RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 21 OKTOBER

 
21 OKTOBER 1944
SERANGAN BUNUH DIRI (KAMIKAZE) PERTAMA YANG DILAKUKAN JEPANG

Kamikaze merupakan istilah dalam bahasa jepang yang merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu "Kami" yang artinya Tuhan atau Dewa, dan kata "Kaze" yang berarti Angin. Jadi secara harfiah Kamikaze diartikan sebagai "Angin Dewa", namun dalam legenda masyarakat Jepang, Kamikaze berasal dari nama angin topan yang pada tahun 1281 melanda Jepang dan menyelamatkan Jepang dari Invasi Bangsa Mongol, sehingga topan tersebut diberi nama "Angin Dewa" yang dikirim sang dewa untuk menyelamatkan Jepang, atau disebut sebagai Kamikase. Sedangkan pada sejarah perang dunia II, istilah Kamikaze digunakan untuk sebuah serangan bunuh diri yang dilakukan oleh tentara Jepang terhadap armada laut tentara sekutu.

Kamikaze merupakan upaya terakhir yang dilakukan Bangsa Jepang,  setelah kekalahan mereka di Pertempuran Pulau Midway pada Tahun 1942. Selama tahun 1943-1944, angkatan perang Sekutu, didukung oleh sektor industri yang maju dan sumber penghasilan yang cukup kaya mulai mengintai gerak gerik pasukan Jepang. Pesawat pesawat tempur Jepang banyak yang kalah kelas dengan pesawat -pesawat tempur AS, terutama F4U Corsair dan P-51 Mustang. Pada 15 Juli tahun 1944, Saipan, pangkalan militer penting milik Jepang, jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Penguasaan atas pangkalan militer Saipan Memungkinkan pasukan sekutu untuk menggunakan pesawat pembom Jarak Jauh Superfortress B-29 Untuk membumi hanguskan pulau utama jepang.

Setelah Jatuhnya Pangkalan Militer Saipan, komando tertinggi Jepang meramalkan bahwa Sekutu akan mencoba Untuk segera menduduki Filipina, yang lokasinya strategis dan karena berada di ladang minyak antara Asia Tenggara dan Jepang. Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Gagasan mengenai Kamikaze ini dicetuskan oleh Laksamana Madya Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super.

Ide ini kemudian direalisasikan oleh Laksamana Madya Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada bulan Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze. Letnan Tanaka menekankan, Kamikaze dilakukan sebagai pukulan telak pada sasaran lawan, dimana Kamikaze hanya bisa berhasil bila pilot ikut serta dalam pesawat yang membawa roket/bom dan terbang sampai ke sasaran, bahkan Lrtnan Tanaka bersedia menjadi orang pertama yang akan melakukan hal itu. Unit pasukan yang akan melakukan taktik Kamikaze ini kemudian diberi nama Pasukan Serangan Khusus, berupa unit pasukan udara. 

Pada tanggal 17 Oktober 1944, Pasukan Sekutu mulai menyerang Pulau Suluan, guna memulai Pertempuran di Teluk Leyte. Menanggapi hal itu Armada Udara ke-1 Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, yang berpangkalan di Manila diberi tugas membantu kapal Jepang yang akan mencoba menghancurkan pasukan Sekutu di Teluk Leyte tersebut. Namun sayangnya Armada Udara ke-1 Jepang pada waktu itu hanya mempunyai 40 pesawat saja, sehingga misi yang dihadapi oleh penerbang Angkatan Laut Jepang jadi terlihat mustahil untuk dilakukan. Oleh karena Itu Seorang Komandan Armada Udara ke-1, Yaitu Laksamana Madya Takijiro Onishi memutuskan membentuk Suatu kesatuan serangan bunuh diri yaitu Special Attack Air Force kamikaze yang terdiri dari pilot-pilot berani mati. 

Menurut salah seorang saksi mata dari pasukan sekutu, kamikaze yang pertama menyerang dilakukan oleh seorang pilot yang tak dikenal, yang mungkin dari Angkatan Udara Tentara Kekaisaran Jepang, pada tanggal 21 Oktober 1944. Kapal Angkatan Laut australia, yaitu kapal penjelajah HMAS Australia, diserang oleh pesawat tak dikenal milik jepang Jepang yang tidak jauh dari Leyte Island. Sedikitnya 30 orang Awak kapal meninggal akibat serangan ini termasuk seorang komandan, Kapten Emile Dechaineuxdan melukai Komodor John Collins yaitu panglima angkatan perang Australia. 

Menjelang akhir Perang Dunia II, industri pesawat terbang Jepang yang saat itu berlokasi di Pulau Jawa wilayah RI telah mengorbankan 2.525 Buah pesawat terbang yang digunakan dalam misi kamikaze, dan angkatan udara jepang telah mengorbankan 1.387 pilot terbaiknya untuk digunakan dalam misi yang sama. Menurut pengumuman resmi pihak militer Jepang untuk melakukan misi menengelamkan 81 kapal dan merusakkan 195 buah kapal perusak ( Destroyer ) milik pasukan sekutu pihak militer Jepang telah kehilangan hampir 80% dari kekuatan armada tempurnya. Sekitar 20% dari jumlah kapal yang dimiliki pasukan sekutu tenggelam oleh serangan yang dilancarkan pilot kamikaze milik armada perang Jepang saat itu. 

Segala macam serangan Kamikaze dianggap sebagai Divine Heroes. Orang Jepang cenderung menganggap kematian selama masa perang merupakan bunga sakura yang berguguran. Dimana setelah pilot dan pelaut itu meninggal mereka akan bertemu kembali di Altar Kuil Yasukuni di Tokyo. Pilot Kamikaze juga diperlakukan sebagai dewa dan orang suci. Mereka disebut sebagai washi-kami (dewa elang) dan kaminari-kami (dewa guntur). Admiral Onishi sendiri mengatakan sukarelawan kamikaze pertama juga dianggap dewa. Semua pilot Kamikaze sama seperti anggota lain yang gugur, menerima promosi anumerta dan dekorasi. 

Penerbangan Kamikaze terakhir dilakukan pada hari terakhir perang ketika sebuah penerbangan dari 11 pembom Judy, masing-masing membawa bom seberat 880 kg berangkat dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Oita di Kyushu menuju Okinawa. Misi jam ke-11 itu dipimpin sendiri oleh Vice Admiral Matome Ugaki, komandan Armada Udara ke-5 yang ingin mati sebagai seorang samurai karena merasa, "Saya sudah mengirim begitu banyak pilot untuk mati". Kalahnya Jepang juga memukul organisator unit Kamikaze pertama Vice Admiral Tekijiro Ohnishi. Pada hari itu dia memanggil padar staf perwiranya di kediaman resminya. Saat pertemuan terakhir Ohnishi menuliskan pesan terakhir "Untuk jiwa-jiwa tentaraku saya menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya untuk keberanian yang telah dilakukan. Dalam kematian aku minta maaf kepada jiwa-jiwa para pemberani ini dan juga kepada keluarganya."
 

0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 21 OKTOBER"

Post a Comment