RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 19 AGUSTUS

 
19 AGUSTUS
DIPERINGATI SEBAGAI HARI DEPARTEMEN LUAR NEGERI RI

Hari Departemen Luar Negeri Indonesia diperingati setiap tanggal 19 Agustus. Sebagaimana dikutip dari idntimes.com, peringatan ini diadakan untuk mengenang berdirinya Departemen Luar Negeri pada 19 Agustus 1945, dua hari setelah diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia. Peringatan ini mengacu pada pembentukan Departemen Luar Negeri pada 19 Agustus 1945, dimana tugas departemen kuar negeri kala itu adalah untuk berdiplomasi, mengupayakan dukungan internasional, dan solidaritas untuk memperoleh pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, masa-masa tersebut penuh dengan berbagai upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia agar diakui oleh masyarakat dunia. Salah satunya melakukan perjanjian Linggarjati dengan pemerintah Belanda pada bulan Maret 1947.

Selain perjanjian Linggarjati, departemen luar negeri juga terlibat dalam beberapa perjanjian lain, yaitu perjanjian Renville pada 1948 yang membahas tentang pengakuan atas RI meliputi Jawa dan Sumatra dan perjanjian onferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, dimana pada momen ini diplomasi Indonesia berhasil mengembalikan keutuhan wilayah Republik Indonesia dengan membatalkan Perjanjian KMB. Perjuangan dalam menegakkan kemerdekaan dan watak politik luar negeri Indonesia menjadi sangat krusial pada lima tahun pertama kemerdekaan. Dengan semangat diplomasi yang cukup besar, Indonesia berhasil mendapat dukungan internasional di PBB pada 1950. Seiring berjalannya waktu, Departemen Luar Negeri melakukan restrukturasi organisasi dan mengubah namanya menjadi Kementerian Luar Negeri alias Kemlu yang didukung oleh Undang-undang RI No. 39 Tahun 2008.

19 AGUSTUS 1981
BERDIRINYA UNIVERSITAS HALU OLEO

Cikal bakal Universitas Halu Oleo adalah berdirinya perguruan tinggi swasta filial dari Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 1964. Setelah tujuh belas tahun berselang, Universitas Haluoleo diresmikan sebagai perguruan tinggi negeri pertama di Sulawesi Tenggara oleh Dirjen Pendidikan Tinggi; Prof. Dr. Doddy Tisnaamidjaja mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang masa itu dijabat oleh Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tangggal 19 Agustus 1981 sebagai perguruan tinggi negeri ke 42 di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 tahun 1981. Ketika diresmikan, Universitas Haluoleo menempati kampus Kemaraya yang arealnya hanya seluas 7 Ha dan memiliki 4 fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Fakultas Ekonomi; Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; serta Fakultas Pertanian. 

Dua tahun kemudian  dimulailah pembangunan kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu yang menempati areal 250 Ha, yang ketika itu berada di pinggiran Kota Kendari, berjarak 14 kilometer dari pelabuhan laut Teluk Kendari. Pembangunan kampus yang relatif luas ini membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun. Setelah proses pembangunan selesai, pada tanggal 4 April 1994, kampus ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro. Falam peresmian ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus menutup pengoperasian Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sekolah Guru Olahraga (SGO), sehingga semua fasilitas berikut tenaga pengajar dan karyawannya dialihkan ke Universitas Haluoleo. Sejak saat itu Universitas Haluoleo memiliki dua kampus perkuliahan utama, yakni; Kampus Kemaraya dan Kampus Anduonohu, ditambah dua kampus pendukung perkuliahan bekas SPG dengan luas areal 4 ha dan 3 ha bekas SGO. 

Sebagai Perguruan Tinggi terkemuka di jazirah tenggara Pulau Sulawesi, Universitas Haluoleo secara aktif memberi sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan 1528 desa, 67 kecamatan, 4 kabupaten, 2 Kotamadya dan 1 Kota Administratif yang ada di wilayah ini. Kata “Haluoleo” diambil dari nama salah seorang raja pada Kerajaan Konawe yang hidup sekitar abad tujuh belas. Haluoleo selain dikenal sebagai pemimpin yang bijak, diyakini pula sebagai ksatria yang tak kenal menyerah dan gigih membela tanah tumpah darahnya. Secara harfiah Haluoleo berarti delapan hari dalam bahasa Tolaki (bahasa penduduk asli Kerajaan Konawe yang mendiami Kendari). Halu Oleo secara filosofi memiliki makna delapan penjuruh mata angin, yang juga merupakan suatu visi global yang menjadi spirit dari UHO, dari dan menuju ke delapan mata angin. Seluruh sivitas akademika harus berkontribusi positif memakmurkan bumi dan umat manusia.

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 19 AGUSTUS"

Post a Comment