DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN SEPTEMBER 2022 - PART IV

 
25 SEPTEMBER 2022 
HARI JADI KOTA BANDUNG (1810 - 2022)
Sejarah Kota Bandung, sebagaimana dikutip dari laman resminya bandung.go.id, berawal sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang). Bupati memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir). Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. 

Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (The Founding Father) Kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan besluit (surat kelulusan) Tanggal 25 September 1810. Hal ini berarti, selama belum ditemukan sumber lain yang menunjukan fakta lebih akurat mengenai berdirinya Kota Bandung, maka tanggal 25 September 1810 dapat dipertanggungjawabkan validitasnya sebagai "Hari Jadi Kota Bandung".

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, sebagaimana dikutip dari beritainspiratif.com, mempersiapkan dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-212 Kota Bandung (HJKB) dengan beragam kegiatan. Melalui Kolaborasi dengan berbagai pihak hingga sektor terkecil dalam tatanan RW, ragam acara HJKB ke-212 di Kota Bandung diantaranya yaitu ada "Bebersih Bandung Jilid 4", acara ini akan dilaksanakan pada 12-16 September 2022. Kegiatannya berupa pengecatan kerb jalan yang melibatkan pihak kewilayahan, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM), Bappelitbang/CSR. Lalu, di tanggal 17 September 2022 akan diselenggarakan bersih-bersih Bandung serempak yang dilakukan di tiap RW se-Kota Bandung, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BUMD, rumah sakit, taman kota Tegalega, Great Bandung, dan perkantoran/perusahaan. 

Ada pula acara "Ziarah Makam Pendiri Kota Bandung", pada HJKB tahun di hari Kamis, 22 September 2022 pukul 08.00 WIB, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana akan berziarah ke beberapa titik lokasi makam, antara lain Makam R.A.A Wiranata Kusumah II, Makam Karang Anyar, Makam Baleendah, dan Makam Garut. Kemudian ada acara "Kota Bandung Berbagi", dalam acara ini Pemkot Bandung akan berbagi dengan sejumlah anak yatim di beberapa panti asuhan pada Jumat, 23 September 2022 pukul 09.00 WIB. Kemudian ada acara "Do'a Bersama", dalam acara ini emkot Bandung mengajak masyarakat untuk berdoa bersama agar Kota Bandung selalu dilimpahi keberkahan dan kemakmuran. Acara ini dilaksanakan pada Jumat, 23 September 2022 pukul 13.30 WIB secara hibrid. 

Puncak acaranya adalah penyiaran pidato Wali Kota Bandung dan Upacara Peringatan HJKB 212. Tepat pada H-1 perayaan HJKB, Yana akan menyampaikan sambutan dan arahannya untuk seluruh masyarakat Kota Bandung. Rencananya, video pidato Wali Kota Bandung ditayangkan secara serentak pada Sabtu, 24 September 2022 pukul 19.00 WIB. Gong inti acara HJKB pun dimulai dengan Upacara Peringatan yang dilaksanakan Minggu, 25 September 2022 pukul 07.30 WIB di Plaza Balai Kota Bandung. Upacara ini juga bisa warga Bandung laksanakan di kecamatan masing-masing. 
 
26 SEPTEMBER 2022 
HARI STATISTIK NASIONAL
Hari Statistik Nasional (HSN), sebagaimana dikutip dari laman tirto.id, diperingati setiap tanggal 26 September, dimana peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya statistik, meningkatkan peran serta masyarakat dalam statistik, dan mendorong para pelaku statistik untuk terus melakukan kegiatan statistik sesuai kaidah yang berlaku. Hari Statistik Nasional diperingati sebagai hari ditetapkannya undang-undang tentang Statistik di Indonesia pada 26 September 1960. Dengan diterbitkannya UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik tersebutlah yang menjadi latar belakang dibentuknya Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai badan penyelenggara statistik di Indonesia.

Dikutip dari detik.com, kegiatan statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda, dimana pada masa itu didirikan sebuah lembaga oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor, pada Februari 1920. Lembaga tersebut bertugas mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada tanggal 24 September 1924, kegiatan statistik pindah ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor Voor De Statistiek (CKS) dan melaksanakan Sensus Penduduk pertama di Indonesia pada tahun 1930. Pada tahun 1942-1945, masa Pemerintahan Jepang di Indonesia, CKS berubah nama menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu dengan kegiatan memenuhi kebutuhan perang/militer.

Setelah Kemerdekaan RI diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, lembaga tersebut dinasionalisasikan dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI) dan dipimpin oleh Mr. Abdul Karim Pringgodigdo. Setelah diterbitkan SE Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C., lembaga KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dibawah tanggung jawab Menteri Kemakmuran. Berdasarkan SK Menteri Perekonomian No. P/44, KPS bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya, berdasarkan Keppres X Nomor 172 tanggal 1 Juni 1957, KPS berubah nama jadi Biro Pusat Statistik dan bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.

Biro Pusat Statistik dibentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU No. 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sesuai dengan UU No.6 Tahun 1960 tentang Sensus, BPS menyelenggarakan Sensus Penduduk serentak di pada tahun 1961 yang merupakan Sensus Penduduk pertama setelah Indonesia merdeka. Pada 19 Mei 1997 ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, dimana Biro Pusat Statistik diubah namanya menjadi "Badan Pusat Statistik" atau disingkat BPS. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sekretaris Negara Ri Nomor B.259/M.Sesneg/1996 tanggal 12 Agustus 1996, ditetapkan bahwa tanggal 26 September memperingati Hari Statistik Nasional (HSN). Tanggal 26 September dipilih karena dilatarbelakangi sejarah lahirnya tonggak awal penyelenggaraan statistik di Indonesia, yakni UU No. 7 Tahun 1960 tentang Statistik yang disempurnakan melalui UU No. 16 Tahun 1997. 

27 SEPTEMBER 2022
HARI BHAKTI POS TELEKOMUNIKASI TELEGRAF (PTT)
Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi (Postel), sebagaimana dikutip dari laman antaranews.com, diperingati tanggal 27 September setiap tahunnya. Hari peringatan ini merupakan momentum mengingat kembali peristiwa diambil alihnya Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) dari kekuasaan pemerintah Jepang. Putra-putri Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) adalah aktor yang berjasa dibalik perebutan jawatan PTT dari tangan Pemerintah Jepang. Perlu diketahui bahwa, sebelum kemajuan teknologi merambah ke negeri ini, aktifitas surat menyurat yang difasilitasi lembaga Pos, Telegrap dan Telepon (PTT) menjadi sangat penting, sehingga penguasaan lembaga ini bisa menjadi keuntungan ke satu pihak dan kerugian di pihak lain, dalam hal ini penjajah dan pribumi.

Sejarah perebutan Djawatan PTT ini, sebagaimana dikutip dari laman enkosa.com, dimulai dari suatu pergerakan yang dipimpin oleh Soetoko. Pada saat itu Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) dibentuk namun belum memiliki pengurus, sehingga pada tanggal 3 September 1945 mereka mengadakan sebuah pertemuan. Para pemuda AMPTT yang hadir pada pertemuan tersebut yaitu Soetoko, Nawawi Alif, Slamet Soemari, Agoes Salman, Joesoef dan pemuda lainnya. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk merealisasikan pemindahan kekuasaan. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati bahwa Kantor Pusat PTT harus sudah dikuasai oleh Indonesia paling lambat akhir September 1945.

Dikutip dari idntimes.com, pada saat itu, AMPTT berusaha untuk melobi militer Jepang agar menyerahkan kantor pusat PTT kepada pemerintah RI. Namun, pihak Jepang ingin penyerahan tersebut dilakukan oleh pihak Sekutu. Karena alasan tersebut, Soetoko dan AMPTT memiliki rencana untuk merebut Kantor PPT dari Jepang. Proses perebutan Kantor Jawatan PPT ini berlanjut pada 23 September 1945 saat Soetoko, Ismojo dan kawan-kawan meminta Jepang untuk menyerahkan kantor tersebut secara damai. Namun, perundingan tersebut hanya berujung pada kesepakatan kubu Jepang memperbolehkan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih di halaman kantor PPT. Kesepakatan tersebut tentunya tak membuahkan hasil yang baik bagi para pemuda PPT. Namun, para pemuda AMPTT tetap memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih di tugu PPT.

Setelah pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih, perundingan dengan Jepang terus dilakukan. Karena cenderung tidak membuahkan hasil, para pemuda AMPTT ini menyusun strategi untuk merebut paksa Kantor Pusat Jawatan PPT dari Jepang pada tanggal 27 September 1945. Pada saat itu gerakan AMPTT dipimpin oleh Soetoko dibantu dengan tiga wakilnya, yaitu Nawawi Alif, Hasan Zein dan Abdoel Djabar. Soetoko membagi dua bagian penyerbuan, yakni Soewarno memimpin pasukan yang menghadapi tentara Jepang dan Nawawi mengomando massa. Hari penyerbuan AMPTT pada gedung PTT pun terjadi. Mereka masuk ke dalam gedung PTT, membuat tentara Jepang menyerah serta meletakkan senjata.

Pada penyerbuan tersebut, Soetoko mengumumkan bahwa pada 27 September 1945, Mas Soeharto dan R. Dijar ditunjuk untuk menjadi Kepala dan Wakil Kepala Jawatan PTT Indonesia. Setelah itu, AMPTT juga melarang Jepang untuk masuk ke dalam lingkungan kantor. Meski penyerbuan pada saat itu telah selesai, AMPTT tetap melakukan penjagaan ketat di sekitar kantor. Penjagaan ini dilakukan demi menghindari serangan atau perebutan kembali oleh Jepang. Peristiwa pengambilalihan Jawatan PTT dari tangan Jepang oleh Angkatan Muda PTT pada tanggal 27 September 1945 diperingati sebagai Hari Bhakti Postel.

29 SEPTEMBER 2022 
HARI JANTUNG INTERNASIONAL
Hari Jantung Sedunia (World Heart Day), sebagaimana dikutip dari laman kumparan.com adalah inisiatif dari World Heart Federation (WHF). Perayaan ini digelar karena penyakit kardiovaskular menjadi faktor penyebab terbesar kematian di dunia. Berdasarkan statistik, penyakit ini merenggut hingga 17,9 nyawa setiap tahunnya. Hari Jantung Sedunia menjadi bentuk kampanye global dari WHF untuk mengedukasi sekaligus mendorong publik agar menerapkan pola hidup sehat demi kesehatan jantung. Hingga kini, Hari Jantung Sedunia terus didukung oleh organisasi seperti World Health Organization dan UNESCO.

Sebagaimana dikutip dari tirto.id, peringatan pertama Hari Jantung Sedunia berlangsung pada 24 September 2000. Hingga tahun 2011, Hari Jantung Sedunia diperingati pada hari Minggu terakhir di bulan September. Namun sekarang Hari Jantung Sedunia ditetapkan diperingati pada tanggal 29 September setiap tahunnya. Lebih dari 90 negara ambil bagian dalam perayaan internasional ini setiap tahun. Hasilnya, Hari Jantung Sedunia terbukti menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang CVD (Cardiovascular Disease). Tingkat keterlibatan yang tinggi dari pemerintah dan organisasi paling penting bagi negara berkembang, yang sangat terpengaruh oleh penyakit ini.

Dikutip dari kompas.com, World Heart Federation mengajak untuk menjaga jantung dengan makan makanan yang sehat, katakan tidak pada tembakau, serta banyak berolahraga. Tujuan World Heart Federation adalah memanfaatkan kekuatan kesehatan digital untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan pengelolaan CVD secara global. World Heart Federation mengajak untuk menggunakan pengetahuan, kasih sayang, dan pengaruh Anda untuk memastikan Anda, orang yang Anda cintai, dan komunitas tempat Anda menjadi bagian memiliki kesempatan terbaik untuk menjalani kehidupan yang sehat bagi jantung.
 
29 SEPTEMBER 2022
HARI SARJANA NASIONAL
Hari Sarjana Nasional, sebagaimana dikutip dari kompas.com, pertama kali digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 29 September 2014 melalui akun Twitternya, "Selamat Hari Sarjana Nasional". Kemudian, peringatan ini kemudian diperingati setiap tahun pada tanggal yang sama. Peringatan Hari Sarjana Nasional ini menjadi salah satu bentuk apresiasi terhadap perjuangan para mahasiswa yang telah berhasil meraih gelar sarjana dan menjadi bagian dalam generasi pembangun bangsa. Sarjana merupakan gelar yang dicapai oleh mahasiswa karena telah berhasil menamatkan pendidikan tingkat akhir pada perguruan tinggi.

Hari Sarjana Nasional juga dirayakan lantaran para sarjana dianggap menjadi salah satu aset penentu kemajuan bangsa. Ini karena sarjana dianggap sebagai aset negara yang diharapkan mampu memberi sumbangsih bagi pembangunan bangsa serta pendidikan dan masyarakat secara umum. Para sarjana juga dianggap memiliki ilmu yang dapat mengharumkan nama bangsanya hingga ke tingkat dunia. Adapun sosok orang Indonesia pertama yang pernah meraih gelar Sarjana adalah Sosrokartono. Pria ini merupakan kakak kandung dari Raden Ajeng Kartini. Kartono beruntung mendapat kesempatan emas belajar ke Negeri Belanda dalam rangka Politik Balas Budi Pemerintah Belanda, Pada tahun 1897.

Kartono diketahui mampu lulus dalam kurun 2 tahun saja dalam menempuh studi jurusan Teknik Sipil di Polytechnische School. Tidak hanya itu, menurut catatan sejarah, Kartono adalah insan akademis yang haus pengetahuan, sehingga sambil belajar teknik, Sosrokartono telah mampu menguasai 17 bahasa asing. Jika dilihat sejarah negeri ini, sejak negara Indonesia merdeka dan bahkan jauh sebelum kemerdekaan tersebut di deklarasikan, hiruk pikuk persiapan serta perumusan Kemerdekaan RI banyak digawangi oleh para sarjana. Para sarjana tersebut salah satunya seperti Ir. Soekarno, ia merupakan sosok yang dapat membangun sekaligus menyatukan bangsa Indonesia sampai Indonesia merdeka, bahkan ia juga yang mencetuskan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

Dikutip dari idntimes.com, terlepas dari asal-usulnya yang belum pasti, tanggal 29 September dijadikan sebagai Hari Sarjana Indonesia untuk mengapresiasi para lulusan sarjana Tanah Air. Ada makna yang dapat kita petik dari Hari Sarjana Indonesia. Diadakannya hari spesial ini menandakan bahwa Indonesia sangat menghargai kerja keras para penuntut ilmu yang telah menyelesaikan pendidikan mereka di perguruan tinggi hingga akhirnya mampu meraih gelar sarjana. Tidak hanya itu, karena mahasiswa dan sarjana merupakan generasi penerus, momen perayaan tahunan ini menjadi sebuah pengingat agar kita menumbuhkan tekad dalam diri untuk ikut bergerak dalam memajukan dan mengharumkan nama bangsa sebagai bentuk bakti kepada Ibu Pertiwi.

30 SEPTEMBER 2022 
PERINGATAN G30S-PKI
G30S PKI atau gerakan 30 September yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), sebagaimana dikutip dari laman detik.com, menjadi salah satu sejarah pahit bagi pemerintah Indonesia pada masa itu. Perlu diketahui bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan salah satu partai tertua dan terbesar di Indonesia, dimana partai ini berhasil mengakomodir kalangan intelektual, buruh, hingga petani. Pada pemilu tahun 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU. Berdirinya PKI tak lepas dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), yaitu sebuah partai kecil berhaluan kiri yang didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau dikenal dengan Henk Sneevliet.

ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil, seperti Sarekat Islam (SI). Beberapa tokoh SI yang melejit pada saat itu antara lain Semaoen dan Darsono, yang tak lain berperan penting dalam pendirian PKI. Pada tahun 1920-an, ISDV kemudian mengilhami lahirnya PKI dengan Semaoen sebagai ketua dan Darsono menjadi wakilnya. Pada peristiwa G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965, gerakan ini dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui sistem parlementer. DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian)."

Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui perang. G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965. Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya. Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet. Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Kecurigaan semakin mencuat dan memunculkan desas-desus di masyarakat, terlebih menyangkut kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat. Di tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam melakukan aksi bersenjata di Jakarta.

Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat, dan memasukkan mayat mereka kedalam sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta. Secara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno. Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan ini adalah ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan juga PKI, yang kemudian menimbulkan perselisihan diantara kedua belah pihak. Isu terkait kondisi kesehatan Presiden Soekarno juga turut melatarbelakangi pemberontakan ini, dimana kondisi tersebut cukup menguntungkan untuk melancarkan Kudeta.
 
 <<  Part 1  -   Part 2   -   Part 3   -   Part 4  >>

0 Response to "DAFTAR PERINGATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL BULAN SEPTEMBER 2022 - PART IV"

Post a Comment