RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 11 AGUSTUS

 
11 AGUSTUS 1945 - SOEKARNO, HATTA DAN RADJIMAN TIBA DI DALAT MENJEMPUT JANJI KEMERDEKAN
Sukarno, Hatta, dan Radjiman oleh pemerintah militer Dai Nippon dianggap sebagai tiga tokoh penting serta berpengaruh bagi rakyat Indonesia. Ketiganya juga merupakan personil utama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebagaimana dikutip dari tirto.id, misi pemberangkatan ketiga tokoh tersebut dilakukan secara rahasia mengingat situasi kala itu sedang genting-gentingnya. Mereka berangkat ke dalat menggunakan jalur udara dan perjalanan tersebut dimulai menjelang tengah malam. Perjalanan menuju Dalat memang tak butuh waktu lama dengan jalur udara, namun perjalanan itu sangat beresiko karena pada kondisi saat itu bisa saja pesawat sekutu bisa secara tiba-tiba menyerang dan menembak jatuh pesawat yang ditumpangi ketiga tokoh bangsa tersebut.

Sukarno, Hatta, dan Radjiman berangkat ke Dalat dari Bandara Kemayoran dan berada di bawah pengawalan beberapa perwira Jepang. Penerbangan tersebut tidak langsung ke dalat, namun mereka harus singgah sejenak pada 9 Agustus 1945 pagi hari di Singapura, tujuannya untuk memantau situasi keamanan perjalanan mereka. Keputusan transit sehari di negeri singa ternyata pilihan tepat. Di hari yang sama, Kota Nagasaki di Jepang dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat, mengulang kejadian serupa yang telah menimpa Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Perjalanan diteruskan pada esok hari tanggal 10 Agustus 1945 dan dalm bebrapa jam mereka tiba di Saigon, Vietnam dengan selamat. Rombongan lalu beristirahat di Saigon (sekarang bernama Ho Chi Minh), sebelum melanjutkan penerbangan menuju ke Dalat. Perlu diketahui bahwa jarak antara kota Saigon di Vietnam menuju ke Dalat sekitar 300 kilometer ke arah utara.
 
rombongan-bung-karno-hatta-dan-radjiman-beserta-pengawal-tentara-jepang-saat-menuju-dalat-vietnam-www-agniamedia-com
Rombongan Bung Karno, Hatta dan Radjiman beserta 3 pengawalan tentara Jepang 
saat menuju Dalat, Vietnam (Sumber : Kompas.com)
 
Pada tanggal 11 Agustus 1945 perjalanan dilanjutkan ke Dalat dan tiba di hari yang sama. Sukarno, Hatta, dan Radjiman beserta rombongan harus menunggu keesokan hari sesuai jadwal pertemuan dengan Marsekal Hisaichi Terauchi. Perjumpaan dengan pemimpin militer tertinggi Jepang untuk kawasan Asia Tenggara itu pun terjadi pada 12 Agustus 1945. Marsekal Terauchi, yang juga anak sulung Perdana Menteri Jepang Terauchi Masatake, membeberkan alasan mengapa memanggil Sukarno, Hatta, dan Radjiman ke Dalat. Kepada Bung Karno dan kawan-kawan, Terauchi mengakui bahwa pihaknya memang sedang di ujung tanduk. Leburnya Hiroshima dan Nagasaki, serta rentetan kekalahan di sejumlah front Perang Asia Timur Raya menjadi pertanda kuat bahwa Jepang tak lama lagi bakal takluk.

Pada pertemuan tersebut, Terauchi berpesan kepada Indonesia bahwa mereka harus segera bersiap-siap merdeka, dan itu menjadi tugas Sukarno, Hatta, Radjiman, serta para anggota PPKI untuk mempersiapkannya. Pada pertemuan  tersebut pemerintah Jepang menyarankan agar kemerdekaan Indonesia dinyatakan setidaknya tanggal 24 Agustus 1945. Bung Karno dan kawan-kawan tampaknya setuju dengan tawaran kemerdekaan dari Jepang tersebut. Terauchi juga menyampaikan rincian 21 anggota PPKI yang telah disusun oleh pemerintah Dai Nippon. Terauchi menunjuk Sukarno dan Hatta masing-masing selaku ketua, wakil ketua, dan penasihat. Sedangkan Radjiman sebagai anggota bersama 18 orang lainnya termasuk, Kiai Haji Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Teuku Mohammad Hasan, Sam Ratulangi, I Gusti Ketut Puja, Johannes Latuharhary, Yap Tjwan Bing, dan sejumlah nama lagi.

11 AGUATUS 1987 - LAHIRNYA AREMA MALANG FOOTBALL CLUB
Arema Football Club, sebagaimana dikutip dari wikipedia.org, adalah sebuah klub sepak bola profesional yang berasal dari Malang, Jawa Timur, Indonesia. Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang. Sebelumnya Acub Zaenal juga membangun klub denga nama Perkesa 78 bersama dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86. Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepak bola, SIWO PWI Malang mengusulkan diadakannya seminar untuk melihat "Sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Ide itu disetujui. Dari situlah SIWO, yang saat itu diurus oleh Drs. Heruyogi (Ketua) dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang". Hasil seminar tersebut merekomendasikan bahwa: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatama yang professional.

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Bpk. Derek, pemilik klub lokal Armada '86. Sampai nama klub ini pun awalnya adalah Aremada, yaitu gabungan dari Armada dan Arema. Sedangkan Arema sudah merupakan nama komunitas warga Malang. Namun beberapa bulan kemudian nama Aremada diganti menjadi Arema '86. Sayang, upaya Pak Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terhimpit kesulitan dana. Dari sinilah, Acub Zaenal mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 untuk tetap survive. Setelah diambil-alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi PS. Arema Malang dan ditetapkan pula sebagai klub peserta Galatama.

PS. Arema Malang diresmikan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus. Karena berdirinya pada bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. Maksudnya, bulan Agustus itu sesuai horoscope identik dengan Zodiac Leo atau Singo. Di awal keikutsertaan Arema di Kompetisi Galatama, gerilya mencari pemain dilakukan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan. Pemain-pemain yang direkrut pada athap pertama itu antara lain Maryanto (ex Persema), Jonathan (klub Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latupeirisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe juga bergabung.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema tercatat sudah tujuh kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/1997) dan enam kali masuk 8 besar (1999/2000, 2001, 2002, 2005, 2006 dan 2007). Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut kemudian membuat pengelolaan Arema diserahkan ke Bentoel (PT Bentoel Internasional Tbk) pada pertengahan musim kompetisi 2003. Namun pada akhirnya Arema degradasi ke Divisi I. Sejak dibenahi oleh PT Bentoel, prestasi Arema berhasil naik kembali; menjuarai Divisi 1 tahun 2004, kemudian juara Copa Indonesia tahun 2005 dan 2006, Arema U-18 juara Piala Soeratin tahun 2007. Tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapat penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim dan Pelatih terbaik.  

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 11 AGUSTUS"

Post a Comment