DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN JULI 2022 (PART 4)

 
27 JULI 2022 - HARI JADI KOTA KEDIRI KE-1143 (879 - 2022)
Kota Kediri, sebagaimana dikutip dari laman resminya kedirikota.go.id, merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kota Kediri terbagi menjadi 3 kecamatan dan 46  kelurahan, yang pada tahun 2011 terdiri dari 85 lingkungan, 319 RW dan 1.417 RT.  Wilayah Kecamatan Kota meliputi 17 Kelurahan, 20 lingkungan, 99 RW dan 473 RT. Kecamatan Pesantren meliputi 15 Kelurahan, 29 lingkungan, 124 RW, dan 492 RT dan Kecamatan Mojoroto meliputi 14 Kelurahan, 36 lingkungan, 96 RW dan 452 RT.Wilayah barat sungai secara keseluruhan termasuk dalam wilayah Kecamatan Mojoroto dengan luas wilayah 24,60 km2, dan timur sungai sebagian termasuk dalam wilayah Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren masing-masing dengan luas wilayah 14,90 km2 dan 23,90 km2. Posisi Kota Kediri sangat strategis mengingat terletak di jalur lintasan Surabaya-Tulungagung, Blitar-Nganjuk dan Kabupaten Kediri-Nganjuk. 

Sejarah berdirinya Kota Kediri, sebagaimana dikutip dari jawapos.com, didasarkan atas keterangan dalam Prasasti Kwak yang ditemukan di Desa Ngabean, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1892. Pada prasasti tersebut berangka tahun 801 saka atau tanggal 27 Juli 879 M. Dalam prasasti itu terdapat keterangan tentang penganugerahan sima atas warga Desa Kwak oleh Kerajaan Mataram (kuno), yang diyakini berada di wilayah Kerajaan Kediri. Tanah Sima ini sangat subur, dialiri air patirtan Tirtayasa sehingga dapat menyejahterakan masyarakat Kota Kediri hingga kini. Penetapan hari jadi Kota Kediri berdasarkan prasasti Kwak ini sempat menjadi polemik tentang validitasnya. Pernah muncul perdebatan dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi Nasional dan Kongres Ikatan Ahli Arkelologi Indonesia yang digelar pada 23-28 Juli 2002 di Kediri. Meski demikian, tanggal 27 Juli ditetapkan dan diperingati sebagai Hari Jadi Kota Kediri.

Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia. Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA. Peringatan hari jadi Kota Kediri seriap tahun selalu diisi dengan prosesi "Manusuk Sima", dimana prosesi ini sendiri ibarat napak tilas pada lahirnya kota penuh sejarah ini. Diawali dengan kirab prasasti oleh para seniman dan budayawan menuju panggung yang telah disediakan untuk berlangsungnya prosesi inti. Setelah itu, kemudian dibacakan naskah Jawa yang menggambarkan awal mula Kediri dan prosesi Manusuk Sima itu juga diiringi dengan tarian-tarian yang kental dengan tradisi di Kediri.

Tahun 2022 ini, sebagaimana dikutip dari aboutmalang.com, merupakan hari jadi Kota Kediri ke-1143, tema yang diusung tahun ini yaitu "Bangkit Bareng Kota Kediri 1143". Untuk memeriahkan HUT Kota Kediri, tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mengadakan lomba lari dengan nama : Kota Kediri Berlari : Sat Set Das Des "Bangkit Bareng Kota Kediri 1143". Pendaftaran perlombaan ini akan dibuka mulai tanggal 28 Juni 2022 hingga berakhir tanggal 11 Juli 2022 dan memperebutkan total hadiah Rp. 44.900.000. Lomba ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2022 bertempat di Kawasan Wisata Selomangleng dengan jarak tempuh kurang lebih 6 kilometer dan dimuali pada pukul 06.00 - 10.00 WIB. Start dari Area Welcome Gate loket Wisata Goa Selomangkleng, kemudian mengkuti rute yang telah ditentukan panitia, hingga finish di sebelah kanan Area Welcome Gate loket Wisata Goa Selomangkleng.

27 JULI 2022 - HARI JADI KABUPATEN REMBANG KE-281 (1741 - 2022)
Kabupaten Rembang, sebagaimana dikutip dari kompas.id, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Hari jadi Kabupaten Rembang ditetapkan pada tanggal 27 Juli 1741 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Rembang Nomor 6 Tahun 1993 tentang hari jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Rembang. Penetapan tanggal itu didasarkan pada peristiwa heroik saat Ingabehi Anggadjaja selaku Bupati Rembang saat itu mengobarkan perang suci untuk melawan kompeni di Rembang dan bertepatan pula dengan meletusnya perang Pecinan. Kabupaten Rembang tercatat sebagai daerah yang kaya akan sejarah masa lampau. Di Kabupaten ini, terdapat peninggalan sejarah, seperti daerah Lasem yang kental dengan budaya China yang menjadikan Rembang dijuluki sebagai "Little Tiongkok".

28 JULI 2022 - HARI JADI KABUPATEN KLATEN KE-218 (1804 - 2022)
Sejarah Klaten, sebagaimana dikutip dari laman resminya klatenkab.go.id, tersebar diberbagai catatan arsip-arsip kuno dan kolonial, arsip-arsip kuno dan manuskrip Jawa. Catatan itu seperti tertulis dalam Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag. Dalam bundel arsip Karesidenan Surakarta menjadikan rujukan sejarah Klaten seperti tercantum dalam Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Brieven van den Soesoehoenan 1784-1810, Daghregister van den Resi dentie Soerakarta 1819, Reporten 1787-1816, Rijksblad Soerakarta dan Staatblad van Nederlandsche Indie. Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ing Ngayogyakarta, Babad Tanah Jawi dan Babad Sindula menjadi sumber lain untuk menelusuri sejarah Klaten.

Baik sumber arsip kolonial, arsip kuno maupun manuskrip Jawa ternyata saling memperkuat dan melengkapi dalam menelusuri sejarah Klaten. Cerita Kyai dan Nyai Mlati dianggap sebagai sumber terpercaya yang diakui sebagai cikal bakal kampung dan asal muasal nama Klaten yang konon tinggal di kampung Sekalekan. Kedua abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton (Serat Narpawada, 1919:1921). Sejarah Klaten juga dapat ditelusuri dari keberadaan Candi-candi Hindu, Budha maupun barang-barang kuno. Asal muasal desa-desa kuno tempo dulu menunjukan keterangan terpercaya. Desa-desa seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, Mirah-mirah maupun Upit. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Maeshi oleh Raden Rakai Kayuwangi.

Berdirinya Benteng atau loji Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah Klaten. Pendirian benteng tersebut peletakan batu pertamanya dimulai pada hari sabtu Kliwon, 12 rabiulakir, Langkir, Alit 1731 atau sengkala RUPA MANTRI SWARANING JALAK atau dimaknai sebagai tanggal 28 Juli 1804. Sumber sejarah ini dapat ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sepehi. Catatan sejarah ini oleh pemerintah Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati setiap tahun. Sebelum ada pandemi, peringatan hari jadi yang digelar dalam satu rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain upacara, rangkaian kegiatan diisi dengan pentas budaya, karnaval, serta lomba. Seperti pada peringatan Hari Jadi Klaten pada 2019 dimeriahkan dengan Klaten Lurik Carnival serta pentas musik INBOX.

Bupati Klaten Sri Mulyani, sebagaimana dikutip dari solopos.com, menjelaskan bahwa upacara peringatan Hari Jadi ke-218 Klaten digelar di Stadion Trikoyo Klaten pada 28 Juli 2022 lantaran alun-alun dalam proses revitalisasi. “Pada peringatan hari jadi tahun ini alhamdulillah Klaten sudah masuk PPKM Level 1. Kegiatan yang mengumpulkan banyak orang masih dibatasi tetapi sudah boleh,” kata Mulyani pada Minggu 12 Juni 2022. Rangkaian peringatan hari jadi tahun ini bakal digelar zikir dan selawat dengan mengundang Habib Syech. Pemkab masih membahas lokasi untuk menggelar kegiatan itu, mempertimbangkan kemudahan akses serta ketersediaan kantong parkir. Selain itu, nantinya juga akan ada pentas wayang kulit dan pentas hiburan, namun terkait dengan artis yang akan diundang masih dalam pembahasan.

28 JULI 2022 - HARI JADI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN (2003 - 2022)

Sebagaimana dikutip dari laman resminya humbanghasundutankab.go.id, Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Dairi. Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias.

Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 

Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR-RI melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan  Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Ditahun 2022 ini, Kabupaten Humbang Hasundutan genap berusia 19 tahun.

29 JULI 2022 - HARI BHAKTI TNI ANGKATAN UDARA
Setiap tahunnya, tanggal 29 Juli diperingati sebagai Hari Bhakti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).  Peringatan ini dilatarbelakangi oleh serangan udara di tiga daerah dan wafatnya tiga pelopor TNI AU pada 74 tahun yang lalu. Sebagaimana dikutip dari tempo.co, peristiwa heroik tersebut bermula ketika Belanda mengingkari perjanjian Linggarjati. Belanda memutus hubungan diplomatik secara sepihak dan melakukan serangan militer ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk ke beberapa pangkalan udara di Pulau Jawa dan di Bukittinggi, Sumatera Barat. Serangan ini berlangsung pada 21 Juli 1947 dan dikenal sebagai Agresi Belanda I. Serangan Belanda menjadi tamparan menyakitkan bagi TNI AU yang kala itu baru saja tumbuh. 

Pada 28 Juli 1947, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Komodor Suryadi Suryadarma dan Komodor Muda Halim Perdanakusuma memanggil empat kadet penerbang guna merencanakan operasi rahasia untuk menyerang kedudukan Belanda. Empat kadet penerbang tersebut diantaranya Suharnoko Harbani, Sutardjo Sigit, Mulyono dan Bambang Saptoadji. Meskipun operasi rahasia itu bersifat sukarela, keempatnya tidak mundur dan justru merasa terhormat. Pada pagi hari 29 Juli 1947, operasi rahasia TNI AU dilaksanakan. Kadet Penerbang Sutardjo Sigit dan Suharnoko Harbani bertugas melancarkan serangan ke Salatiga dan Ambarawa. Kadet Penerbang Mulyono diperintahkan menyerang Semarang. Sementara Kadet Penerbang Bambang Saptoadji yang mulanya diperintahkan untuk mengawal pesawat yang diawaki Kadet Penerbang Mulyono harus batal berangkat karena pesawatnya belum selesai diperbaiki.

Serangan ke tiga kota akhirnya berhasil dan para Kadet Penerbang kembali dengan selamat di Pangkalan Udara Maguwo. Serangan ini tidak hanya menurunkan mental kubu Belanda, tetapi juga meningkatkan semangat juang bangsa dan menjadikan kedaulatan Negara Republik Indonesia diakui dunia. Pada sore hari 29 Juli 1947, Belanda meluncurkan serangan balasan. Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa sumbangan obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia ditembaki saat hendak mendarat di Pangkalan Udara Maguwo. Akibatnya, pesawat oleng dan jatuh di Desa Ngoto, 3 kilometer sebelah selatan Yogyakarta. Musibah ini menewaskan tiga tokoh perintis TNI AU, yakni Komodor Muda Adisucipto, Komodor Muda Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Adisumarmo.

Jatuhnya pesawat dan gugurnya tiga tokoh TNI AU kala itu meninggalkan duka yang amat mendalam. Guna mengenang ketiganya, mulai tahun 1955, tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Berkabung. Namanya kemudian diubah menjadi Hari Bhakti TNI AU pada 1962 dan terus diperingati hingga saat ini. Sebagaimana dikutip dari sindonews.com, Aspers Kasau Marsekal Muda TNI Elianto Susetio, S.IP., M.Si., membuka acara Bakti Sosial Kesehatan dalam rangka peringatan ke-75 Hari Bakti TNI Angkatan Udara, dengan tema “Dilandasi Semangat Kepahlawanan 29 Juli 1947 TNI AU Siap Mewujudkan Angkatan Udara Yang Disegani di Kawasan.” Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Siaga Bencana RSPAU dr. S Hardjolukito pada hari kamis tanggal 23 Juni 2022.

30 JULI 2022 - HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA

Lahirnya gerakan pramuka (Praja Muda Karana), sebagaimana dikutip dari istts.ac.id, ditandai dengan adanya beberapa peristiwa, yaitu Hari Gerakan Pramuka dan Hari Ikrar Pramuka. Hari Ikrar Gerakan Pramuka diperingati pada 30 Juli setiap tahunnya. Sedangkan Hari Gerakan Pramuka dirayakan setiap tanggal 14 Agustus. Kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia, ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung sejak tahun 1923. Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang ditetapkan berdasarkan momentum peleburan dari berbagi organisasi Gerakan Pramuka pada 30 Juli 1961. Saat itu, semua organisasi kepanduan menyatakan akan bersatu dalam wadah pramuka. Istana Olahraga Senayan menjadi saksi bisu dalam bersatunya organisasi dalam wadah Pramuka.

Cikal bakal kepanduan di Indonesia, sebagainana dikutip dari tirto.id, juga ditandai dengan kemunculan berbagai organisasi kepanduan. Misalnya Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta pada tahun yang sama, Hizbul Wahton (HW) pada 1918, Jong Java Padvinderij (JJP) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), dan Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS). Untuk membedakan kepanduan milik Belanda dan Indonesia, tokoh KH Agus Salim memperkenalkan isilah "Pandu" atau "Kepanduan" untuk organisasi Kepramukaan dari Indonesia. Pada 23 Mei 1928 dibentuk Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang beranggotakan gabungan INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS. Empat bulan setelah proklamasi Indonesia, tepatnya 28 Desember 1945, lahir kepanduan nasional yang dinamakan Pandu Rakyat Indonesia.

Perjalanan Pramuka pun masih berliku saat itu. Dengan jumlah organisasi kepanduan yang mencapai ratusan dan terbagi ke beberapa federasi, dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Lalu, mengingat masih kurang kompaknya antara anggotanya di Perkindo, pemerintah dan MPRS berusaha membenahinya di tahun 1960. Pada saat itu, Soekarno membentuk kepanitiaan pembentukan gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 bertanggal 11 April 1961. Panitia terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Aziz Saleh, Muljadi Djojo Martono, dan Achmadi. Panitia ini selanjutnya mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, bertanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka.

Hari Tunas Gerakan Pramuka ditetapkan berdasarkan hari sewaktu dilakukannya Pidato Presiden / Mandataris MPRS di hadapan perwakilan berbagai organisasi kepanduan Indonesia, yaitu 9 Maret 1961. Sementara itu, ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 bertanggal 20 Mei 1961 tentang penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan, dijadikan momentum Hari Permulaan Tahun Kerja. Hari tersebut adalah tonggak untuk pendidikan kepramukaan selain juga pada 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kemudian, hari bersejarah dalam Pramuka Indonesia selanjutnya yaitu Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang ditetapkan berdasarkan momentum peleburan berbagai organisasi Gerakan Pramuka pada 30 Juli 1961. Di Istana Olahraga Senayan saat itu, semua organisasi kepanduan menyatakan ini bersatu dalam wadah Pramuka.

30 JULI 2022 - TAHUN BARU ISLAM 1444 H
Pada tanggal 30 Juli 2022 tahun masehi saat ini, bertepatan juga dengan 1 Muharam 1444 Hijriyah, yaitu awal tahun bagi penanggalan Islam atau bisa dikatakan hari ini adalah tahun baru Islam. Asal usul Tahun baru Islam, sebagaimana dikutip dari laman sditattaubahbatuajibatam.sch.id, dimulai ketika seorang Gubernur bernama Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang diberikan kepada Khalifah Umar Bin Khatab RA. Kepada Khalifah Umar, Ia mengeluhkan bahwa dirinya bingung perihal surat yang tidak memiliki tahun. Hal inilah yang menyulitkannya saat penyimpanan dokumen atau pengarsipan. Kondisi inilah yang mendasari dibuatnya kalender Islam, yang mana saat itu Umat Muslim masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam tanpa angka tahun, hanya sebatas bulan dan tanggal. Rasulullah SAW sendiri menggunakan kalendar ini sebagai penyempurnaan waktu. Misal saja, mengembalikan bulan menjadi 12 dan tidak memaju mundurkan bulan atau hari yang semestinya masyarakat jahiliyah ketika itu. 

Sejarah tahun baru Islam berawal dari kebimbangan umat Islam saat menentukan tahun. Pada zaman sebelum Nabi Muhammad SAW, orang-orang Arab tidak menggunakan tahun dalam menandai peristiwa apa pun. Tapi, hanya menggunakan hari dan bulan sehingga cukup membingungkan. Sebagai contoh, pada waktu itu Nabi Muhammad lahir pada tahun Gajah. Hal ini menjadi bukti bahwa pada waktu itu kalangan masyarakat Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun. Berawal dari sini, para sahabat Rasulullah SAW pun berkumpul untuk menentukan kalender Islam. Salah satunya yang hadir adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah. Mereka mengusulkan kalender Islam berdasarkan hari kelahiran Nabi Muhammad, ada yang mengusulkan sejak Nabi Muhammad diangkat sebagai rasul. Namun, usul yang diterima adalah usulan dari Ali Bin Abi Thalib di mana beliau mengusulkan agar kalender Hijriah Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.
 
Dari usul Ali Bin Abi Thalib inilah sejarah kalender Islam pertama kali dibuat dan sejarah tahun baru Islam muncul. Total 12 bulan dalam sistem penanggalan Islam juga tercantum dalam Al Quran surat At Taubah ayat 36-37, yang arti terjemahannya yaitu: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." Perumusan Kalender Islam, sebagaimana dikutip dari kompas.com, diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab, yang memanggil para sahabat untuk membahas permasalahan ini. Dalam pertemuannya, Khalifah Umar dan sahabat sepakat untuk menggunakan sistem kalender yang ada (pra-Islam) untuk kemudian disempurnakan.

Sempat terjadi perbedaan pendapat tentang kapan awal tahunnya, namun akhirnya kedepakatan tercapai ketika Ali bin Abi Thalib mengusulkan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dihitung sebagai permulaan kalender atau tahun baru Islam. Dipilihnya momentum hijrahnya Nabi merupakan simbol perpindahan umat Islam dari masa jahiliyah ke masyarakat madani. Pendapat ini disetujui oleh para sahabat, termasuk Khalifah Umar. Setelah itu, dibuatlah kalender Islam dengan nama Kalender Hijriah. Penetapan Kalender Hijriah itu terjadi pada 638 Masehi, atau 17 tahun pasca-hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Sehingga, pada saat itu disepakati bahwa 1 Muharam adalah hari pertama dalam Kalender Hijriah atau tahun baru Islam dan tahun 1 Hijriah adalah ketika Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar hijrah dari Mekkah ke Madinah (pada 622 M). Di Indonesia, tahun baru Hijriah atau 1 Muharam juga bertepatan dengan 1 Suro dalam Kalender Jawa atau tahun baru Jawa.

30 JULI 2022 - HARI JADI KABUPATEN BENGKALIS KE-510 (1512 - 2022)
Sejarah Kabupaten Bengkalis, sebagaimana dikutip dari halloriau.com, dimulai dari kepemimpinan Sultan Mahmud Syah Sultan Malaka, yang mengutus Hang Nadim yang merupakan anak dari Hang Jebat, untuk membangun kekuatan tempur di Bengkalis dan Bukit Batu untuk  melawan Portugis. Bengkalis waktu itu, di bawah pimpinan Bathin Senggoro yang bernama Bathin Hitam mempersiapkan pasukan dari suku Senggeren. Bukit Batu mempersiapkan pasukan dari suku Tenggayun yang dipimpin Tun Megat, bersama suku-suku laut dibawah pengawasan Sultan Mahmud Syah. Dengan dipimpin oleh Laksamana Hang Nadim, Juli 1512, pasukan gabungan tersebut menyerbu pasukan Portugis di Pagoh Muar. Pasukan Portugis dipimpin oleh Fernaopires De Andrade. Dengan pertempuran yang sengit  akhirnya pasukan melayu gabungan dapat mengalahkan dan memukul mundur Portugis di Pagoh Muar. Peristiwa kemenangan suku Senggeren dari Bengkalis inilah yang menjadi dasar tim pencari data perumus hari jadi Bengkalis.

Tim ini dibentuk oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten  Bengkalis dengan diketuai oleh (alm) H. Zahary dengan mengambil kesimpulan dan mengusulkan Hari Jadi Bengkalis tanggal 30 Juli 1512. Penetapan Hari Jadi Bengkalis setiap tanggal 30 Juli ini merupakan ketetapan yang telah dikukuhkan melalui Keputusan DPRD Kabupaten Bengkalis Nomor 08/Keputusan/DPRD/2004. Ketetapan tersebut kemudian disahkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 20 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Bengkalis, sebagaimana dikutip dari laman resmi bengkaliskab.go.id. Jika dihitung dari angka tahun hari jadi Kabupaten Bengkalis yang telah disepakati, maka di tahun 2022 ini bengkalis merayakan hari jadinya yang ke 510.

31 JULI 2022 - HARI LAHIR KORPS PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII) WATI
Pelajar Islam Indonesia (PPI), sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, adalah organisasi massa Pelajar Islam yang bergerak di bidang kepelajaran dan perkaderan yang bertujuan terciptanya kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang berdasarkan Islam bagi segenap bangsa Indonesia dan umat manusia. Pembentukan PPI berawal dari Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 1947, dimana Yoesdi Ghozali (tokoh pendiri PPI), menyampaikan gagasannya untuk membentuk suatu organisasi bagi pelajar Islam yang dapat mewadahi segenap lapisan pelajar Islam yang saat itu terpecah dan belum terkoordinasi. Gagasan itupun disambut baik oleh seluruh peserta kongres.

Tindak lanjut keputusan Kongres itu, pada hari Ahad tanggal 4 Mei 1947 digelar pertemuan di Kantor GPII, Jalan Margamulyo No. 8 Yogyakarta. Dalam pertemuan itu hadir Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan wakil-wakil organisasi pelajar Islam lokal yang telah ada. Pertemuan yang dipimpin oleh Yoesdi Ghozali itu diputuskan berdirinya organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat pada pukul 10.00 WIB tanggal 4 Mei 1947. Setelah organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) berdiri, muncul gagasan untuk membentuk korps PPI yang dikhususkan untuk pelajar putri guna mempertegas dan menghapus citra negatif peran anggota PII putri hanya sebagai pengelola konsumsi. Fakta bahwa kesempatan bagi pelajar puteri untuk mengembangkan diri di PII relatif lebih terbatas dan pendek dibandingkan pelajar putra. 

Sebagaimana dikutip dari malahayati.ac.id, pada awalnya gagasan Korps PII Wati lahir di Training Centre (TC) Keputerian PII se-Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 20-28 Juli 1963 di Surabaya. Dalam TC berkembang kesadaran kuat untuk meningkatkan peranan dan kualitas kader dan kepemimpinan anggota PII putri. Selanjutnya dalam sidang keputerian Muktamar PII X Juli 1964 di Malang pada tanggal 31 Juli 1964, Koprs PII Wati Yogyakarta Besar diwakili St. Wardanah AR, Masyitoh Sjafei dan Hafsah Said mengajukan usulan pembentukan Koprs PII Wati. Sementara Sri Sjamsiar dari PB PII juga mengajukan usul serupa. Kedua usulan itu diterima dalam Muktamar tersebut. Akhirnya pada tanggal 31 Juli ditetapkan sebagai Hari lahir PII Wati.

Selanjutnya, sebagaimana dikutip dari laman resminya pbpii.or.id, Rapat Pleno I PB PII periode 1964-1966 yang dilangsungkan pada tanggal 6 September 1964 menugaskan Sri Sjamsiar selaku Ketua IV untuk mengkoordinir tindak lanjut Keputusan Muktamar X itu. Sebagai hasil dari tindak lanjut tersebut terbentuk Koprs PII Wati dengan Ketua pertama Siti Habibah Idris. Dalam perkembangan selanjutnya, Korps PII Wati semakin mandiri. Pengurus Korps PII wati tidak lagi dipilih dari bidang keputrian, namun dipilih dalam musyawarah khusus dalam institusi musyawarah PII. Korps PII wati juga memiliki struktur yang otonom sampai ke tingkat komisariat PII. PII Wati senantiasa memberikan warna dalam perjuangan PII dengan fokus kepada isu-isu tentang perempuan dan anak.

Part 1  -   Part 2   -   Part 3   -   Part 4

0 Response to "DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN JULI 2022 (PART 4)"

Post a Comment