setelah olahraga baik untuk meningkatkan pembentukan masa otot dan mengurangi kadar lemak di dalam tubuh. Meski mengandung banyak manfaat, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan saat minum susu. Salah satunya adalah efek minum susu bersama dengan makanan tertentu, seperti pisang. Mengonsumsi susu dan pisang bersamaan secara rutin bisa menyebabkan berat badan bertambah. Hal ini karena susu dan pisang sama-sama mengandung kalori yang cukup tinggi. Ditambah lagi, jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter agar tahu kapan waktu minum susu dan berapa takaran yang tepat.

0 Response to "1 JUNI, DIPERINGATI SEBAGAI HARI SUSU SEDUNIA (WORLD MILK DAY)"

Post a Comment