PERISTIWA YANG TERJADI DI TANGGAL 22 MEI

 
HARI PERINGATAN
22 MEI - DIPERINGATI SEBAGAI HARI KEANEKARAGAMAN HAYATI INTERNATIONAL

Hari Keanekaragaman Hayati Internasional (Hari Kehati) adalah hari internasional yang dirayakan oleh PBB untuk menggalakkan isu-isu keanekaragaman hayati, diperingati pada tanggal 22 Mei setiap tahunnya. Hari Keanekaragaman Hayati Internasional termasuk dalam ruang lingkup Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Agenda Pembangunan Pasca 2015 PBB. Dalam prakarsa kerja sama antarbangsa yang lebih besar ini, topik keanekaragaman hayati menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan dalam pertanian berkelanjutan, penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan, air dan sanitasi, kesehatan dan pembangunan berkelanjutan, energi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan reka baru, berbagi pengetahuan, dan pengembangan kapasitas, ketahanan perkotaan dan adaptasi, angkutan berkelanjutan, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana; samudra dan laut, hutan, kelompok rentan termasuk pribumi, dan ketahanan pangan.

Peran penting keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan diakui dalam dokumen hasil Rio+20, "Dunia yang Kita Inginkan: Masa Depan untuk Semua". Sejak dibentuk oleh Komite Kedua Sidang Umum PBB pada 1993 sampai 2000, ini diadakan pada 29 Desember untuk menyambut hari berlakunya Konvensi Keanekaragaman Hayati. Pada 20 Desember 2000, tanggalnya diubah untuk memperingati diadopsinya Konvensi pada 22 Mei 1992 di Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio, dan sebagian untuk menghindari hari libur lainnya yang terjadi pada akhir Desember. Hari Keanekaragaman Hayati Internasional pertama dirayakan 28 tahun setelah misi Apollo 17 melakukan perjalanan mengeliling orbit bumi. Tema Hari Kehati Tahun 2021 adalah “We’re part of the solution" yang dalam Bahasa Indonesia artinya “Kita adalah bagian dari solusi”.

PERISTIWA NASIONAL

22 MEI 2019 - PERISTIWA KERUSUHAN JAKARTA

Pada hari Rabu, tanggal 22 Mei 2019 terjadi kasus kerusuhan akibat aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan sudah terjadi sejak Selasa 21 Mei 2019 pukul 23.00 WIB hingga Rabu 22 Mei 2019. Aksi tersebut bertujuan untuk menolak hasil rekapitulasi pemilu 2019 dari KPU yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Aksi tersebut turut menelan korban jiwa, salah satunya adalah Muhammad Harun Al Rasyid. Bocah berusia 15 tahun itu ditemukan tewas tertembak di Jembatan Layang Slipi, Jakarta Barat pada Rabu 22 Mei 2019. Bisa dibilang ini merupakan peristiwa memilukan yang mencoreng demokrasi di Indonesia. Dalam peristiwa itu, polisi mengamankan sekitar 300 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di sejumlah tempat di Jakarta, polisi menyebut 300 orang ini berasal dari Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Peristiwa kerusuhan di Bawaslu ini berawal dari dmenyebut 300 orang ini berasal dari Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Aksi pada mulanya berlangsung damai, namun menjelang pukul 23.00 WIB terjadi adu mulut antara massa dengan polisi. Kerusuhan bermula saat massa mulai merusak kawat duri yang dibentangkan di depan kantor Bawaslu dan polisi kemudian menegur dan mengimbau agar massa tidak melakukan tindakan yang merusak. Sesuai SOP, tak boleh ada lagi aksi sesudah larut malam, maka dari itu petugaspun menghalau dengan mekanisme yang ada. Namun massa yang didorong polisi ke Jalan Sabang dan Wahid Hasyim, bukan kooperatif tapi malah menyerang. Bukan hanya dengan kata-kata tapi juga dengan batu, petasan ukuran besar ke arah petugas. Kemudian pada pukul 02. 45 ada massa lain, yang bukan dari massa yang tadi. Pada saat bersamaan, ada 200 massa yang berkumpul di KS Tubun, Jakarta Barat.

Massa tersebut bergerak ke arah asrama Mabes Polri di Petamburan. Mereka menyerang asrama Brimob dengan batu, molotov, petasan, botol-botol. Di asrama itu ada piket petugas lalu dihalau dengan gas air mata. Massa bukannya mundur, tapi terus masuk ke asrama Brimob. Mereka melakukan perusakan asrama dan membakar beberapa kendaraan yang parkir di sana. Baik kendaraan pribadi maupun dinas. Mobil yang rusak berjumlah 11 unit, dengan kerusakan variasi kaca depan. Mobil terbakar ada 14 unit. Yaitu truk dalmas, mobil dalmas, dan 11 unit mobil umum. Unjuk rasa berakhir pukul 05.00 WIB, saar setelah Kapolda Metro Jaya Gatot Eddy Pramono tiba untuk menenangkan massa. Ada beberapa massa yang terluka dan sedang dicek dan investigasi.

22 MEI 2010 - IBU AINUN HABIBI MENINGGAL DUNIA
dr. Hj. Hasri Ainun Besari atau biasa dipanggil Hasri Ainun Habibie, adalah Istri dari Presiden Indonesia Ketiga, BJ. Habibie. Ia menjadi Ibu Negara Indonesia ketiga dari tahun 1998 hingga tahun 1999. Hasri Ainun Besari adalah anak keempat dari delapan bersaudara R. Mohamad Besari dan istrinya, Sadarmi. Arti nama Hasri Ainun adalah mata yang indah. Ia mendapatkan gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1961 dan bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ibunya yang bernama Sadarmi Besari (dikenal juga sebagai Sadarmi Sosrowijoto) lahir di Surakarta pada 14/17 Juni 1906 dan meninggal dunia pada 13 April 2005 di Bandung, Jawa Barat. Ainun menikah dengan teman SMA nya, Rudy Habibie. Ainun menikah dengan Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Dari pernikahan tersebut, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Hasri Ainun menderita kanker ovarium dan pada tanggal 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, München, Jerman dan telah menjalani sembilan kali operasi. Empat dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama sedangkan sisanya merupakan eksplorasi. Pada tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.35 waktu München, Jerman, Ainun meninggal dunia setelah melewati masa kritis sekitar 1 hari di mana hidupnya ditopang oleh alat. Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2010 kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata hari itu juga. Atas dedikasi beliau yang sangat tinggi bagi dunia kesehatan (khususnya dalam penanganan penyakit mata di Indonesia), maka Pemerintah Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 berinisiasi membangun dan meresmikan Rumah Sakit Provinsi dr. Hasri Ainun Habibie di Limboto, Kabupaten Gorontalo.

22 MEI 2019 - USTADZ ARIFIN ILHAM MENINGGAL DUNIA
K.H. Muhammad Arifin Ilham adalah seorang pendakwah atau dai berkebangsaan Indonesia. Ia mendirikan majelis taklim bernama "Adz-Dzikra" pada tahun 2000. Arifin Ilham adalah anak kedua dari lima bersaudara, lahir pada tanggal 8 Juni 1969 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ia merupakan satu-satunya anak lelaki dari lima bersaudara tersebut. Ayah Arifin Ilham masih merupakan keturunan ketujuh Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, yaitu seorang ulama besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati, merupakan kelahiran Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia pada 22 Mei 2019 setelah dirawat di rumah sakit di Penang, Malaysia, akibat kanker getah bening. Almarhum dikebumikan di kompleks Pesantren Az-zikra di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam setahun terakhir, Almarhum memang sering bolak-balik ke Malaysia guna menjalani perawatan dan kemoterapi kanker getah bening stadium IV di Malaysia.
 
Ustadz Arifin Ilham sempat menyembunyikan penyakit kanker nasofaring ke publik. Dia baru mengabarkan penyakitnya itu pada Desember 2018, dan dia menyatakan saat itu kanker yang diidapnya berada pada stadium 4. Namun, ketika itu dia mengaku kondisinya berangsur membaik setelah menjalani perawatan selama dua bulan. Kabar meninggalnya Ustadz Arifin Ilham tersebut disampaikan oleh Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym melalui pesan singkat. Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia pada usia 49 tahun. "Innaalillahi wainnaa ilaihi roji'uun. Telah wafat guru, sahabat kita, Ustad Arifin Ilham," kata Aa Gym dalam pesan singkat yang disampaikannya pada Rabu, 22 Mei 2019 pukul 22.50 WIB. Ustadz Arifin Ilham meninggal dunia pada pukul 23.20 waktu Penang. "Semoga beliau berbahagia berjumpa dengan Alloh yang amat dicintai dan dirindukannya. Selamat jalan wahai mujahid Allohummaghfirlahuu Warhamhuu Wa'afiih Wa'fuanhuu," kata Aa Gym.

0 Response to "PERISTIWA YANG TERJADI DI TANGGAL 22 MEI"

Post a Comment