RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 31 OKTOBER

 
31 OKTOBER 683
BANGUNAN KIBLAT UMAT ISLAM, KA'BAH TERBAKAR

Pada Tanggal 31 Oktober 683, Ka'bah sempat mengalami kerusakan akibat kebakaran yang melanda wilayah Mekkah sebagai dampak dari peristiwa pengepungan mekkah, buntut dari Perang Saudara Islam yang terjadi pada bulan September - November 683. Perang Saudara Islam sendiri merupakan periode kekacauan politik dan militer yang melanda umat Islam pada akhir kepemimpinan Utsman Bin Affan dan dimulainya masa-masa awal Kekhalifahan Bani Umayyah. Perang Saudara ini terjadi karena adanya beberapa pemicu, terbunuhnya Ustman Bin Affan hingga gelombang penolakan atas tindakan Khalifah pertama Bani Umayyah yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan yang menunjuk putranya Yazid bin Muawiyyah sebagai pewaris takhta Kekhalifahan. Penolakan ini terjadi karena penunjukan penerus Kekhalifahan melalui garis keturunan belum pernah dilakukan dalam sejarah Islam. Hal ini kemudian memicu ketegangan setelah Muawiyah meninggal dan tampuk kekhalifahan berpindah ke tangan Yazid.

Sebenarnya Khalifah pertama dari Bani Umayyah adalah Ustman bin Affan, namun Mu'awiyah bin Abi Sufyan yang juga merupakan sepupu Ustman, lebih dikenal sebagai Khalifah pertama Bani Umayyah. Hal ini karena Mu'awiyah-lah, khalifah yang menjadikan Umayyah sebagai dinasti di kekhalifahan. Mu'awiyah merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah yang berasal dari garis Sufyani, sebutan untuk keturunan Abu Sufyan bin Harb.  Perang Saudara ini apabila dirunut, maka awal mulanya adalah ketika Ustman bin Affan dibunuh. Pada akhir pemerintahannya, Utsman bin Affan diterpa cobaan yang berat, dimana Ia dituduh macam-macam oleh sebagian rakyatnya, mulai dari tuduhan menggelapkan harta, boros, mengangkat keluarganya sendiri untuk menduduki jabatan penting, dan lain sebagainya. Hal ini kemudian memicu bermunculannya para pemberontak yang terus menyudutkan Ustman bin Affan dan pada masa-masa ini Mu'awiyah bin Abi Sufyan senantiasa melindungi Ustman dan berusaha meredam berbagai pemberontakan.

Para pemberontak menyadari bahwa orang-orang di Mekah mendukung Utsman dan tidak berminat untuk mendengarkan mereka. Akhirnya pada suatu hari, para pemberontak yang jumlahnya mencapai 500 orang sudah berada di rumah Utsman. Para sahabat Nabi yang mendapati kabar tersebut segera mengirimkan anak-anak mereka untuk melindungi Utsman, akan tetapi mereka kalah jumlah. Utsman terbunuh dan para sahabat yang melindunginya terluka, sebagai akibat dari menolaknya Ustman atas permintaan para sahabat untuk memerangi para pemberontak tersebut. Sebenarnya penyebab munculnya pemberontakan anti Ustman ini masih diperdebatkan dikalangan para sejarahwan, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa perlawanan terhadap Utsman berawal karena dia lebih menyukai anggota keluarga daripada yang lain dalam memilih gubernurnya, engan alasan bahwa dengan melakukan ini, dia akan dapat memberikan pengaruh lebih pada bagaimana kekhalifahan itu dijalankan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, banyak rakyat yang mengeluhkan perilaku para gubernur tersebut.

Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa dia, sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka. Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda. Di masa Ali ini sempat terjadi perbedaan pendapat antara Ali dengan Mu'awiyah mengenai status pembunuh Ustman (Hukuman Qishas) menjadikan terjadinya perselisihan antara pihak Mu'awiyah dan Khalifah 'Ali bin Abi Thalib yang berujung pada Perang Jamal dan Perang Shiffin. Ali wafat setelah diserang saat Sholat Subuh oleh orang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam sebagai pembalasan atas serangan Ali terhadap Khawarij di Nahrawan.
 
Sepeninggal Ali, sebagian besar sahabat nabi yang ada di pasukan Ali waktu di Kufah menyatakan mengangkat Hasan bin Ali untuk melanjutkan Kekhalifahan, Hasan bin Ali dikukuhkan di Masjid Agung Kufah. Mendengar terpilihnya Hasan bin Ali sebagai Khalifah, Muawiyah bin Abi Sufyan mengutuk pemilihan itu, dan menyatakan keputusannya untuk tidak mengakuinya. Muawiyah kemudian mengirim pasukan kepada Hasan dan kedua pasukan berhadapan di Maskin dekat Bagdad, tak lama sebelum perang semakin meluas kemudian Hasan meminta gencatan senjata dan membuat perjanjian damai dengan Muawiyah. Hasan bin Ali menyatakan mundur dari Kekhalifahan, dan membuat Muawiyah diangkat menjadi Khalifah berikutnya. Sebelum Muawiyah meninggal ia mengangkat putranya Yazid Bin Muawiyah untuk meneruskan Kekhalfahan, namun tindakan ini banyak ditentang karena pemilihah dari garis keturunan tidak pernah digunakan dalam pemilihan Khalifah. Pertentangan ini kemudian memunculkan perang Saudara ke II setelah perang saudara antara Ali dengan Muawiyah. 

Di masa kepemimpinan Yazid, Husain bin Ali diajak oleh pendukung keluarganya di Kufah untuk melengserkan Dinasti Umayyah, tetapi ia terbunuh dalam perjalanan ke Kufah dalam Pertempuran Karbala. Abdullah bin az-Zubair melancarkan perlawanan terhadap Yazid yang berpusat di Mekkah dan meluas hingga Madinah serta seluruh Hijaz berada di bawah pengaruhnya. Yazid mengirim pasukannya untuk menyerang Madinah dan Mekkah, pada peristiwa ini Ka'bah sempat rusak dan terbakar sebagai dampak dari peperangan. Pasukan Umayyah menghentikan pengepungan kota ini setelah mendengar kabar bahwa Yazid meninggal. Sepeninggal Yazid, seluruh wilayah kekhalifahan (kecuali Syam) melepaskan diri dari kekuasaan Umayyah dan hampir seluruhnya tunduk kepada Ibnu az-Zubair. Panglima Umayyah, Hushain bin Numair as-Sakuni, berusaha membujuk Ibnu az-Zubair untuk mengikutinya ke Syam agar dinobatkan sebagai khalifah di sana. Tetapi ia menolak dan pasukan Umayyah pun mundur ke Syam. 

Ibnu az-Zubair tetap berada di Mekkah selama perang yang terus berlanjut, dan tak lama kemudian bahkan sempat diakui sebagai khalifah di sebagian besar wilayah Islam. Perang saudara ini baru berakhir pada tahun 692 ketika Banu Umayyah akhirnya mengumpulkan kekuatan untuk mengepung dan merebut kota Mekkah dari tangan Ibnu az-Zubair.

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 31 OKTOBER"

Post a Comment