Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 2 Februari, berdasarkan penandatanganan Konvensi Lahan Basah (The Convention on Wetlands of International Importance, especially as Waterfowl Habitat) pada tanggal 2 Februari 1971 di Kota Ramsar, Iran. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap peran penting lahan basah bagi manusia dan kehidupan. Lahan basah sendiri menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas, yaitu ”Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan: alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut”. Arti lain dari lahan basah adalah area dimana terjadi dimana air bertemu dengan tanah. Contoh dari lahan basah antara lain bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang.
Lahan basah ada di setiap negara dan di setiap zona iklim, dari daerah kutub sampai daerah tropis, dan dari dataran tinggi sampai daerah kering. Negara Indonesia telah masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 1991 tentang Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia. Keberadaan lahan basah vital bagi ekosistem termasuk kehidupan manusia diantaranya sebagai penyimpan karbon, sumber air, sumber pangan, jalur transportasi, penyokong perekonomian, mengurangi risiko bencana alam, dan sumber keanekaragaman hayati. Aksi merusak lahan basah dan perubahan iklim global telah mengancam keberadaan lahan basah. Oleh karena itu dalam peringatan Hari Lahan Basah Sedunia ini diharapkan semua pihak mencintai lahan basah dengan bersama-sama menghargai, mengelola, dan memulihkannya demi masa depan kita semua dan seluruh makhluk hidup.
Dikutip dari jurnal "Info Singkat Vol. X No. 03/I/Puslit/Februari/2018" yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Salah satu jenis lahan basah yang cukup luas di Indonesia adalah lahan gambut. Luas lahan gambut di dunia secara keseluruhan mencapai setengah dari luas lahan basah dan menutupi 3% dari total luas permukaan bumi. Indonesia adalah negara tropis yang memiliki lahan gambut terluas di dunia yang tersebar di tiga pulau, yaitu: Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pada November 2017, para ahli gambut dunia sepakat membangun komite internasional di Indonesia untuk membangun pusat gambut tropis. Kalimantan Tengah menjadi salah satu kandidat wilayah pusat gambut tropis dunia tersebut. Namun, saat ini lahan gambut sebagai salah satu ekosistem yang kaya karbon sedang menghadapi tekanan besar akibat berbagai intervensi untuk mengubah penggunaan lahan.
Terlebih lagi, pada tahun 2015 terjadi kebakaran yang menghanguskan total lahan sekitar 2,3 juta ha, sekitar 1 juta ha di antaranya merupakan lahan gambut. Di sisi lain, permasalahan lingkungan lainnya yang sering dialami Indonesia adalah kekurangan air bersih dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Gambut terdiri atas bahan organik yang kondisinya jenuh air, hasil dekomposisi dari bahan tanaman yang terjadi secara anaerob. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2012) mendefinisikan lahan gambut sebagai lahan dengan tanah jenuh air, terbentuk dari endapan yang berasal dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan yang sebagian belum melapuk sempurna. Ketebalannya 50 cm atau lebih dan kandungan karbon organik sekurang-kurangnya 12% (berdasarkan berat kering). Sebaran lahan gambut di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Hasil kajian Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2011 menyatakan bahwa luas lahan gambut di Indonesia sekitar 14,91 juta ha; meliputi 11,01 juta ha lahan gambut di daerah rawa pasang surut dan sisanya 3,9 juta ha berada di rawa lebak dan pantai.
Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia pertama kali dikukuhkan melalui Konvensi Lahan Basah di Kota Ramsar, Iran yang terletak di tepi Laut Kaspia pada 2 Februari 1971, meskipun seremonial tidak dilakukan hingga tahun 1997. Pada akhirnya, penetapan tema dalam rangka Hari Lahan Basah Sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 1997 bertajuk "World Wetlands Day (WWD) celebrated for the first time". Peringatan yang berlangsung setiap 2 Ferbuari ini juga didedikasikan untuk para pecinta lingkungan dan orang-orang dari seluruh dunia untuk berkumpul dan melakukan aksi agar keberlangsungan lahan basah tetap terjaga. Sebagaimana diketahui bahwa kerentanan lingkungan maupun populasi manusia yang terus meningkat menjadi tantangan ekologi yang turut serta memengaruhi keberadaan lahan basah. Overpopulasi dan pembangunan yang marak terjadi di berabagi wilayah menyebabkan penurunan pelestarian lingkungan tak terkecuali keberadaan lahan basah.
Dikutip dari indonesia.wetlands.org, kegiatan manusia yang tidak melindungi, tidak menjaga, bahkan merusak demi beberapa alasan (terutama berlatar belakang ekonomi) adalah faktor utama penyebab terjadinya berbagai kerusakan dan bencana di muka bumi. Beberapa dekade terakhir bahkan bencana meningkat secara drastis, seiring dengan semakin parahnya perubahan iklim yang berkontribusi terhadap cuaca yang lebih ekstrim dan semakin tidak terduga. Degradasi dan kerusakan ekosistem turut meningkatkan kerawanan ekosistem terhadap bencana. Ditambah dengan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat di sekitar ekosistem, maka risiko bencana semakin meningkat. Lahan basah yang kondisinya masih baik haruslah dijaga dan dipertahankan, sementara lahan basah yang telah terdegradasi dan rusak harus segera dipulihkan dan dikembalikan fungsi serta manfaatnya, agar ekosistem kembali menjadi kuat. Ekosistem lahan basah yang kuat akan mengurangi risiko bencana bagi ekosistem itu sendiri dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Frekuensi bencana di hampir seluruh belahan dunia terus meningkat, bahkan dalam 35 tahun terakhir frekuensinya meningkat lebih dari dua kali lipat. Penyebab utamanya adalah rusaknya lingkungan akibat ulah dan kelalaian manusia, diperparah lagi dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi. Kondisi demikian menyebabkan menurunnya daya dukung lingkungan, sehingga lingkungan dan bahkan kehidupan masyarakat di dalamnya menjadi semakin terancam dan rentan. Badan dunia yang membidangi masalah Air memperkirakan bahwa 90% dari semua bencana alam terkait dengan air. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memprediksikan bahwa peristiwa ekstrim ke depan akan jauh lebih parah lagi. Kerusakan lingkungan serta bencana yang terus menerpa, menjadikan ekosistem lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat (terutama masyarakat miskin) semakin rentan. Ramsar menyatakan bahwa 90% kematian akibat bencana terdapat di negara-negara miskin dan berpendapatan yang rendah.
Sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana ditengah meningkatnya perubahan iklim dan semakin terdegradasinya lingkungan, Wetlands Internasional Indonesia (WII) saat ini tengah menerapkan sebuah pendekatan inovatif untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan masyarakat rentan bencana yang dikenal dengan pendekatan Integrated Risk Management (IRM)/Pengelolaan Risiko Terpadu. IRM merupakan pendekatan yang memadukan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Adaptasi Perubahan Iklim (API, serta Manajemen dan Restorasi Ekosistem (MRE) secara bersamaan. Delapan prinsip utama IRM : partisipatif, multidisiplin, kemitraan, pendekatan landscape, penguatan sumber-sumber penghidupan, pembelajaran yang berkelanjutan, bekerja pada skala waktu yang beragam dan penguatan kelembagaan. Dalam penerapannya, WII bekerjasama dengan masyarakat, sektor swasta dan pemerintah, dalam mengintegrasikan Integrated Risk Management (IRM)/ pengelolaan risiko terpadu kedalam kebijakan, praktek investasi dan praktek pembangunan.
Novia Indah Kintani, sekretaris Assesment Strategic Division Himasper IPB, sebagaimana dikutip dari himasper.lk.ipb.ac.id, berpendapat bahwa lahan basah atau wetlands adalah ‘keajaiban’ yang terletak di antara air dan daratan, mulai dari pesisir hingga ke tepi sungai di pegunungan. “Bagaimana tidak? Lahan yang banyak tergenang air saat hujan dan mungkin kering saat kemarau itu melakukan banyak ‘pekerjaan’. Mulai dari tempat tinggal biota langka, menyaring air agar kualitasnya baik saat sampai ke sungai atau danau, menampung air banjir, mencegah abrasi, sampai ke ‘pekerjaan’ yang jarang orang umum sadari: menjaga ketersediaan sumber air bersih”, papar Novia. Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa nilai materi (dalam hitungan uang) mungkin kurang terasa secara langsung, oleh karenanya masih banyak penyalahgunaan dari lahan basah itu sendiri. Namun, jika diamati lebih dalam, akan terlihat menakjubkan ketika ‘pekerjaan’ sebanyak itu dilakukan oleh lahan yang terbilang kecil, dan hasilnya tidak hanya bermanfaat bagi Lingkungan itu sendiri.
Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuan para anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia. Pada tahun 1997, Hari Lahan Basah Sedunia untuk pertama kalinya diperingati di seluruh dunia oleh negara-negara anggota Konvensi Ramsar.
Berikut adalah tema peringatan Hari Lahan Basah Sedunia di tiap tahunnya:
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1997
Merupakan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia untuk pertama kalinya. Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2018 diusung tema "World Wetlands Day (WWD) celebrated for the first time".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1998
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1998 diusung tema "Importance of water to life & role of wetlands in water supply" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Pentingnya air bagi kehidupan & peran lahan basah dalam penyediaan air".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1998 diusung tema "Importance of water to life & role of wetlands in water supply" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Pentingnya air bagi kehidupan & peran lahan basah dalam penyediaan air".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1999
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 1999 diusung tema "People and wetlands- the vital link" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Orang dan lahan basah - penghubung penting".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2000
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2000 diusung tema "Celebrating our wetlands of international importance" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Merayakan lahan basah kita yang penting secara internasional".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2001
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2001 diusung tema "A wetland world - A world to discover" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dunia lahan basah - Dunia untuk dijelajahi ".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2001 diusung tema "A wetland world - A world to discover" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dunia lahan basah - Dunia untuk dijelajahi ".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2002
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2002 diusung tema "Wetlands : Water life and culture" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan basah : Air, Kehidupan dan Kebudayaan".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2003
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2003 diusung tema "No wetlands - no water" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Tak Ada Lahan basah - Tak Ada Air".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2003 diusung tema "No wetlands - no water" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Tak Ada Lahan basah - Tak Ada Air".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2004
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2004 diusung tema "From the mountains to the sea - Wetlands at work for us" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dari gunung ke laut - Lahan basah bekerja untuk kita".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2004 diusung tema "From the mountains to the sea - Wetlands at work for us" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dari gunung ke laut - Lahan basah bekerja untuk kita".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2005
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2005 diusung tema "There's Wealth in Wetland Diversity - Don't Lose It" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Ada Kekayaan dalam Keanekaragaman Lahan Basah - Jangan Disia-siakan ".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2005 diusung tema "There's Wealth in Wetland Diversity - Don't Lose It" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Ada Kekayaan dalam Keanekaragaman Lahan Basah - Jangan Disia-siakan ".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2006
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2006 diusung tema "Livelihoods at Risk" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Kehidupan Diambang Bahaya".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2006 diusung tema "Livelihoods at Risk" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Kehidupan Diambang Bahaya".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2007
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2007 diusung tema "Fish for tomorrow?" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Ikan untuk Hari Esok".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2007 diusung tema "Fish for tomorrow?" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Ikan untuk Hari Esok".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2008
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2008 diusung tema "Healthy Wetlands, Healthy People" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah Sehat Masyarakat Sehat".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2008 diusung tema "Healthy Wetlands, Healthy People" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah Sehat Masyarakat Sehat".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2009
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2009 diusung tema "Up Stream Down Stream, Wetlands Connect Us, All" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dari Hulu ke Hilir Lahan Basah Menyatukan Kita".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2009 diusung tema "Up Stream Down Stream, Wetlands Connect Us, All" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Dari Hulu ke Hilir Lahan Basah Menyatukan Kita".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2010
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2010 diusung tema "Caring for Wetlands" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Pelestarian Lahan Basah".
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2010 diusung tema "Caring for Wetlands" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Pelestarian Lahan Basah".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2011
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2011 diusung tema "Forest for Water and Wetlands" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Hutan untuk Air dan Lahan Basah".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2012
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2012 diusung tema "Wetlands Tourism - A Great Experience" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Wisata Lahan Basah - Sebuah Pengalaman Berharga ".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2013
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2013 diusung tema "Wetlands and Water Management" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah dan Menejemen Air".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2014
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2014 diusung tema "Wetlands and Agriculture" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah dan Pertanian".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2015
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2015 diusung tema "Wetlands for Our Future: Join Us" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah untuk Masa Depan: Bergabunglah Dengan Kami".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2016
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2016 diusung tema "Wetlands for Our Future: Sustainable Livelihoods" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah untuk Masa Depan : Keberlanjutan Kehidupan".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2017
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2017 diusung tema "Wetlands for Disaster Risk Reduction" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah bagi Pengurangan Risiko bencana".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2018
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2018 diusung tema "Wetlands for a Sustainable Urban Future" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah Untuk Masa Depan Daerah yang Berkelanjutan".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2019
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2019 diusung tema "Wetlands and Vlimate Change" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah dan Perubahan Iklim".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2020
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2020 diusung tema "Wetlands and Biodiversiry" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah dan Biodiversiti".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2021
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2021 diusung tema "Wetlands and Water" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Lahan Basah dan Air".
Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2022
Pada peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day) Tahun 2022 diusung tema "Wetlands Action for People and Nature" atau dalam bahasa Indonesia artinya "Aksi Lahan Basah untuk Manusia dan Alam".
0 Response to "2 FEBRUARI, DIPERINGATI SEBAGAI HARI LAHAN BASAH SEDUNIA (WORLD WETLANDS DAY)"
Post a Comment