24 FEBRUARI, DIPERINGATI SEBAGAI HARI BARTENDER SEDUNIA (WORLD BARTENDER DAY)

 
Bartender (bisa juga disebut barkeep, barkeeper, barperson, barman, barmaid, bar attendant, mixologist, tavern keeper, whiskey slinger atau taberneiro) adalah sebuah profesi atau pekerjaan seseorang yang ahli dalam bidang meracik minuman dan mampu menciptakan berbagai resep minuman baru. Berbeda dengan barista yang bekerja di coffe shop / kedai kopi, bartender bekerjanya di bar. Sebagaimana dikutip dari situs parapuan.co, selain harus bisa meracik minuman, seorang bartender juga harus mampu memperkirakan harga jual yang cocok untuk minuman yang dibuat tersebut. Agar suatu minuman bisa laku dan disukai pelanggan, seorang bartender harus memiliki keterampilan dan teknik khusus dalam meraciknya. Sebagaimana yang sering kita lihat dalam video-video yang beredar di youtube.com, bartender dominan dengan keahlian memainkan peralatan meracik minuman, memainkan gelas hingga bisa melakukan atraksi-atraksi yang membuat siapa saja yang melihatnya bisa kagum sekaligus terhibur.

Bagi seorang bartender, sebagaimana dikutip dari id-velopedia.velo.com, kepiawaiannya dalam seni meracik minuman menjadi modal utama untuk keberlangsungan bisnis sebuah bar. Di Indonesia sendiri, profesi sebagai seorang bartender sudah dikenal dengan sangat baik terutama di kota-kota besar. Bahkan, tidak sedikit bartender lokal yang bisa sukses mengantongi prestasi dari ajang-ajang kompetisi bartender tingkat internasional. Dalam industri Food & Beverage, peran seorang bartender punya banyak kesamaan dengan peran dari staf front office yang setiap harinya standby di lobi hotel atau perkantoran. Tingkat kepuasan konsumen suatu restoran, cafe, atau bar sangat bergantung pada kualitas layanan para bartender. Karena alasan itulah, seorang bartender tidak hanya dituntut untuk jago bikin minuman enak, tapi juga harus punya skill interpersonal yang baik.

Dalam menjalankan aksinya, sebagaimana dikutip dari situs kaskus.com, seorang Bartender biasanya dibantu oleh asisten yang disebut Barback. Sedangkan aksi Bartender itu sendiri, lazim disebut “bartending”. Bartender profesional haruslah memiliki kepekaan dalam membedakan berbagai macam rasa dan jenis minuman sehingga dapat membuat minuman yang bercita rasa tinggi.

Bartender juga berkewajiban moral untuk mengidentifikasi pelanggan di bawah umur dan pada beberapa negara tertentu, seperti Swedia, seorang bartender wajib untuk tidak menambahkan minuman lagi kepada pelanggan yang sudah mabuk. Menjadi bartender adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan karena berinteraksi dengan berbagai macam orang dan tentunya memberikan pendapatan yang lumayan. Di Amerika Serikat, 55% dari pendapatan seorang Bartender diperoleh lewat “tip” yang diperoleh dari pengunjung.

SEJARAH BARTENDER
Profesi bartender sendiri, sebagaimana dikutip dari zonabanten.pikiran-rakyat.com, sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan termasuk pekerjaan tertua di dunia. Kala itu, bartender adalah seorang pemilik penginapan dan kedai minuman di daerah Roma Kuno, Yunani. Mereka menyajikan meniuman kepada pelanggan. Pada masa Romawi Kuno, sebagaimana dikutip dari situs id-velopedia.velo.com, di sepanjang rute populer yang biasa dilalui para pengelana, terdapat rumah-rumah yang sekarang kita kenal sebagai kedai minum alias bar. Orang-orang biasa mampir untuk istirahat, berbaur, sambil menenggak anggur sebelum melanjutkan perjalanan. Kedai minum juga banyak ditemukan di pusat kota. Namun, karena masalah hukum, profesi Bartender kala itu, tidak selalu dihargai. Baru pada abad ke-15, profesi bartender lebih diterima di Perancis, Jerman, Irlandia, dan Inggris. 

bartending-sudah-dimulai-sejak-jaman-Julius-Caesar-50-SM-di-roma-www-agniamedia-com

Selama Abad Pertengahan, bartending mulai menjadi profesi penuh. Bahkan pekerjaan bartender cukup menjanjikan karena penghasilannya lebih banyak daripada pekerjaan lain. Status bartender akhirnya dipandang sebagai kasta elit karena mereka bisa mengumpulkan banyak kekayaan dari pekerjaannya tersebut. Sebagai dampaknya, pada masa-masa setelahnya, kedai-kedai minum pada zaman kuno segera berubah menjadi bar dan pub, khususnya di Inggris. Tempat-tempat semacam ini mulai identik sebagai lokasi nongkrong kaum sosialita untuk minum sambil bergosip. 

Pada tahun 1800-an, persepsi tentang bartender mulai berkembang sebagai seseorang yang membuat atau meracik minuman alih-alih sekadar menyajikannya kepada tamu. Seiring dengan gencarnya penjelajahan bangsa Eropa hingga ditemukannya Dunia Baru, praktik bartending turut dibawa ke wilayah koloninya. Belum sampai beberapa abad setelah penemuan benua Amerika, bartending telah sepenuhnya mengubah kebiasaan minum masyarakat dunia. Pada abad ke-19, ada seorang bartender asal Amerika Serikat yang terkenal, namanya Jeremiah "Jerry" Thomas (1830-1885). Orang yang kemudian dikenal sebagai “Bapak Mixology” itu, populer karena minuman koktail spesial yang dibuat di barnya di hotel Occidental di San Francisco, New York dan berhasil menerbitkan buku tentang cara mencampur minuman pada 1862 berjudul “How to Mix Drinks”.

Jerry tampil berbalut setelan necis dan sederet cincin berlian. Seorang pengunjung dibuat heran dengan minuman yang sama sekali asing, merupakan campuran aneh seperti krusta, smash, dan aster, tapi enak bukan main. Menurut cerita, Jerry dulunya belajar soal minuman di New Haven, Connecticut sebelum hijrah ke California selama masa Gold Rush. Kepiawaiannya meramu minuman membuat Jerry tersohor sampai ke Eropa. Konon, selama bekerja di hotel Occidental, setiap minggunya dia bisa membawa pulang penghasilan hingga US$100. Pendapatan ini lebih tinggi dibanding gaji Wapres Amerika Serikat kala itu. Pengaruh Jerry tidak sampai disitu. Aksi uniknya dalam membuat minuman kemudian berkembang menjadi Flair Bartending atau disebut juga Extreme Bartending. Penyajian minuman menjadi lebih menghibur lewat aksi Flair Bartending.
 
seni-pertunjukan-flair-bartending-menjadi-ciri-khas-seorang-bartender-www-agniamedia-com
 
Flair sendiri berarti trik-trik khusus yang diterapkan bartender untuk menarik perhatian pengunjung pada saat meracik minuman. Aksi-aksi seperti melempar botol atau juggling, memutar botol/shaker, menyulut minuman dengan api hingga bar-magic adalah beberapa teknik Flair bartending yang paling umum. Jerry Thomas bukan hanya bartender paling terkenal pada masanya, tetapi panduan pembuatan koktailnya pada tahun 1862, 'The Bon Vivant's Companion,' juga merupakan buku koktail pertama yang pernah diterbitkan. Buku ini sangat berguna sehingga masih dicetak sampai sekarang dan berisi lusinan resep. Hingga kematiannya pada tahun 1885 pada usia 55, Thomas bekerja di bar di seluruh AS dan Eropa.

Memasuki abad ke-19, keberadaan bartender semakin diakui dengan diberikannya penghargaan atas kreativitas, keterampilan, dan perhatian mereka terhadap detail dalam menciptakan, membuat, dan menyajikan minuman. Lalu di tahun 1930-an, permintaan untuk sekolah bartending dimulai, hingga para pemilik bari dan restoran melatih para calon bartender terlebih dahulu untuk dijadikan karyawan. Untuk mengapresiasi bakat-bakat para bartender di seluruh dunia, maka sejak tahun 1998 kompetisi Flair Bartending internasional mulai diselenggarakan. Berikut adalah beberapa kompetisi terbesar yang sudah sempat digelar:

  • Roadhouse World Flair in (covent garden) London, UK.
  • Legends of Bartending (Las Vegas, USA) – discontinued
  • Quest (Orlando - the oldest major flair competition in the world) – discontinued
  • Skyy Global Flair Challenge in 14 different countries incl. China, UK, Canada, Israel, Czech Republic, Germany, Brazil, Mexico, etc. – discontinued
  • Crazy Beach World Flair Competition (Cosenza - Italy)
  • Flairmania (Riga, lativa)
  • Stars War Championship (Bali, Indonesia)
  • Titans World Open (Moscow, Russia)
  • Ultimate Flair (Tokyo, Japan)
  • Flair Battle Rome (Rome, Italy)
  • Old Skool Rules (London, UK)
  • Prepare to Flair - Beginner Competition @ the Roadhouse (London, UK)
  • Flair Fearless Championship (Los Angeles, USA)
  • Bols Barmen Cup (Umag, Croatia)
  • Warsaw Flair Challenge (Warsaw, Poland)

bali-stars-war-flair-bartending-championship-yang-diadakan-di-bali-indonesia-www-agniamedia-com

PENETAPAN HARI BARTENDER SEDUNIA (WORLD BARTENDER DAY)
Hari Bartender Sedunia ditujukan untuk menghargai profesi seorang bartender dan sekaligus sebagai wujud apresiasi terhadap kejeniusan serta kreativitas dari orang-orang yang menggeluti bidang ini. Beberapa negara di dunia merayakan Hari Bartender Sedunia (World Bartender Day) dengan mengadakan beragam agenda, salah satu contohnya dengan mengadakan kompetisi koktail yang biasa digelar di negara Australia dan Selandia Baru, perlombaan ini sering disebut dengan nama 'The Perfect Blend'. Satu hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi bartender sukses adalah daya ingat yang baik. Hal ini sangat berguna karena seorang bartender harus mampu mengingat semua jenis racikan minuman yang dibuatnya, tanpa merubah rasa ketika mengulanginya. 

Tanggal 24 Februari ditetapkan sebagai Hari Bartender Dunia (World Bartender Day), mengikuti sejarah berdirinya Asosiasi Bartender Internasional atau yang dikenal dengan nama International Bartenders Association (IBA). IBA didirikan pada tanggal 24 Februari 1951 di saloon Grand Hotel di Torquay, Inggris, merupakan sebuah organisasi internasional yang didirikan untuk mewakili para bartender terbaik di dunia. Acara tahunan seperti World Cocktail Competition (WCC) dan World Flairtending Competition (WFC)  merupakan acara yang diselenggarakan oleh International Bartenders Association (IBA). IBA juga pernah menyelenggarakan kejuaraan bartender sedunia di Estonia pada oktober tahun lalu, kemudian berencana untuk kejuaraan berikutnya dilaksanakan di Tiongkok. Kompetisi ini digelar setiap dua tahun sekali dan telah dilakasanakan di Tiongkok sebanyak 10 kali.
 
kuo-chao-kun-ketua-asosiasi-bartender-internasional-www-agniamedia-com
 
Seperti dikutip dari id.taiwantoday.tw, Bartender terkemuka asal Taiwan yang juga menjabat sebagai Ketua IBA kawasan Asia Pasifik, Kuo Chao-kun, mengkhawatirkan tindakan semacam ini dapat memarginalisasi Taiwan. Oleh karena itu, dalam sebuah rapat ia mengusulkan agar pusat pembinaan dan pelatihan pertama IBA didirikan di Taiwan. Gagasan tersebut mendapat dukungan dari para pimpinan asosiasi dan diputuskan bahwa pusat pelatihan resmi IBA akan dibuka di Kaohsiung dan mulai menerima peserta pada bulan Mei 2019. Kuo Chao-kun mengatakan, "Taiwan memiliki bartender dengan kemampuan kelas dunia, hingga saat ini ada dua rekor dunia yang dibuat oleh bartender Taiwan dan masih belum bisa terpecahkan. Jika kita mempertunjukkan keunggulan kualitas kita, orang yang melihat dan merasakan pasti akan memberikan rasa hormatnya"

Berlandaskan pada ide inilah, para pimpinan dan peserta asosiasi dari berbagai negara menyetujui pembukaan pusat pelatihan di Kaohsiung, dan bersedia mengirim peserta didik mereka untuk dibina di Taiwan. Menurut Kuo Chao-kun, sekalipun 20 tahun berikutnya semua perlombaan digelar di Tiongkok dan peserta Taiwan tetap tidak diperbolehkan membawa bendera nasional untuk berlomba, namun jika setiap peserta lomba harus melalui pelatihan di Taiwan sebelum bertanding, visibilitas Taiwan di mata dunia internasional akan tetap terjaga.

0 Response to "24 FEBRUARI, DIPERINGATI SEBAGAI HARI BARTENDER SEDUNIA (WORLD BARTENDER DAY)"

Post a Comment