RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 08 NOVEMBER

 
08 NOVEMBER 1945
MASYUMI MENDEKLARASIKAN DIRINYA SEBAGAI PARTAI POLITIK

Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 7 November 1945 sebuah organisasi baru bernama Masyumi terbentuk. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) pada zaman pendudukan Jepang belum menjadi partai namun merupakan federasi dari empat organisasi Islam yang diizinkan pada masa itu, yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia. Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi massa Islam yang sangat berperan dalam pembentukan Masyumi. Tokoh NU, KH Hasyim Asy'arie, terpilih sebagai pimpinan tertinggi Masyumi pada saat itu. Tokoh-tokoh NU lainnya banyak yang duduk dalam kepengurusan Masyumi dan karenanya keterlibatan NU dalam masalah politik menjadi sulit dihindari.

Masyumi pada awalnya didirikan 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI (Madjlisul Islamil A'laa Indonesia) karena Jepang memerlukan suatu badan untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia melalui lembaga agama Islam, serta sebagai upaya strategis Jepang untuk mengendalikan umat Islam di Indonesia. Masyumi mendeklarasikan dirinya sebagai partai politik pada 8 November 1945. Masyumi merupakan sebuah partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia. Masyumi pernah menduduki posisi kedua dalam pemilihan umum 1955, dimana mereka memenangkan 7.903.886 suara, atau mewakili 20,9% suara rakyat, dan meraih 57 kursi di parlemen. Dengan jumlah kursi si parlemen sebanyak itu, Masyumi merupakan partai terbesar yang menduduki kursi DPR. 
 
8-november-1945-masyumi-mendeklarasikan-diri-menjadi-partai-politik-agniamedia-com
 
Nahdlatul Ulama keluar dari Masyumi pada tanggal 5 April 1952 akibat adanya pergesekan politik di antara kaum intelektual Masyumi yang ingin melokalisasi para kiai NU pada persoalan agama saja. Muhammadiyah pun melepaskan keanggotaan istimewanya pada Masyumi menjelang pembubaran Masyumi pada tahun 1960. Pada tahun 1958, beberapa anggota Masyumi bergabung dengan pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) terhadap Soekarno. Sebagai hasilnya, pada tahun 1960 Masyumi bersama dengan Partai Sosialis Indonesia dilarang keberadaannya oleh Soekarno. Masyumi kemudian dibubarkan paksa dan para anggota senior, termasuk Buya Hamka, bahkan beliau turut dipenjara karena dianggap terlibat dalam pemberontakan.

Pada awal pembentukannya, Partai Masyumi tidak memberikan keterangan yang tegas, jelas dan terperinci tentang ideologinya, meskipun Masyumi berideologikan Islam. Lambatnya penjelasan tentang ideologi Masyumi bukan karena masalah di dalam internal partai, melainkan karena pada saat yang sama, Masyumi sedang disibukkan dengan keterlibatan mereka dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.  Setelah Indonesia memperoleh kedaulatan secara penuh, para pemimpin Masyumi mulai memanfaatkan situasi dengan menafsirkan asas Partai Masyumi, yang disahkan dalam Muktamar Masyumi ke-6 yang digelar pada bulan Agustus 1952. Mulai Tahun 1952 asas Partai Masyumi adalah Islam, bahkan Masyumi juga mengeluarkan tafsir asas yang merupakan rumusan resmi ideologi partai yang dijadikan sebagai pedoman dan pegangan bagi para anggota Masyumi.

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 08 NOVEMBER"

Post a Comment