RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 03 AGUSTUS

 
3 AGUSTUS 1837 - BERAKHIRNYA PERANG PADRI
Perang Padri, sebagaimana dikutip dari tirto.id, adalah perang saudara yang pernah terjadi di Minangkabau, tepatnya di wilayah Kerajaan Pagaruyung yang kini termasuk Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Latar belakang sejarah Perang Padri berawal dari masalah agama (Islam) dan adat, sebelum penjajah Belanda ikut campur tangan. Sejarah atau latar belakang Perang Padri dimulai pada 1803 ketika tiga orang Minangkabau pulang dari Makkah usai menjalankan ibadah haji di tanah suci. Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang. Ketiga haji ini awalnya berniat memperbaiki syariat Islam di Minangkabau yang belum sepenuhnya dijalankan.

Ulama bernama Tuanku Nan Renceh tertarik untuk ikut andil dan mendukung niat ketiga haji tersebut, ia bergabung dan turut mengajak orang lain untuk turut serta pula, hingga terbentuk sebuah kelompok bernama Harimau nan Salapan. Harimau nan Salapan meminta pemimpin Kesultanan Pagaruyuang (Pagaruyung), Sultan Arifin Muningsyah, dan kerabat kerajaan bernama Tuanku Lintau, untuk bergabung dan meninggalkan kebiasaan adat yang tidak sesuai dengan syariat Islam, namun ia menolak. Hal ini membuat "Kaum Padri", yaitu kelompok agamis yang digalang Harimau nan Salapan menggunakan cara keras untuk mengubah kebiasaan kaum adat dengan sebutan misi Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.

Pada 1803, seorang tokoh ulama bernama Tuanku Pasaman memimpin serangan kaum Padri ke Kerajaan Pagaruyang. Inilah awal mula "Perang Padri" pecah, dan pada awal serangan ini, kaum Padri berhasil menyudutkan kaum adat. Karena terdesak, kaum adat kemudian meminta bantuan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang saat itu menjajah wilayah Nusantara, termasuk Minangkabau. Sebagaimana dikutip dari kompas.com, kaum adat menandatangani suatu perjanjian penyerahan Minangkabau kepada Belanda, agar mereka mau membantu. Di tahun 1822, pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Kolonel Raff mengusir kaum Padri dari Kerajaan Pagaruyung.

Pada Januari 1825, terjadi gencatan senjata dengan adanya Perjanjian Masang, karena dalam waktu bersamaan pemerintah Belanda tengah berhadapan dengan perang di Eropa dan sekaligus di Jawa melawan Pangeran Diponegoro. Pada kesempatan itu, Kaum Padri yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol mencoba melakukan pemulihan kekuatan dan mencoba merangkul kaum Adat untuk bersama-sama berjuang melawan Belanda. Melihat keterlibatan Belanda justru membuat keadaan semakin kacau, pada 1833, kaum Adat bergabung dengan Kaum Padri dan bersama-sama berjuang melawan Belanda. Perang bukan lagi antara Kaum Padri dan Kaum Adat, namun rakyat Minangkabau melawan Belanda. Perang Padri berakhir pada 3 Agustus 1937, setelah dengan siasat liciknya Belanda berhasil menangkap Tuanku Imam Bonjol, dan Benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda.

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 03 AGUSTUS"

Post a Comment