MUHAMMADIYAH PRODUKSI MIE INSTAN SENDIRI DENGAN NAMA MIEMU

 
Mie instant adalah makanan yang tak asing di telinga masyatakat Indonesia, bahkan hampir setiap orang pasti pernah mengkonsumsinya. Kepopuleran mie instan dipengaruhi oleh karena cara penyajiannya yang mudah dan praktis, rasanya yang enak dan harganya ramah di kantong. Saking populernya, mie instant sampai mendapat julukan sebagai "Mie Sejuta Umat". Sebagaimana dikutip dari databoks.katadata.co.id, konsumsi mi instan di Indonesia sebanyak 12,6 miliar porsi pada 2020, jumlah itu meningkat 120 juta porsi atau 0,96% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Bahkan jumlah kosumsi ini merupakan yang terbesar kedua di dunia, dimana urutan pertamanya ditempati oleh negara Tiongkok yang Konsumsi mi instannya mencapai 46,3 miliar porsi pada tahun 2020. Besarnya konsumsi mi instan di Indonesia terjadi karena menyasar semua kelas ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rumah tangga menengah atas (pengeluaran >Rp5-10 juta per bulan) memiliki proporsi terbesar dalam konsumsi mi instan di Indonesia, yaitu 96%.

Mi instan semakin populer akibat muncul berbagai varian cara memasaknya di pasaran. Banyak masyarakat yang mengkreasikan mi instan menjadi beragam sajian. Adapun, konsumsi mi instan di Indonesia dalam enam tahun terakhir paling tinggi pada 2015, yakni sebesar 13,2 miliar porsi. Sementara yang terendah pada 2019 yakni 12,5 miliar porsi. Besarnya konsumsi Mie Instant di Indonesia membawa dampak penjualan yang besar pula pada makanan ini, dilansir dari databoks.katadata.co.id, tercarat nilai penjualan ritel mi instan mencapai US$ 3,15 miliar pada 2020, dimana jumlah ini meningkat 7,8% dari US$ 2,92 miliar pada 2019. Peluang besar inipun, menggerakkan beberapa perusahaan makanan untuk meluncurkan produk mie instant ke pasaran. Untuk saat ini, pasat mie instant masih dikuasai oleh perusahaan-pperusahaan besar , sakah satunya adalah Indofood. Berdasarkan data Bloomberg, Indofood Sukses Makmur menguasai pangsa pasar sekitar 70,7 persen mi instan, dengan produk mie instant mereka yang bernama "Indomie".
 
data-konsumsi-mie-instant-tahun-2015-sampai-2020-www-agniamedia-com
 
Meskipun Indomie merajai pasar Mie Instant di Indonesia, namun ia buknalah mie instant pertama yang hadir di negeri ini. Dikutip dari tempo.co, mie instant pertama di Indonesia adalah Supermie yang diluncurkan pada tahun 1971. Mie instant pertama di Indonesia ini diproduksi oleh Sudono Salim dibawah perusahaan PT. Lima Satu Sankyu yang berkongsi dengan Jepang. Perlahan tapi pasti Supermie mulai dikenal masyarakat, bahkan saking sudah melekatnya nama Supermie di memori seluruh rakyat Indonesia, Supermie bahkan menjadi sebutan umum bagi mi instan hingga 1980-an, meski merek lain seperti Indomie sudah beredar. Bisnis Salim mulai menggurita ketika ia membeli merek-merek pesaingnya, seperti Sarimi yang dibeli pada 1984. Salim turut mendirikan PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Dalam sejarahnya di Indonesia, mi instan pernah dijual dengan harga "subsidi", yaitu pada 1998 hingga 2001 pasca krisis moneter. Waktu itu, harga gandum sebagai bahan baku utama meroket hingga empat kali karena kejatuhan rupiah.
 
merk-supermi-mie-instant-pertama-di-indonesia-www-agniamedia-com
 
Sebelum sampai ke Indonesia, Mie Instant muncul pertama kali di negara Jepang sekitar tahun 1958, dimana lahirnya Mie Instant ini hanya berselang sepuluh tahun sejak kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Opsi membuat Mie Instant ini dipicu oleh situasi pasca perang yang membuat penduduk Jepang mengalami krisis pangan. Sebagaimana dikutip dari brilio.net, ide pembuatan Mie Instant ini dicetuskan oleh seorang pengusaha bernama Momofuku Ando. Momofuku Ando menyulap mi yang proses pembuatannya lama dan tak tahan lama menjadi mi instan seperti yang kita kenal saat ini. Produk Mie Instant pertamanya diberi nama "Chicken Ramen", yaitu mie dengan kuah yang lezat dan bisa langsung disantap berbekal seduhan air panas. Mie instant ini bisa disimpan dalam waktu yang lama, sehingga membuatnya bisa dengan mudah didistribusikan ke seluruh pelosok Jepang. Alhasil, masyarakat Jepangpun mulai mengandalkan mie instant untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari di masa krisis yang terjadi kala itu.
 
momofuku-ando-pencipta-mie-instant-pertama-asal-jepang-www.agniamedia-com
 
Berawal dari jepang, Mie Instant kemudian banyak menyebar ke benua Amerika dan benua Eropa. Dengan naiknya tingkat pendapatan di negara-negara berkembang pada 1990-an, konsumsi mie instantpun mulai meningkat pesat. Dikutip dari kompas.com, permintaan global tahunan untuk mie instan diperkirakan sekitar 15 miliar porsi pada 1990 dan tumbuh menjadi 50 miliar porsi pada 2001. Pekembanganpun berlanjut hingga ide pembuatan "Cup Noodles" yang bisa dibawa ke luar angkasa sebagai bekal para astronot. Momofuku Ando kemudian bekerja sama dengan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dalam menciptakan mi instan yang bisa dimakan di luar angkasa. Dilansir dari cupnoodles-museum.jp, Ando mulai mengerjakan "Space Ramen", dengan penerapan berbagai teknik untuk makan di lingkungan tanpa bobot. Space Ramen didasarkan pada metode pengeringan instan minyak panas yang ditemukan Momofuku pada 1958. Mie, sup, dan bumbu dimasukkan ke dalam wadah kedap udara. Sup kemudian dikentalkan agar tidak menyebar di lingkungan tanpa bobot.

PERUSAHAAN MIE INSTANT DI INDONESIA

Besarnya tingkat konsumsi Mie Instant oleh masyarakat Indonesia membuat pelaku usaha mulai melirik pangsa pasat ini, alhasil banyak perusahaan makanan mulai memproduksi Mie Instant, beberapa diantaranya yaitu:

1. PT Indofood sukses makmur Tbk
Perusahaan indofood ini merupakan market leader pasar mie instan di indonesia dengan beberapa produk andalannya mulai dari Indomie yang kepopulerannya sampai ke luar negeri, lalu ada supermi, dan selanjutnya ada sarimi, mie sakura, serta satu lagi popmie yang kemasan mie instannya berbentuk cup. Diantara keempat produk tersebut, mie instan yang paling populer adalah indomie dan menjadi andalannya perusahaan indofood, indomie sendiri menjadi pemimpin pasar mie instan di indonesia dibanding produk-produk mie instan lainnya. Banyak sekali rasa mie instan yang dimiliki produk indomie, produk-produk yang ditawarkannya pun memiliki target pasar yang beragam,  diantaranya untuk kalangan anak ada indomie my noodlez, lalu untuk yang kemasan premium ada indomie real meat dan sebagainya.

2. Wings
Perusahaan Wings sudah berdiri sejak lama yaitu sejak tahun 1949, awalnya perusahaan ini bergerak pada penjualan produk-produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri. Namun seiring berjalannya waktu perusahaan ini melebarkan sayap bisnisnya pada produk-produk lain termasuk memproduksi mie instan yang bermerek Mie sedaap. Pertama kali diluncurkan pada 2003, mie sedap mudah diterima oleh masyarakat. Produk Mie sedaap sendiri merupakan saingan terkuat dari indomie dan sedikit demi sedikit mulai menggerogoti pangsa pasar indomie, bahkan kemunculan mie sedap ini membuat ketenaran supermi dan sarimi turun di masyarakat.  Selain membuat produk mie sedaap, perusahaan wings juga membuat produk mie instan lain, yaitu mie sukses isi dua dan juga mie sedaap cup.

3. PT. Wicaksana Overseas Internasional Tbk (WICO)
Merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan dan telah berdiri sejak tahun 1978, Produk makanan yang dibuat mulai dari olahan hasil laut (gaga sarden dan gaga mackerel), Snack (Nabati dan Twistko) Serta produk mie instan dengan merknya yang cukup dikenal masyarakat dengan nama Gaga, namun sayangnya Mie instan Gaga ini tak sepopuler mie instan dari perusahaan indofood dan perusahaan wings. Produknya sendiri terkadang jarang dijumpai di masyarakat, namun meski begitu Mie instan merk gaga masih bertahan hingga saat ini.

4. Consicience Holding Limited
Perusahaan  Consicience Holding Limited Melalui anak perusahaannya, Olaga food umumnya memproduksi mie instan. Perusahaan Olaga food  berdiri sejak tahun 1998, ada tiga jenis mie instan yang diproduksi oleh perusahaan ini, yaitu alhami, santremie dan alimi, serta maitri. Perusahaan olaga food ini juga memproduksi berbagai jenis snack dan minuman. 

5. PT. ABC President
Perusahaan PT ABC president ini berdiri sejak tahun 1991 yang bergerak dalam produksi dan penjualan produk pangan mulai dari mie instan, minuman, sarden, dan produk-produk lainnya. Mie instan yang dibuat oleh PT ABC President ini bernama mie ABC Dengan varian produknya mulai dari Mie ABC biasa, Mie ABC selera Pedas, dan Mie ABC Cup.

6. PT. Mayora indah TBK

PT. Mayora indah TBK atau dikenal dengan mayora grup berdiri sejak tahun 1977 yang bergerak pada perusahaan aneka produk pangan mulai dari makanan ringan, sereal, kopi hingga produk mie instan. Mie instan yang dibuat  oleh perusahaan mayora yaitu mie gelas yang bertahan hingga kini, lalu ada bakmie mewah yang menargetkan pangsa pasar premium. Sebelumnya perusahaan mayora memproduksi mie instan dengan merk "Miduo Mi instan" yaitu mie instan dengan porsi besar  namun sayangnya kini sudah tidak diproduksi lagi.

7. MEDCO Group
Perusahaan MEDCO Group melalui anak perusahaannya PT Sentrafood indonusa memproduksi mie instan dengan merk "Salam mie". Sampai saat ini Salam Mie masih di produksi, hanya saja jarang kita temui di pasaran, rasa yang ditawarkan juga cukup bervarian rasa mulai dari rasa mie goreng jawa, rasa kari melayu dan rasa-rasa lainnya.

8. Nissin
Perusahaan Nissin ini merupakan perusahaan jepang yang tersebar kantornya di berbagai negara, termasuk di indonesia. Perusahaan Nissin ini memproduksi mie instan dengan varian produk, Mulai dari mie instan dalam bentuk kemasan (Ramen dsb) hingga mie instan dalam bentuk Cup.
 
varian-mie-instant-yang-beredar-di-masyarakat-cukup-banyak-www-agniamedia-com
 
Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, potensi industri ini sangat besar dan menjanjikan apalagi tren konsumsi masyarakat Indonesia saat ini yang sudah mulai bergeser ke jenis makanan instan. Menurut Asosiasi Roti, Biskuit dan Mi Instan (Aprobim), pada tahun 2013 permintaan mi instan di Indonesia mencapai 18 milyar bungkus atau meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 16,5 milyar bungkus dan di prediksi tahun 2014 mencapai 20 milyar bungkus. Melihat besarnya potensi tersebut membuat produsen mie dalam negeri berlomba lomba untuk meningkatkan produksinya. Tahun 2011 lalu INDOFOOD Group sebagai produsen terbesar mengeluarkan investasi sebesar Rp. 700 milyar untuk membangun tiga pabrik mi instan. WINGS Group, melalui tiga anak usahanya juga mengeluarkan dana yang sangat besar untuk meningkatkan kapasitas produksinya, hal yang sama juga dilakukan oleh ABC Group, OLAGAFOOD Group, JANGKAR MAS Group, TPS Group, RODAMAS Group, MEDCO Group, SIANTAR TOP Group, MAYORA Group dan masih banyak yang lain.

MELIRIK PRODUK MIE INSTANT SEHAT

Konsumsi mi instan seolah memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Di sekitar kita misalnya, tentu tak asing dengan warung makan Indomie (WARMINDO) yang cukup banyak diminati masyarakat. Kini, tingginya konsumsi mi instan terekam dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2020, seperti dikutip dari alinea.id. Angkanya sebanyak 92% atau sekitar 248,7 juta penduduk Indonesia pernah mengonsumsi mi instan (satuan bungkus sekitar 80 gram). Pada survei yang dilakukan di Maret 2020 tersebut, Kalimantan termasuk wilayah yang keseluruhan (100%) penduduknya pernah mengonsumsi mi instan dalam sebulan terakhir (Februari 2020). Sedangkan, Maluku menjadi yang terendah dengan 66% penduduknya mengonsumsi mi instan. Mi instan juga tidak mengenal kelas ekonomi sosial. Data SUSENAS mencatat, persentase Rumah Tangga (RT) menengah atas dengan pengeluaran > Rp5-10 juta per bulan adalah yang terbesar mengkonsumsi mi instan. 

Credit Suisse Indonesia Consumer Survey tahun 2017 bahkan menyebutkan bahwa setiap tahunnya, sekitar 13 miliar paket mi instan terjual di Indonesia.  Pengamat bisnis dari Peka Consult, Kafi Kurnia tidak memungkiri pasar mi instan di Indonesia sangat besar. Namun di sisi lain, persaingan industri mi instan juga cukup ketat karena setiap produsen ingin menarik hati konsumen. Meski demikian, Kafi menilai, pasar mi instan belakangan juga semakin berkembang dengan hadirnya mi sehat. Menurutnya, para pelaku bisnis mi instan sehat ini bisa memangkas biaya produksi. Pasalnya, permintaan konsumen terhadap mi instan yang sehat juga semakin banyak. "Banyak orang-orang yang tertarik ke vegan," kata Kafi.  

Senada dengan hal diatas, seiring kesadaran untuk hidup sehat, konsumsi mie instant mulai dihindari oleh sebagian masayarakat. Dikutip dati merahputih.com, CEO Lemonilo, healthy lifestyle brand berbasis teknologi, Shinta Nurfauzia mengatakan, "Dulu, kebutuhan konsumen atas produk makanan hanyalah sekedar untuk mengisi perut. Sekarang, seiring dengan adanya perbaikan daya beli masyarakat maka konsumen memiliki kesempatan untuk memilih produk yang lebih baik untuk tubuh serta mengurangi konsumsi produk yang tidak sehat." Lemonilo merupakan salah satu produk mie instant sehat yang kini tengah Hits ditengah masyarakat, meskipun kemudian bermunculan pula produk-produk mie instant sehat lainnya. Melihat pangsa pasar mie sehat yang semakin meningkat, Indofood sebagai penguasa pasar mie instant pun mengeluarkan produk Mie Instant sehat yang diberinama "Supermi Nutrimi".
 
shinta-nurfauzia-ceo-lemonilo-konsumen mie-beralih-ke-mie-yang-sehat-www-agniamedia-com
 
Selain pemain besar seperti Lemonilo dan Supermi Nutrimi, sebenarnya sudah ada banyak produk mie instant sehat yang beredar di pasaran meskipun jumlah mereka masih terbatas, diantaranya yaitu Fit Mee, Tropicana Slim Less Fat Noodle, Healti Mie, Daai Mi, Alamie Mie Instan, Ladang Lima, Mie Pondok Sehat, dan masih banyak yang lainnya. Dari kesemua Mie Sehat tadi, mereka menawarkan mie instant yang bebas MSG, terbuat dari bahan dasar tepung singkong, rendah lemak, rendah kalori, rendah garam, serta menggunakan pewarna alami yang terbuat dari sayuran. Kesadaran akan efek negatif akibat terlalu sering mengkonsumsi mie instant di masyarakat, membawa dampak semakin diminatinya mie instant sehat yang dibuat dari bahan-bahan alami tersebut. 

MIE INSTANT MUHAMMADIYAH

Seiring berjalannya waktu, geliat industri mie instant semakin menunjukkan peningkatan seiring permintaan masyarakat yang juga meningkat, tak hanya perusahaan-perusahaan besar saja, kini perusahaan kecil dan UMKM juga banyak yang mulai memasuki persaintan industri Mie Instant. Pergeseran trend masyarakat yang mulai meninggalkan konsumsi mie instant biasa ke konsumsi mie instant sehat, membawa para pelaku usaha untuk mengambil peluang di bisnis mie instant sehat. Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah, melalui bidang usahanya juga mulai melirik peluang besar akan pemasaran Mie Instant sehat, dengan meluncurkan produk Mie Instant yang diberi nama "MieMu".

Sebagaimana dikutip dari kumparan.com, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta meluncurkan produk MieMu. Berbeda dengan merek mi instan lain, MieMu ini berbahan dasar tepung singkong atau mocaf sehingga diklaim lebih sehat karena rendah gula. Ketua MEK PDM Solo, Umar Hasyim mengatakan, "Kebutuhan mie sehat itu semakin hari semakin luas, apalagi mi berbahan mocaf. Keinginan menyediakan pangan yang sehat, harga terjangkau dan berkualitas untuk masyarakat ini lah yang menjadi dasar pemikiran awal." Sekretaris Pelaksana dan PIC MieMu, Nurul Khawari, menjelaskan awal mula tercetusnya ide bisnis ini. 

Awalnya, MEK Solo memikirkan usaha produktif apa yang bisa membangun jejaring bisnis yang baik serta memiliki potensi usaha yang cukup menarik di tengah pandemi COVID-19. "Lahirlah keinginan untuk mendirikan MieMu ini, prosesnya cukup lama sekitar 6 bulan lebih dari tahun kemarin. Kita test food bersama pimpinan Muhammadiyah, kemudian kita merumuskan beberapa hal terkait pembentukan bisnis usaha pembuatan mi," jelas Nurul. Umar Hasyim juga menjelaskan bahwa MieMu menggunakan bahan-bahan yang sehat dan aman, produk ini juga telah melewati berbagai penelitian, untuk menentukan rasa yang paling diminati masyarakat. Berdasar penelitian yang berlangsung selama hampir satu tahun, Miemu akhirnya dibuat dalam tiga varian rasa. Yaitu, Ayam Bawang, Soto Mie dan Mie Goreng.

Meskipun baru dalam tahap Soft Launching, produk MieMu sudah memperoleh banyak pesanan, hal ini sebagaimana disampaikan Nurul Khawari, "Bisa disebut membeludak ya permintaannya, sampai hari ini sudah ada lebih dari 2.000 yang meminta jadi agen, sekitar 1.500 lebih itu sudah jadi agen, selebihnya masih mau icip-icip (mencicipi),” Kata Nurul. Tak hanya dari dalam negeri, permintaanpun muncul dari luar negeri, "Bahkan kemarin ada yang minat mau dikirimi dari Sudan, Afrika, Amerika, Malaysia. Sudah banyak permintaan dari luar negeri cuma kami masih menjangkau wilayah-wilayah sini dulu, Jakarta atau Pulau Jawa dulu. Sesegera mungkin kita ke luar Jawa," Terang Nurul.

Menurut keterangan, saat ini produksi MieMu masih terbatas, untuk target awalnya MieMu baru akan didistribusikan di kawasan Solo Raya dan Jawa Tengah. Berkaitan dengan hal tersebut  Nurul Khawari menyampaikan bahwa pihaknya masih memetakan atau mengklasifikasi permintaan dan menata jaringan bisnis agar target pasar bisa lebih jelas dan tertata, sehingga belum melayani pengiriman jarak jauh. "Pengiriman jauh mungkin akan kita kirim akhir bulan ini, ini masih terbatas di majelis-majelis kita saja. Soft launching kan tujuannya kita membangun jaringan bisnisnya dulu," Jelas Nurul.
 
umar-hasyim-ketua-majelis-ekonomi-dan-kewirausahaan-muhammadiyah-surakarta-www-agniamedia-com
 
Sebagaimana dikutip dari semarangsekarang.com, setelah dilakukan soft launching beberapa waktu lalu, menurut Umar Pihaknya berharap akhir Februari 2022, Miemu sudah bisa ditemukan di pasaran. Karena saat ini pihaknya tinggal mematangkan beberapa persiapan yang belum rampung. “Atensi masyarakat sangat besar, beberapa daerah menyatakan kesiapannya untuk memuluskan jalan bagi Miemu. Bahkan, hotline layanan pemesanan produk ini, harus mengantri karena tidak bisa dilayani sekaligus. Ini surprise dan membuat kami makin bersemangat,” kata Umar. Pada tahun pertama produksi, kata Umar pihaknya berharap, Miemu bisa menyebar ke seluruh Jawa Tengah. Kemudia ke luar Jawa Tengah, dan tahun berikutnya sudah diseluruh wilayah NKRI. “Mudah-mudahan semua berjalan lancar, Miemu bisa diterima masyarakat sebagai mie sehat dari Muhammadiyah untuk Indonesia,” Kata Umar.

0 Response to "MUHAMMADIYAH PRODUKSI MIE INSTAN SENDIRI DENGAN NAMA MIEMU"

Post a Comment