RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 15 OKTOBER

 
15 OKTOBER
HARI MENCUCI TANGAN SEDUNIA (GLOBAL HANDWASHING DAY)

Hari Cuci Tangan Sedunia adalah sebuah kampanye global yang diprakarsai oleh Kemitraan Cuci Tangan Global (Global Handwashing Partnership) dan dicanangkan oleh PBB bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya, baik pihak pemerintah maupun swasta. Kampanye ini ditujukan untuk menggalakkan perilaku mencuci tangan oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia. Hari Mencuci Tangan Sedunia, 15 Oktober, mulai ditetapkan pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus, 2008 di Stockholm bersamaan dengan penetapan  tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum PBB.
 
15-oktober-peringatan-hari-cuci-tangan-pakai-sabun-sedunia-agniamedia-com

Tanggal 15 Oktober 2008 merupakan hari pertama berlangsungnya Hari Mencuci Tangan Sedunia. Hari peringatan ini kemudian ditujukan untuk memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun sedunia adalah upaya memobilisasi jutaan orang diseluruh dunia untuk mencuci tangan mereka dengan sabun. Inisyatif ini dikumandangkan oleh PPWH, Kemitraan Swasta dan Publik untuk Cuci Tangan (Public Private Partnership for Handwshing) dan didukung oleh PBB. Latar belakang ditetapkannya Hari Mencuci Tangan dengan Dabun Sedunia, adalah data yang menyatakan bahwa lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan.

Kampanye ini juga dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah. Sebagaimana pernyataan dari Unicef, bahwa kurangnya akses untuk air bersih mengakibatkan penurunan tingkat kehadiran anak perempuan disekolah saat mereka memasuki masa puber, karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Air bersih dan sanitasi merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak diseluruh dunia dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup, dan rasa penghargaan terhadap diri mereka. Sehingga, penyediaan air bersih dan perilaku sanitasi yang baik disekolah juga menjadi salah satu cara untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals).

Pada tahun 2020, Global Handwashing Day (GHD) menetapkan tema yang digunakan adalah 'Hand Hygiene for All'. Tema ini merupakan sebuah ajakan untuk menjadikan kebersihan tangan menjadi kebiasaan bagi semua kalangan, dimana tema ini juga selaras dengan "Inisiatif Hand Hygiene for All", sebuah kampanye yang dicanangkan oleh WHO dan UNICEF. Pada masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, dimana salah satu anggota tubuh yang berperan dalam penularannya adalah tangan, oleh karena itulah kita perlu memperhatikan pentingnya kebersihan tangan dalam mencegah penularan penyakit. Tema ini mengingatkan kita akan perlunya mengambil tindakan segera untuk kebersihan tangan di semua tempat umum dan pribadi untuk mengatasi dan mengendalikan pandemi Covid-19.
 
15-oktober-2021-hari-cuci-tangan-pake-sabun-sedunia-kementerian-kesehatan-agniamedia-com
 
Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan tema Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) yaitu “Masa Depan Kita di Tangan Kita – Mari Beraksi Bersama untuk Membuat Cuci Tangan Pakai Sabun Nyata bagi Semua”, dengan tagline "Cuci Tangan Pakai Sabun Budaya Kita". Untuk menambah semarak peringatan HCTPSS 2021, Sekretariat Pokja CTPS dan mitra terkait telah merancang acara Kompetisi Foto dan Video CTPS 2021 yang menyediakan hadiah total senilai 10 (sepuluh) juta rupiah untuk 10 orang pemenang (@direktoratkesling). Agenda lainnya yang akan diadakan berupa Pemecahan Rekor MURI Gerakan Disiplin Protokol Kesehatan di Lokasi Terbanyak.

15 OKTOBER 1945
AWAL DIMULAINYA PERTEMPURAN LIMA HARI DI SEMARANG

Pertempuran Lima Hari di Semarang mulai pecah pada dini hari tanggal 15 Oktober 1945. Dalam pertempuran ini para pemuda dan pejuang Indonesia melakukan pertempuran melawan pasukan Kidobutai dan batalyon Jepang lain yang pada waktu itu singgah di Semarang. Kidobutai sendiri adalah sebutan untuk batalyon Jepang di bawah pimpinan Jenderal Nakamura dan Mayor Kido, dimana mereka bergerak melakukan perlawanan dengan alasan mencari dan menyelamatkan orang-orang Jepang yang tertawan. Pertempuran ini berlangsung selama 5 hari, yaitu sampai tanggal 19 Oktober 1945 dan baru berakhir setelah Gubernur Wongsonegoro bersama pemimpin TKR melakukan perundingan dengan komandan tentara Jepang.

Peristiwa ini dipicu oleh kejadian pada tanggal 14 Oktober 1945, dimana ada sekitar 400 orang Veteran Angkatan Laut Jepang melakukan berontak dan mencoba melarikan diri saat meredipindahkan ke Semarang yang rencananya akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata. Para veteran tentara Jepang tersebut menyerang polisi Indonesia yang mengawal mereka. Tentara Jepang yang berhasil melarikan diri kemudian bergabung dengan pasukan Kidobutai yang ada di Jatingaleh, diperkirakan padukan ini berjumlah 2.000 orang. Setelah kaburnya tawanan Jepang, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara, mereka berhasil menyita sedan dan melucuti senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang yang kabur untuk kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu.
 
15-oktober-peristiwa-pertempuran-5-hari-di-semarang-semangat-juang-warga-semarang-agniamedia-com
 
Tak lama tersiar kabar desas desus bahwa cadangan air minum di daerah Candi, desa Wungkal telah diracuni oleh Tentara Jepang, dimana cadangan air ini merupakan satu-satunya sumber air minum bagi warga kota Semarang. Situasi bertambah panas, setelah diketahui bahwa Tentara Jepang melucuti 8 polisi penjaga cadangan air minum tersebut, dimana pihak Jepang menyiksa dan membawa mereka ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Dr. Kariadi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Laboratorium Purusara, mencoba memastikan kabar sumber air yang diracuni Jepang dengan mendatangi sumber air tersebut untuk melakukan tes sekalipun situasi sedang bahaya. Namun dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran, dan ditembak mati bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya. Rentetan peristiwa ini kemudian menyulut kemarahan para pemuda di Semarang hingga pecahnya pertempuran 5 hari di Semarang ini.

Pasca perundingan, disepakati untuk melakukan gencatan senjata oleh kedua belah pihak, proses gencatan senjata dipercepat, ketika Brigadir Jendral Bethel dan sekutu ikut berunding pada tanggal 20 Oktober 1945, dimana pasukan sekutu kemudian melucuti senjata dan menawan para tentara Jepang. Meski telah sepakat melakukan gencatan senjata, ternyata kesepakatan sudah tidak bisa memadamkan situasi, kejadian diperparah dengan pembunuhan sandera oleh waega Semarang. Pembunuhan ini dipicu karena janji Tentara Jepang untuk mundur tidak dipenuhi, maka 75 sandera dibunuh dan perangpun berlanjut. Radius 10 Km dari tempat Tugu Muda saat ini berdiri, berubah menjadi medan peperangan.
 
15-oktober-peristiwa-pertempuran-5-hari-di-semarang-agniamedia-com

Untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang, maka didirikan Monumen Perjuangan Tugu Muda atau Monumen Dokter Kariadi di tengah alun-alun Semarang pada Oktober 1945. Peletakan batu pertama dilakukan pada 28 Oktober 1945. Tugu Muda tersebut tidak lama berdiri, karena kemudian dibongkar oleh tentara Belanda yang tergabung dalam NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie) dan RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees). Rencana pembangunan ulang Tugu Muda muncul pada tahun 1950. Tugu Muda yang baru, dibangun pada tanggal 10 November 1950 dan diresmikan oleh presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953 bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada tugu dikerjakan oleh seniman Hendro. Bangunan ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan antara Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan lawang sewu. 

Tugu Muda memiliki kepala tugu berbentuk seperti api yang sedang menyala, sebagai simbol yang menggambarkan semangat juang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang tidak akan pernah padam. Bagian tengah tugu berbentuk seperti bambu runcing yang mempunyai arti senjata yang dipakai oleh para pejuang dalam usaha untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bambu runcing ini berbentuk tegak ke atas dan berjumlah lima buah, melambangkan lamanya pertempuran yang terjadi di Semarang waktu itu. Selain pembangunan Tugu Muda, Nama Dr. Kariadi diabadikan sebagai nama salah satu rumah sakit di Semarang.

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 15 OKTOBER"

Post a Comment