DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN AGUSTUS 2022 - PART I

 
01 AGUSTUS 2022 : HARI ASI SEDUNIA
Hari ASI Sedunia, sebagaimana dikutip dari pikiran-rakyat.com, pertama kali diinisiasi oleh organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) dan UNICEF (United Nations Children's Fund), yang bertujuan mendukung para ibu menyusui di seluruh dunia. Hari ASI Sedunia atau yang dikenal juga dengan sebutan World Breastfeeding Week (WBW) diperingati selama tanggal 1-7 Agustus (7 hari), demi mengoptimalkan kesehatan gizi dari ibu untuk anak-anaknya. Awal mula peringatan ini bernama Pekan ASI Sedunia dan ditetapkan pada tahun 1992 silam. Lahirnya Hari ASI Sedunia ini dicetuskan setelah adanya forum World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pada 14 Februari 1991 silam. Hingga saat ini, Hari ASI Sedunia rutin diperingati secara berkelanjutan sampai dengan mengusung tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Peingatan hari ASI sedunia, sebagaimana dikutip dari ugm.ac.id, dibuat sebagai perlindungan serta dukungan terhadap ibu dalam memeberikan ASI eksklusif untuk bayinya selama 6-24 bulan. Selain itu, tujuan secara global dari perayaan ini adalah untuk mengoptimalkan kesehatan gizi dan kesehatan ibu beserta anak. WHO bersama American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif terhadap bayi tanpa makanan pendamping lain hingga berusia 6 bulan. Setelah itu, bayi tetap disusui sambil menerima makanan yang sesuai dan memadai hingga berusia 2 tahun. Air Susu Ibu (ASI) mengandung banyak zat dan nutrisi yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam ASI terdapat kandungan lemak, protein, karbohidrat, vitamin, serta mineral yang dibutuhkan bayi.

Sebagaimana dikutip dari kemkes.go.id, hingga saat ini sudah lebih dari 170 negara turut berpartisipasi mensukseskan program peringatan Pekan ASI Sedunia. Meskipun menyusui hanya dapat dilakukan para ibu (wanita) saja, namun diperlukan dukungan dan keterlibatan banyak pihak, baik dari keluarga, industri, perusahaan, dan pemerintah. Sebagaimana dikutip dari laman resminya worldbreastfeedingweek.org, tahun 2022 ini, pekan ASI Dunia akan mengusung tema "Step Up for Breastfeeding - Educate and Support", akan fokus pada penguatan kapasitas aktor yang harus melindungi, mempromosikan dan mendukung menyusui di berbagai lapisan masyarakat. Aktor-aktor ini membentuk rantai dukungan yang hangat untuk menyusui, baik itu pemerintah, fasilitas kesehatan, tempat kerja, dan masyarakat luas. Diharapkan nantinya mereka bisa tetap menyediakan dan mempertahankan lingkungan yang ramah menyusui bagi keluarga di dunia pascapandemi.

05 AGUSTUS 2022 : HARI DHARMA WANITA
Sejarah Dharma Wanita Persatuan, sebagaimana dikutip dari laman resminya dharmawanitapersatuan.id, berawal pada 5 Agustus 1974 saat organisasi para Isteri Pegawai Republik Indonesia pada masa Pemrintahan Orde Baru itu dibentuk dengan nama Dharma Wanita. Organisasi ini didirikan oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu Dharma Wanita beranggotakan para Istri Pegawai Republik Indonesia, Anggota ABRI yang dikaryakan dan Pegawai BUMN. Pada era Reformasi tahun 1998, organisasi wanita ini melakukan perubahan mendasar, tidak ada lagi muatan politik dari Pemerintah. Dharma Wanita menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral dari politik, Independen dan Demokrasi

Nama Dharma Wanita kemudian berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan, penambahan kata “Persatuan” disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional dibawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Perubahan organisasi ini tidak terbatas pada penambahan kata Persatuan namun juga berubah menjadi organisasi yang mandiri dan Demokrasi. Pada Munas Luar Biasa (Munaslub) Dharma Wanita yang diselenggarakan pada tanggal 6 – 7 Desember 1999, seluruh rancangan Anggaran Dasar disahkan dan menetapkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan terpilih, Ny. Dr. Nila F. Moeloek. Melalui munaslub ini, organisasi Dharma Wanita ditetapkan dan tanggal 7 Desember diperingati sebagai HUT Dharma Wanita. Namun penetapan untuk merayakannya dan memperingati hari Dharma Wanita diadakan setiap tanggal 5 Agustus.

05 AGUSTUS 2022 : DIES NATALIS UNIKA SOEGIJAPRANATA KE 40

Unika Soegijapranata, sebagaimana dikutip dari laman resminya unika.ac.id, berdiri pada tanggal 5 Agustus 1982. Sebelumnya universitas ini bernama Universitas Katolik Atma Jaya Semarang dan Institut Teknologi Katolik Semarang (ITKS). Di awal berdirinya, Unika Soegijapranata berlokasi di Jl. Pandanaran 100 Semarang dan hanya terdiri dari tiga Fakultas yakni Fakultas Teknik, Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Seiring dengan perkembangan Universitas, saat ini Unika Soegijapranata mengelola satu Program Diploma Perpajakan, 18 Program Sarjana S-1, dan sembilan Program Magister. Sejak pertengahan dekade 1990 seluruh aktifitas perkuliahan dipusatkan di kampus Bendan Duwur, yaitu kampus yang digunakan hingga kini di Jl. Pawiyatan Luhur IV/1, Bendan Duwur, Semarang.

Sejalan dengan perkembangannya, Unika Soegijapranata telah memiliki kerja sama dengan institusi perguruan tinggi lain di luar negeri, seperti Trinity Western University di Kanada dalam hal pendampingan mahasiswa Magister Profesi Psikologi untuk menjadi konselor korban bencana serta Radboud University Nijmegen untuk berbagai penelitian yang terkait dengan perubahan iklim, pembangunan dan migrasi. Unika Soegijapranata juga aktif dalam kolaborasi internasional penelitian lingkungan, khususnya pencemaran logam pantai dan ekspor nutrien, bersama tiga universitas Belanda: Free University, Wageningen University dan Open University. Jaringan dan kerjasama ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan berinteraksi dalam komunitas internasional.

Nama Soegijapranata diambil dari nama Mgr. Alb. Soegijapranata, yaitu seorang imam, Uskup Agung pribumi pertama, tokoh dan pahlawan nasional. Soegijapranata lahir di Surakarta, 25 November 1896. Masuk sebagai novis Serikat Yesus di Mariendaal, Grave, Belanda pada tanggal 27 September 1920, beliau ditahbiskan sebagai Imam pada tanggal 15 Agustus 1931 dan pada tanggal 20 September 1940 sebagai Uskup Agung Semarang. Perjuangan dan perhatian beliau dalam dunia pendidikan merupakan kelanjutan dari sikap gurunya, Rm. Frans Van Lith, SJ. Salah satu perjuangannya adalah mengangkat dua perguruan tinggi Katolik tertua di Bandung dan Yogyakarta hingga memperoleh status disamakan dengan perguruan tinggi negeri.

Sebagaimana dikutip dari unika.ac.id, Unika Soegijapranata Semarang bulan Agustus 2022 ini genap berusia 40 tahun. Serangkaian acara peringatan Dies Natalis sudah mulai digelar baik di kampus Bendan maupun kampus baru di BSB City sampai nanti pada puncak acara Dies, yaitu tanggal 6 Agustus 2022. Pada 6 Juli 2022 para dosen dan tenaga kependidikan Unika mengikuti kegiatan sharing pengalaman dari sejumlah mantan rektor dan rektor sekarang. Selain itu juga akan dilaksanakan kegiatan live in selama tiga hari dua malam di berbagai wilayah paroki di Jawa Tengah oleh para dosen dan tenaga kependidikan Unika. Ada 22 gereja yang akan dikunjungi, setiap tim ada enam sampai tujuh karyawan, outputnya adalah penyuluhan dan kegiatan lain. Unika juga akan mengadakan kegiatan kenduri di kampus Bendan dengan mengundang perwakilan masyarakat sekitar kampus

06 AGUSTUS 2022 : PERINGATAN BOM HIROSHIMA DAN NAGASAKI
Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, sebagaimana dikutip dari kompas.com, menjadi hari bersejarah yang tidak pernah terlupakan bagi Jepang dan masyarakat dunia, karena Amerika Serikat (AS) pada waktu itu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Aksi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki ini merupakan bentuk balasan dari pihak AS yang lebih dulu diserang oleh Jepang pada 7 Desember 1941, dimana pesawat tempur Jepang menghancurkan armada Pasifik AS yang berbasis di Pearl Harbor, Hawaii. Amerika Serikat membalas serangan tersebut dengan tujuan ingin segera menyelesaikan perang, yaitu mengirimkan pesawat pembawa bom atom ke Jepang. Pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima, yang kemudian disusul bom lanjutan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Alasan Sekutu memilih Kota Hiroshima dan Nagasaki sebagai target ledakan bom adalah karena dua kota ini merupakan kota penting bagi militer Jepang. Hiroshima merupakan markas militer Jepang, sehingga sangat tepat menjadi target utama Amerika Serikat untuk melemahkan pihak Jepang. Selain itu, Hiroshima juga dikenal sebagai kota pelabuhan besar di Jepang. Di Hiroshima, bom uranium seberat 4,4 ton yang diberi nama "Little Boy" dijatuhkan menggunakan Pesawat B-29 Enola Gay. Bom uranium dengan jumlah bahan bakar 64 kg uranium ini menghasilkan daya ledak setara 15 ribu ton TNT, dimana ledakannya menghancurkan 11,4 km persegi (4,4 mil persegi) wilayah yang berpenduduk 343.000 jiwa ini. Seperti dikutip dari sindonews.com, bom atom ini berhasil menewaskan ratusan ribu orang, sekitar 70 ribu orang tewas seketika, dan pada akhir tahun jumlah kematian telah melampaui 100 ribu jiwa. Selain itu, lebih dari 67 persen bangunan kota hancur atau rusak.

Sedangkan di Nagasaki, bom atom plutonium yang diberi nama "Fat Man" dijatuhkan, menghasilkan ledakan setara dengan 21 ribu ton TNT. Diketahui sebanyak 39.000 orang tewas dan 25.000 terluka. Selain itu, sekitar 40 persen bangunan kota hancur atau rusak parah. Selain korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, efek radiasi dari bahan radioaktif yang digunakan pada bom ini membawa dampak bahaya yang lebih luas, hingga selama bertahun-tahun kedua kota ini tifak bisa ditinggali. Untuk mengenang tragedi memilukan tersebut, 6 Agustus pun ditetapkan sebagai hari peringatan bom Hiroshima-Nagasaki. Kejadian ini, selain berpengaruh pada akhir Perang Dunia II, berpengaruh juga terhadap merdekanya bangsa Indonesia dari penjajahan. 

06 AGUSTUS 2022 : HARI JADI KABUPATEN PATI (1323 - 2022)

Pada tanggal 28 September 1993, sebagaimana dikutip dari kompas.com, bertempat di Pendopo Kadipaten Pati, diputuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebaga hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati. Tanggal 7 Agustus 1323 pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 2/1994 tanggal 31 Mei 1994. Sebenarnya tidak diketahui tanggal pasti perpindahan pusat pemerintahan dari Kadipaten Pesantenan ke Kadipaten Pati, hanya saja diperkirakan peristiwa itu terjadi antara bulan Juli dan Agustus 1323 M. Terkait tanggal yang dipilih, ada tiga tanggal baik yang ditemukan antara bulan Juli hingga Agustus, yaitu tanggal 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323. Sesuai dengan kesepakatan, maka tanggal 7 Agustus dipilih sebagai tanggal Hari Jadi Kabupaten Pati.

Sejarah Kabupaten Pati berawal dari sekitar tahun 1292, dimana pada masa itu di Pulau Jawa terjadi kekosongan pemerintahan. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari mulai surut, dan Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di pantai utara Pulau Jawa Tengah, muncul dua penguasa lokal, yaitu Penguasa Kadipaten Paranggaruda, adipatinya bernama Yudhapati. Kekuasaannya meliputi Sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara. Penguasa Kadipaten Carangsoka, adipatinya bernama Puspa Andungjaya. Wilayah kekuasaannya meliputi utara Sungai Juwana sampai pantai utara Jawa Tengah bagian timur. Hubungan kedua kadipaten ini sangatlah baik, sehingga keduanya bersepakat untuk mengawinkan putra putri mereka. Utusan Adipati Paranggaruda untuk menikahi Rara Rayangwulan diterima. Saat pernikahan berlangsung, tiba-tiba Rara pergi melarikan diri bersama dengan Dalang Sapanyana. Adipati Yudhapati merasa sangat dipermalukan, sehingga ia menyatakan permusuhan dengan Adipati Carangsoka.

Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin pertempuran, tetapi gugur. Pertempuran dilanjutkan oleh adik kandung Raden Kembangjaya. Dengan dibantu Dalang Sapanyana, Raden Kembangjaya berhasil menggugurkan Adipati Paranggardua, Yudhapati, dan putra lelakinya. Sebagai bentuk penghargaan, Raden Kembangjaya kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan oleh Adipati Carangsoka. Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengna mengganti nama Kadipati Pesantenan dengan gelar Adipati Jayakusuma. Adipati Jayakusuma ini memiliki putra tunggal bernama Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Adipati Pesantenan. Setelah itu, untuk kembali mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahannya dari Kadipaten Pesantenan menuju ke arah barat, yaitu Kadipaten Pati.

08 AGUSTUS 2022 : HUT ASEAN

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, sebagaimana dikutip dari tirto.id, didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Menteri Luar Negeri kelima negara duduk bersama di aula utama gedung Departemen Luar Negeri Bangkok, Thailand dan menandatangani sebuah dokumen, yang dari dokumen tersebut, ASEAN lahir. Lima Menteri Luar Negeri yang menandatangani dokumen tersebut yaitu: Adam Malik dari Indonesia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khoman dari Thailand. Kelima orang ini kemudian dijuluki sebagai Bapak Pendiri (The Founding Fathers) dari organisasi antar-pemerintah yang paling sukses di negara berkembang saat ini. Dokumen yang mereka tandatangani dikenal sebagai Deklarasi ASEAN atau Dekarasi Bangkok yang menjabarkan maksud dan tujuan dari Asosiasi itu.

Sebagaimana dikutip dari tribunnews.com, awalnya organisasi ini bertujuan untuk menggalang kerja sama antarnegara anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerja sama dalam berbagai bidang kepentingan bersama. Selanjutnya, organisasi ini membuat berbagai agenda yang signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ ZOPFAN) yang ditandatangani tahun 1971. Kemudian, pada tahun 1976 lima negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/ TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai. 

Dalam bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements (PTA) berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24 Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan on a preferential basis. Pada perkembangan selanjutnya, Agreement on the Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area berhasil disepakati di Singapura pada 28 Januari 1992. Kemajuan-kemajuan tersebut mendorong negara-negara lain di Asia Tenggara bergabung menjadi anggota ASEAN. Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984, Vietnam resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada pertemuan ke-28 pada 29-30 Juli 955, kemudian Laos dan Myanmar resmi menjadi anggota ke-8 dan ke-9 pada pertemuan ke-30 tanggal 23-28 Juli 1997, dan Kamboja resmi menjadi anggota ke-10 ASEAN dalam Upacara Khusus Penerimaan pada tanggal 30 April 1999 di Hanoi. Pada tahun 2022 ini, ASEAN akan memperingati hari ulang tahunnya ke-55 tahun. 

09 AGUSTUS 2022 : HARI MASYARAKAT ADAT INTERNASIONAL
Hari Masyarakat Adat Sedunia (Day of the World’s Indigenous Peoples), sebagaimana dikutip dari laman Universitas Indonesia, ui.ac.id, diputuskan oleh Majelis Umum PBB pada 23 Desember 1994 dalam resolusi 49/214. Tanggal ini juga menandai hari pertemuan pertama unit PBB Working Group on Indigenous Populations of the Sub-Commission on the Promotion and Protection of Human Rights, pada 1982. Perayaan Hari Masyarakat Adat diperingati sejak Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (The United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples) pada 13 September 2007. Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia diperingati setiap tanggal 9 Agustus untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan masyarakat adat secara global serta perlindungan hak-hak masyarakat adat. 

Masyarakat adat adalah pemegang keragaman budaya, tradisi, bahasa dan sistem pengetahuan yang unik. Mereka memiliki hubungan khusus dengan tanah mereka dan memiliki konsep pembangunan yang beragam berdasarkan pandangan dunia dan prioritas mereka sendiri. Diperkirakan ada 476 juta masyarakat adat di dunia yang tinggal di 90 negara. Mereka membentuk kurang dari 5 persen dari populasi dunia tetapi merupakan 15 persen dari yang termiskin. Mereka berbicara banyak sekali bahasa di dunia dan mewakili 5.000 budaya yang berbeda-beda. Terlepas dari perbedaan budaya mereka, masyarakat adat dari seluruh dunia memiliki masalah yang sama terkait dengan perlindungan hak-hak mereka sebagai masyarakat yang berbeda. Bahkan secara global, 47% dari semua masyarakat adat yang bekerja tidak memiliki pendidikan dan hampir tiga kali lebih mungkin hidup dalam kemiskinan ekstrim dibandingkan dengan masyarakat biasa.

Dikutip dari komnasham.go.id, deklarasi PBB tentang Masyarakat Adat memberikan arah dan harapan perubahan yang lebih baik bagi pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat yang, menurut International Labor Organization (ILO), diperkirakan berjumlah sekitar 374 juta jiwa di seluruh dunia dan sekitar 60 juta jiwa di Indonesia. Mereka termarginalkan oleh kebijakan pembangunan yang top-down dan eksploitatif terhadap sumber daya alam yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat adat. Di dalam Deklarasi tersebut ditegaskan, masyarakat adat berhak untuk menikmati secara penuh, baik secara kolektif maupun individual, segala macam hak asasi dan kebebasan mendasar seperti yang diakui dalam Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM, dan perangkat hukum internasional tentang HAM.

Sikap pemerintah Indonesia atas keberadaan masyarakat adat, tertuang dalam Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI yang diatur dalam undang-undang. Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 sebagai salah satu landasan konstitusional masyarakat adat menyatakan pengakuan secara deklaratif bahwa negara mengakui dan menghormati keberadaan dan hak-hak masyarakat hukum adat. Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan mengakui eksistensi masyarakat adat sepanjang telah dikukuhkan di dalam bentuk Peraturan Daerah. Namun sayangnya, dalam banyak hal, masyarakat adat mengalami kesulitan untuk mendapatkan pengakuan dalam bentuk perda, karena beberapa persoalan.

09 AGUSTUS 2022 : HARI JADI PROVINSI RIAU (1957 - 2022)

Hari jadi Provinsi Riau diperingati pada tanggal 7 Agustus di setiap tahunnya, tanggal tersebut diputuskan pada Konferensi Desentralisasi / DPRDS / DPDS se-Indonesia yang diadakan di Bandung tanggal 10 hingga 14 Maret 1955. Keputusan konferensi tersebut menyatakan bahwa Riau sah menjadi provinsi mandiri terhitung sejak 7 Agustus 1957. Sebagaimana dikutip dari batiqa.com, awalnya Riau merupakan kawasan yang berada di Provinsi Sumatera Tengah bersama Sumatera Barat dan Jambi. Sayangnya, pemekaran kawasan tersebut tidak berdampak signifikan bagi pembangunan Riau di berbagai sektor. Hingga akhirnya masyarakat Riau berinisiatif mendirikan provinsi baru, dan melepaskan diri dari provinsi Sumatera Barat dan Jambi.

Gerakan tersebut dimulai dengan Kongres Pemuda Riau (KPR) I pada tanggal 17 Oktober 1954 di Kota Pekanbaru. Kongres pertama tersebut menjadi momen awal terbentuknya Badan Kongres Pemuda Riau (BKPR) pada tanggal 27 Desember 1954. Selanjutnya, perwakilan BKPR berinisiatif menemui Menteri Dalam Negeri untuk mewujudkan otonomi daerah sebagai provinsi mandiri. Langkah besar ini pun sangat didukung oleh segenap masyarakat Riau. Hingga akhirnya pada tanggal 25 Februari 1955, diadakan sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Bengkalis, dimana sidang tersebut menghasilkan beberapa rumusan yang kemudian digunakan sebagai bahan dalam konferensi Desentralisasi / DPRDS / DPDS se-Indonesia yang diadakan di Bandung.

Sebagaimana dikutip dari laman resminya riau.go.id, pembangunan Provinsi Riau telah disusun melalui Undang-undang darurat No. 19 tahun 1957 yang kemudian disahkan sebagai Undang-undang No.61 tahun 1958. Kemudian elalui keputusan Presiden RI pada tanggal 27 Februari tahun 1958 No.258 / M / 1958, Mr.SM Amin ditugaskan sebagai Gubernur KDH Provinsi Riau pertama kali pada 5 Maret 1958 di Tanjung Pinang oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Sekjen Mr. Sumarman. Lalu / pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Desember / I / 44-25 pada tanggal 20 Januari 1959, Pekanbaru menjadi ibukota Provinsi Riau menggatikan Tanjung Pinang. Di tahun 2022 ini, Provinsi Riau akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 65 tahun.

Sebagaimana dikutip dari laman resminya riau.go.id, Hari Jadi Riau tahun ini akan sedikit berbeda dengan dua tahun sebelumnya, karena tahun ini Covid-19 berkurang, sehingga acara yang melibatkan banyak masyarakat dibolehkan. Berdasatkan informasi dari Ketua Panitia Hari Jadi ke 65 Provinsi Riau, Roni Rakhmat, Hari Jadi Riau kali ini akan melibatkan seluruh pemerintah kabupaten dan kota se-Riau, sebab Riau ini terdapat 12 kabupaten/kota. Pemprov Riau berencana akan membuat hiburan rakyat, yang dapat dinikmati masyarakat. "Akan ada banyak kegiatan yang dikemas di masing-masing OPD, misalnya di Dinas Pariwisata kita akan membuat Turing bersama, kemping bersama dan lainnya. Kemudian kita juga akan kumpulkan seluruh komunitas yang dilibatkan dalam perayaan Hari Jadi ke 65 Provinsi Riau", Ujar Roni.
 
<<  Part 1  -   Part 2   -   Part 3   -   Part 4  >>

0 Response to "DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN AGUSTUS 2022 - PART I"

Post a Comment