DAFTAR UJI COBA BOM NUKLIR YANG MENGERIKAN

 
Senjata nuklir merupakan senjata terkuat yang dimiliki oleh manusia saat ini, guna memperkuat pertahanan suatu negara kelengkapan alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) menjadi sebuah keharusan. Semakin canggih dan semakin kuat alat pertahanan yang dimiliki, akan membuat suatu negara disegani oleh negara lainnya dan membuatnya mengurangi ancaman dari serangan bangsa lain karena perlu berfikir dua kali untuk menyerang negara yang memiliki sistem persenjataan kuat. 

Senjata nuklir saat ini telah banyak dimiliki oleh negara-negara maju, diantara negara tersebut yang telah terkonfirmasi memiliki senjata nuklir yaitu  Amerika Serikat, Rusia, Britania Raya, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Utara dan Pakistan. Bom Nuklir sering disebut-sebut sebagai senjata pemusnah masal, karena satu bom nuklir diperkirakan bisa membuat rata dengan tanah sebuah negara dalam sekali ledakannya. Sebelum lebih jauh kita bicara tentang bom nuklir, ada baiknya kita mengenal dulu apa itu Bom Nuklir.

APA ITU BOM NUKLIR
Secara pengertian, Bom Nuklir adalah senjata pemusnah massal yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya ledak yang sangat tinggi. Berdasarkan tipe reaksinya, senjata nuklir ada dua jenis:

Reaksi Fisi, biasa dinamakan dengan istilah "Bom Atom", karena energinya diproduksi dari Inti Atom. Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang diperkaya atau plutonium) dirancang mencapai supercritical mass - jumlah massa yang diperlukan untuk membentuk reaksi rantai- dengan menabrakkan sebutir bahan sub-critical terhadap butiran lainnya (metode gun), atau dengan memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak kimia sehingga mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari nilai semula.

Reaksi Fusi, biasa dinamakan dengan istilah "senjata Termonuklir atau Bom Hidrogen", yang memproduksi sebagian besar energinya melalui reaksi fusi nuklir yang menggabungkan isotop-isotop hidrogen (deuterium dan tritium). Meski, semua senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan energinya dari proses fisi (termasuk fisi yang dihasilkan karena induksi neutron dari hasil reaksi fusi.) Tidak seperti tipe senjata fisi, senjata fusi tidak memiliki batasan besarnya energi yang dapat dihasilkan dari sebuah sejata termonuklir. 

UJI COBA BOM NUKLIR PERTAMA
Rencana untuk membuat bom uranium oleh negara-negara Sekutu dimulai sejak tahun 1939 ketika Albert Einstein menulis surat kepada Presiden AS Franklin D. Roosevelt dan menyampaikan teori bahwa reaksi rantai nuklir yang tidak terkontrol memiliki potensi besar untuk dijadikan senjata pembunuh massal. Einstein juga memperingatkan tentang ancaman program senjata nuklir Jerman, sehingga mendesak AS untuk mempercepat upayanya dalam membuat senjata nuklir sendiri. Pada 1940, pemerintah AS menyetujui dana sebesar 6.000 dolar untuk membiayai pembuatan bom atom itu. Proyek yang disebut sebagai proyek Manhattan itu akhirnya mencapai hasil lima tahun kemudian dengan dana yang membengkak hingga dua juta dolar.

Uji coba bom nuklir pertama di dunia dilakukan pada tanggal 16 Juli 1945 oleh Angkatan Darat AS datas gurun New Mexico. Bom nuklir yang diberinama "Gadget Plutonium" diledakkan dalam uji coba yang diberinama "Trinity". Area peledakan Trinity merupakan wilayah White Sands Missile Range., dimana kawasan ini merupakan area pengujian militer khusus yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan AS. Ledakkan ini dinyatakan berhasil, dimana efek ledakannya menciptakan sebuah bola api raksasa yang menjulang tinggi ke langit, serta menguapkan semua yang disentuhnya. Pasir-pasir yang ada disekitar titik ledakan meleleh dan menghasilkan kristal-kristal radioaktif, selain itu kawah seukuran lapangan bola (selebar 300 meter) juga terbentuk di area ledakkan.

Tiga minggu setelah pengujian, tepatnya 6 dan 9 Agustus 1945, bom nuklir, yang memiliki dasar desain, seperti Trinity dijatuhkan di Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Pada masa itu daya ledak bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo (ribuan) ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega (jutaan) ton TNT

DAFTAR RANGKAIAN UJI COBA BOM NUKLIR PALING MENGERIKAN

Tsar Bomba (RDS-220 Hidrogen Bomb)
Bom hidrogen RDS-220 adalah Bom termonuklir milik Uni Soviet, dan negara ini masih tercatat sebagai negara pemilik bom nuklir terbesar dunia. Bom RDS-220 juga dikenal dengan nama Tsar Bomba atau sering disebut juga sebagai Big Ivan, merupakan bom termonuklir paling kuat dan terbesar yang pernah dibuat. Tsar Bomba dibuat oleh sekelompok ilmuwan Soviet pada tahun 1961 di saat Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan kemampuan Uni Soviet dalam membangun kekuatan tempur.
 
daftar-uji-coba-bom-nuklir-paling-mengerikan-tsar-bomba-rds-220-hidrogen-bomb-agniamedia-com
 
Tsar Bomba memiliki kapasitas 100 megaton, hal ini membuatnya dianggap sebagai senjata yang terlalu bahaya bahkan untuk sekedar uji cobanya saja. Tsar Bomba akhirnya dimodifikasi dengan membuatnya terdiri dari tiga tahap, tidak seperti senjata termonuklir normal yang meledak hanya dalam dua tahap, penambahan tahap ketiga ini ditujukan untuk meningkatkan daya ledak dari termonuklir, namun mengurangi dampak buruk saat uji cobanya. Pada akhirnya bom nuklir terbesar di dunia ini dimodifikasi menjadi 50 megaton saja, sekitar 3.800 kali kekuatan bom AS yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II. 

Bom dengan berat 27 ton, panjang 8 meter dan diameter 2 meter ini diledakkan oleh Uni Soviet pada sebuah uji coba pada tanggal 30 Oktober 1961 di atas situs uji Mityushikha Bay, Pulau Novaya Zemlya di Laut Arktik Rusia. Untuk proses uji coba, Tsar Bomba diangkut menggunakan pesawat bomber jenis Tu-95V yang telah dimodifikasi khusus sehingga aman dari ledakan. Pesawat ini dikemudikan oleh Andrey Durnovtsev dan lepas landas dari Semenanjung Kola sekitar pukul 11:32 siang waktu Moskwo. Tsar Bomba dijatuhkan dengan menggunakan parasut yang besar, dimana ledakan dari Bom ini terjadi pada jarak 4 km dari atas tanah.

Ledakan Tsar Bomba menimbulkan efek awan jamur setinggi lebih dari 60 km dan kilatan cahaya ledakannya terlihat hingga jarak 1.000 km jauhnya. Dampak ledakannya membuat sebuah desa tak berpenghuni bernama Severny, yang berjarak 55 km dari titik peledakan berhasil diratakan, bahkan bangunan lain yang jaraknya lebih dari 160 km juga dilaporkan hancur. Panas dari ledakan tersebut diperkirakan menyebabkan luka bakar level tiga untuk orang yang berjarak 100 km dari titik ledakan. 

Uji coba Tsar Bomba ini dianggap sukses dan sesuai harapan. Meskipun begitu, rancangan bom nuklir ala Tsar Bomba tidak pernah dipertimbangkan untuk digunakan secara operasional. Bagi Soviet, ukuran bom yang terlalu besar membuatnya harus diangkut lebih dulu oleh pesawat yang berkuran besar pula. Hal ini membuat pesawat ada di bawah risiko menerima serangan lebih dulu sebelum berhasil menjatuhkan bom. Tsar Bomba dianggap sebagai senjata propaganda yang menunjukkan kemampuan Soviet dalam membangun senjata nuklir dengan daya ledak luar biasa. Uji coba Tsar Bomba justru menimbulkan lahirnya aturan pembatasan uji coba nuklir di bawah tanah. Pada 1963, Soviet, AS, Inggris, dan banyak negara lain bergabung dalam kesepakatan tersebut. 

B-41 Nuclear Bomb
Bom Nuklir B41 atau yang juga dikenal dengan nama Bom Mark-41 (Mk-41), merupakan senjata termonuklir paling kuat yang pernah dibuat oleh Amerika Serikat. Pengembangan bom MK-41 dimulai pada tahun 1955, pembuatanyya ditujukan untuk memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS untuk kelas B (10.000lb atau pound). MK-41 memiliki kekuatan 25 megaton atau 1.136 kali lebih kuat dari bom Hiroshima dan Nagasaki di era Perang Dunia II. Sekitar 500 bom diproduksi antara 1960 dan 1962, yang masih beroperasi hingga Juli 1976.
 
daftar-uji-coba-bom-nuklir-paling-mengerikan-bom-b-41-agniamedia-com
 
Prototype MK-41 yang akan diuji akhirnya diberhentikan selama Operasi Hardtack Tahap I pada tahun 1958. Senjata termonuklir tiga tahap ini menggunakan komposisi pemicu berupa deuterium-tritium dan diyakini telah menggunakan bahan bakar deuterida Lithium-6 (95% persen pengayaan) untuk tahap fusi. Dua versi diproduksi, versi "bersih" (tahap ketiga terbungkus timbal) dan versi "kotor" (uranium terbungkus), keduanya dijatuhkan dengan melampirkan dua parasut untuk detonasi yang tertunda. Amerika Serikat menonaktifkan bom ini pada Juli 1976 dan menggantinya dengan bom nuklir B53 yang memiliki kekuatan 9 megaton saja.

TX-21 "Shrimp" (Castle Bravo)
Pada awal pembuatannya, TX-21 hanya memiliki kekuatan 6 megaton, namun akibat dari kesalahan di laboratorium pembuatnya, bom ini menjadi memiliki kekuatan sebesar 15 megaton atau sekitar seribu kali lebih kuat dari bom nuklir Little Boy dan Fat Man yang dijatuhkan di Jepang pada 1945. Senjata termonuklir TX-21 "Shrimp" diledakkan oleh AS pada 1 Maret 1954 selama uji coba senjata nuklir terbesarnya, Castle Bravo, di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall. Ledakan itu menghasilkan kekuatan ledakan 14,8 megaton. 
 
daftar-uji-coba-bom-nuklir-paling-mengerikan-bom-tx-21-shrimp-castle-bravo-agniamedia-com
 
TX-21 juga merupakan varian bawah dari senjata termonuklir TX-17 yang pertama kali diuji selama latihan Castle Romeo pada 1954, dan menggunakan bahan bakar fusi deuterida lithium. Dampak kerusakan dari peoses uji coba tersebut sangat parah, dimana lebih dari 6.000 mil persegi wilayah Samudera Pasifik terkontaminasi zat radioaktif. Dampaknya menjadi semakin fatal karena cuaca hari itu berangin, membuat zat radioaktif dengan mudah menyebar hingga Australia. Hal itu menyebabkan ribuan orang terkena paparan radiasi beberapa minggu setelah bom itu diledakkan.

Bahan bakar untuk bom hidrogen dua tahap ini terdiri dari 37 persen hingga 40 persen Lithium-6, diperkaya deuteride tertutup dalam tamper uranium alam. TX-21 meledak 7 kaki di atas permukaan dan kejatuhan radioaktif tersebar di lebih dari 11.000 km2. Ledakan itu menyebarkan zat radioaktif ke beberapa bagian Asia, Australia, AS dan Eropa

MK-17/ EC-17
MK-17, dengan berat lebih dari 18 ton, adalah senjata nuklir termonuklir terberat yang pernah dibuat oleh AS. Bom ini diproduksi pasca Perang Dunia II berakhir, dimana Amerika Serikat memproduksi bom ini secara masal, yang dimungkinkan sebagai kesiap siagaan AS terhadap kembalinya perang dunia II. Bom ini juga merupakan bom hidrogen yang dioperasikan pertama kali oleh Angkatan Udara AS, selain dibuat dalam jumlah banyak, kekuatan ledakan dan ukurannya juga besar. MK-17 memiliki perkiraan kekuatan 10 Megaton hingga 15 Megaton. 
 
daftar-uji-coba-bom-nuklir-paling-mengerikan-bom-mk-17-ec-17-agniamedia-com
 
Sekitar 200 bom MK-17 diproduksi pada tahun 1955 dan bom tersebut dipensiunkan dari dinas Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada 1957. Bom besar dan berat ini memiliki bobot 41.400 pound. Bom itu dijatuhkan dari udara oleh pesawat pembom B-36 menggunakan parasut tunggal berukuran 64 kaki, yang digunakan untuk menunda jatuhnya bom, sehingga pesawat yang mengangkutnya tadi memiliki waktu tambahan untuk melarikan diri dari dampak detonasi/ledakannya. 

MK-24 / B-24

Bom termonuklir MK-24, yang merupakan salah satu senjata nuklir paling kuat yang dibangun oleh AS 9 (sembilan) tahun pasca berakhirnya Perang Dunia II. Pembuatan senjata mematikan ini dimulai pada tahun 1954 dan diuji coba pada tanggal 5 Mei 1954 dan dinyatakan siap satu tahun kemudian. MK-24 dirancang berdasarkan perangkat uji Yankee, dimana Yankee merupakan salah satu dari enam ledakan dalam seri uji coba detonasi nuklir Castle. MK-24 diproduksi dalam sejumlah konfigurasi dengan daya ledak mulai dari 10 megaton hingga 15 megaton.
 
daftar-uji-coba-bom-nuklir-paling-mengerikan-bom-mk-24-b-24-agniamedia-com
 
MK-24 memiliki penampilan yang mirip dengan bom termonuklir MK-17 dan merupakan salah satu bom paling mematikan sepanjang sejarah dunia. MK-24 yang diuji coba, tercatat menghasilkan kekuatan ledakan hingga 13,5 megaton. Saking kuatnya, bom ini bahkan dilengkapi oleh parasut untuk memperlambat kejatuhannya, dan memberi waktu bagi pilot pembawa bom itu keluar dari radius ledakan. Senjata itu akhirnya tidak pernah digunakan dan akhirnya pensiun dari layanan Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1956, sekarang bom ini dipajang di Castle Air Museum, California.
 
Bom Nuklir W-25
Pada tanggal 19 September 1957, Amerika Serikat meledakkan bom nuklir 1,7 kiloton di terowongan bawah tanah di Nevada Test Site (NTS), sebuah pusat penelitian seluas 1.375 mil persegi yang terletak 65 mil utara Las Vegas. Tes, yang dikenal sebagai Rainier, adalah ledakan bawah tanah pertama yang sepenuhnya terkandung di bawah tanah dan tidak menghasilkan dampak radioaktif.

Hulu ledak W-25 yang dimodifikasi dengan berat 218 pon dan diameter 25,7 inci dan panjang 17,4 inci digunakan untuk tes. Rainier adalah bagian dari serangkaian 29 senjata nuklir dan uji keamanan senjata nuklir yang dikenal sebagai Operasi Plumbbob yang dilakukan di NTS antara 28 Mei 1957, dan 7 Oktober 1957. Operasi Plumbbob tahun 1957 terjadi pada saat AS terlibat dalam Perang Dingin dan perlombaan senjata nuklir dengan Uni Soviet.

Pada tahun 1963, AS menandatangani Perjanjian Larangan Uji Terbatas, yang melarang pengujian senjata nuklir di atmosfer, bawah air dan luar angkasa. Sebanyak 928 tes berlangsung di Nevada Test Site antara tahun 1951 dan 1992, ketika AS melakukan uji coba nuklir bawah tanah terakhirnya. Pada tahun 1996, AS menandatangani Perjanjian Larangan Uji Komprehensif, yang melarang peledakan nuklir di semua lingkungan.

Pada bulan Desember 1941, pemerintah AS berkomitmen untuk membangun senjata nuklir pertama di dunia ketika Presiden Franklin Roosevelt mengesahkan $ 2 miliar dalam pendanaan untuk apa yang kemudian dikenal sebagai Proyek Manhattan. Uji coba senjata nuklir pertama terjadi pada tanggal 16 Juli 1945, di situs Trinity dekat Alamogordo, New Mexico. 

Beberapa minggu kemudian, pada tanggal 6 Agustus 1945, dengan AS berperang melawan Jepang, Presiden Harry Truman mengizinkan jatuhnya bom atom bernama Little Boy di Hiroshima, Jepang. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, sebuah bom nuklir yang disebut Fat Man dijatuhkan di Nagasaki. Dua ratus ribu orang, menurut beberapa perkiraan, tewas dalam serangan di dua kota dan pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Kekuatan Sekutu.

IVY MIKE
Bom hidrogen Ivy Mike didasarkan pada perangkat termonuklir yang didemonstrasikan selama Uji George yang dilakukan oleh AS pada tanggal 9 Mei 1951 sebagai bagian dari seri Operation Greenhouse dari empat uji peledakan perangkat nuklir. Uji Ivy Mike menghasilkan ledakan 10,4 Megaton, 700 kali dari kekuatan ledakan senjata nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima.

Perangkat ini memiliki panjang 6 meter dan diameter 2 meter dan beratnya 82 ton. Itu bukan senjata yang bisa dikirim dan hanya digunakan untuk memvalidasi konsep senjata nuklir. Varian yang disederhanakan dan lebih ringan, yang dikenal sebagai EC-16, dikembangkan kemudian. Senjata nuklir tersebut menggunakan perangkat ledakan yang mirip dengan bom "Fat Man", yang meledak di Nagasaki, untuk mengaktifkan deuterium cair yang didinginkan.

MK-36
Mk-36 adalah bom termonuklir dua tahap yang menggunakan fusi multi-tahap untuk menghasilkan kekuatan ledakan hingga 10 Megaton. Dua versinya, Y1 dan Y2, telah diproduksi. Mk-36 adalah varian dari Mark 21 yang di-upgrade, yang merupakan turunan persenjataan dari perangkat "Shrimp". AS memproduksi 940 unit bom Mk-36 selama 1956-1958 dan mengubah 275 bom menjadi Mk-21.
Mk-36 dirancang untuk dijatuhkan dari udara menggunakan dua parasut. Semua bom nuklir Mk-36 dipensiunkan pada tahun 1962 dan digantikan oleh bom nuklir B-41.

PERJANJIAN PENGHENTIAN UJI COBA SENJATA NUKLIR
Pada tahun 1963, tiga negara mengadakan perjanjian mengenai penghentian percobaan nuklir sebagian. Tiga negara yang terlibat dalam perjanjian ini adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet. Mereka sepakat untuk tidak lagi melakukan uji coba di udara dan hanya di bawah tanah saja. Selain ketiga negara ini, negara lain juga mendapat tekanan dari publik untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dipicu percobaan nuklir di udara yang dilakukan oleh China pada tahun 1980. Sejak itu, semua negara hanya boleh melakukan uji coba di bawah tanah.

Uji coba nuklir selalu menyisakan jatuhan radioaktif yang berbahaya bagi manusia. Kondisi radioaktif pada lingkungan sangat berbeda sebelum dan sesudah percobaan. Beberapa contoh radionuklida yang terdeteksi di lokasi percobaan nuklir adalah sebagai berikut:

  • Zirkonium-95 (Zr-95) yang memiliki waktu paruh 65,5 hari
  • Strontium-90 (Sr-90) dengan waktu paruh 28,8 tahun
  • Cessium-137 (Cs-137) dengan waktu paru 30,17 tahun
  • Plutonium-239 (Pu-239) yang memiliki waktu paruh 24.100 tahun

Angka ini didapatkan dari pengukuran yang dilakukan di udara Tokaimura, Perfektur Ibaraki. Tingginya angka-angka tersebut adalah akibat percobaan bom nuklir Amerika Serikat dan kecelakaan Chernobyl di Uni Soviet.

0 Response to "DAFTAR UJI COBA BOM NUKLIR YANG MENGERIKAN"

Post a Comment