RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 30 DESEMBER

 
30 DESEMBER 2001
DONO WARKOP MENINGGAL DUNIA

Siapa yang tak kenal Dono, salah satu personel grup lawak WARKOP DKI yang mulai populer di era tahun 70-an. Dono, Kasino dan Indro, tiga personel grup Warkop DKI sudah sangat akrab dikenal seluruh lapisan masyarakat seantero nusantara, tak terhitung jumlah film layar lebar bertema komedi yang telah mereka bintangi. Mereka terbukti telah berhasil menghibur seluruh rakyar Indonesia dengan lawakan-lawakan yang "cerdas", tak hanya pada masanya saja namun juga hingga saat ini, dimana kita tahu film-film mereka yang pernah diproduksi masih menghiasi pertelevisian pada jaman ini. Warkop DKI sejak awal dibentuk pada 23 September 1973 beranggotakan 5 personel yang terdiri dari Nanu Mulyono, Kasino Hadiwibowo, Wahjoe Sardono, Indrojoyo "Indro" Kusumonegoro dan Rudy David Badil. Kebersamaan mereka hanya sesaat setelah Rudy hengkang, sementara Nanu memilih bersolo karir dan meninggal pada 1983. 
 
dono-warkop-meninggal-karena-penyakit-tumor-dan-kanker-paru-paru-www-agniamedia-com
 
Warkop DKI yang sebelumnya diberi nama Warkop Prambors karena mereka berlima mengisi program lawak di Stasiun Radio Prambors. Setelah Tudy dan Nanu keluar, Warkop Prambors berganti nama menjadi Waekop DKI, dimana kata DKI yang mengganti kata Prambors merupakan singkatan dari nama personel yang tersisa yaitu Dono, Kasino dan Indro. Warkop DKI kini hanya menyisakan satu personel yaitu Indro, Kasino meninggal lebih dulu pada 18 Desember 1997 karena penyakit tumor otak yang dideritanya, sementara Dono meninggal pada 30 Desember 2001 karena penyakit kanker paru-paru. Meski rekan-rekan seperjuangannya telah meninggal,  Indro tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga Kasino dan Dono. Bahkan sampai saat ini Indro juga selalu dilibatkan di acara-acara penting keluarga Dono ataupun Kasino. Pada tanggal 2020, Indro juga datang ke pernikahan Satrio Dono, anak dari mendiang Dono, untuk memberi restu.
 
indro-mieke-dan-anak-anak-dono-masih-menjalin-hubungan-bak-keluarga-www-agniamedia-com
 
Dono sendiri bernama lengkap Drs. H. Wahyu Sardono, M.S., merupakan pria kelahiran Delanggu, Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 30 September 1951 dari pasangan Tjitro Soedijono dan Soenarmi. Dono mendapatkan gelar sarjananya di Universitas Indonesia di Fakultas Ilmu Sosial, dimana pada masa kuliahnya Dono pernah tergabung menjadi anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Bahkan Dono tercatat aktif dalam berbagai aksi demonstrasi mahasiswa semama masih menjadi Mahasiswa UI. Di universitas ini juga Dono menemukan kekasih hatinya yaitu Titi Kusumawardhani, mereka berdua bertemu saat masa perploncoan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UI. Selain itu, Dono juga sempat menjadi asisten dosen Prof. Selo Soemardjan dan Ia kerap menjadi asisten untuk menangani kuliah kelompok bersama dengan Paulus Wirutomo. Beberapa kali juga menjadi pemateri dalam kuliah umum jika Prof. Selo Soemardjan berhalangan hadir. 

Ketika kuliah di Universitas Indonesia, Jakarta, Dono bekerja di bagian redaksi surat kabar, antara lain di Tribun dan Salemba, terutama sebagai karikaturis. Kedua media cetak itu berhenti terbit pada tahun 1974. Kemudian Dono bergabung dengan kelompok lawak Warung Kopi Prambors yang didirikan setahun sebelumnya. Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi acara Warung Kopi Prambors yang bergaya obrolan warung kopi di radio swasta Prambors. Awal nama Warkop Prambors tercetus ketika program ini sedang berlangsung. Program ini pun menjadi program yang paling dinanti pendengar setia Prambors. Melihat semakin besarnya nama mereka akhirnya grup ini mengubah nama menjadi Warkop DKI, sebab ketika menggunakan nama Warkop Prambors mereka akan dikenakan royaliti. Nama ini dibuat setelah dua punggawa dan pendiri lainnya keluar grup yaitu Nanu dan Rudy Badil. Setelah itu, mereka dalam komposisi tetap yakni, Dono, Kasino, dan Indro. 
 
dono-kasino-dan-indro-mengawali-karir-sebagai-pengisi-acara-radio-prambors-www-agniamedia-com
 
Dikutip dari liputan6.com, Sebelum meninggal, Dono sempat menjalani perawatan sejak Sabtu kemarin. Suami Titi Kusumawardhani, yang juga telah berpulang 14 Agustus 1999 lantaran kanker payudara itu, sempat mengalami masa kritis sekitar pukul 04.00 WIB, 09.00, dan satu jam kemudian. Dono sempat mengalami koma dan menerima transfusi tiga kantong darah untuk mendongkrak kondisinya. Namun, pada masa kritis berikutnya, Ahad dini hari tadi, Dono tak bisa bertahan. Mantan dosen Jurusan Sosiologi FISIP-UI ini menyusul rekan satu grupnya Kasino, yang meninggal karena kanker otak pada 1997. Wahyu Sardono alias Dono meninggal dunia di Rumah Sakit Santo Carolus, Jakarta Pusat, sekitar pukul 01.00 WIB. Dono meninggal dunia akibar penyakit tumor di bagian bokong dan sudah menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir, dan menyerang lever. Akar jalar tumor itu mengeluarkan cairan dan mengganggu jalannya pernapasan.

Sebelum dibawa pulang ke rumah duka di Jalan Lenteng Agung Raya nomor 131, Jakarta Selatan, jenazah Dono sempat disemayamkan di Ruang Ignatius I nomor 11 RS St. Carolus. Menurut rencana, ayah tiga anak: Andiko Ario Seno, Damar Canggih Wicaksono, dan Satrio Sarwon Trengginas, ini akan dibawa ke Solo, Jawa Tengah, Ahad pagi, untuk dikubur di taman pemakaman keluarga. Namun akhirnya jenazah Dono dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan, tempat yang sama dimana rekannya Kasino dikuburkan. Diiringi hujan gerimis sejak pagi hari, jenazah diantar ratusan pelayat menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Pengantarnya amat banyak, dari rakyat jelata sampai artis-artis kondang seperti Slamet Raharjo, Niniek L. Karim, Doyok Sudarmadji, Taufik Savalas, Eko dan Akri Patrio, Ulfa, Miing, Didin, Mus Mulyadi, dan masih banyak lagi. Sejumlah dosen UI juga tampak di antara para pelayat, seperti Prof. Selo Soemardjan, Prof. Juwono Soedarsono; dan sebagainya. 
 
dono-meninggal-di-usia-50-tahun-meninggalkan-tiga-orang-anak-www-agniamedia-com
 
Almarhum meninggalkan tiga anak, Andika Ario Seno (21), Damar Canggih Wicaksono (15), dan Satrio Sarwo Trengginas (9). Sedangkan istrinya, Titi Kusuma Wardani sudah lebih dulu meninggal dunia akibat kanker payudara pada 14 Agustus 1999. Hingga meningal dunia Dono masih mempunyai keinginan yang belum terkabul. "Semula Ayah sangat optimis penyakitnya bisa hilang. Katanya, kalau sudah sembuh akan umroh bersama tante-tante saya. Rencananya Februari tahun 2002. Ternyata Tuhan berkehendak lain," tutur Ario, anak sulung mendiang Dono. Sahabat Dono yang paling terpukul adalah Indro. Betapa tidak, sudah 26 tahun ia bersahabat dan bermitra dengan Dono sejak masih bergabung dalam grup lawak Warung Kopi Prambors. Firasat tak enak sudah dirasakan Indro saat menjaga Dono di rumah sakit. Ketika itu, Dono berpesan agar Indro meneruskan kelompok Warkop yang didirikan September 1973. "Selama masih bisa diterima masyarakat, saya ikhlas dan rela meneruskan Warkop," Janji Indro.

dono-dimakamkan-di-tpu-tanah-kusir-jakarta-selatan-www-agniamedia-com

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 30 DESEMBER"

Post a Comment