ENERGI SAMUDRA, POTENSI BESAR YANG BELUM DILIRIK

 
Energi samudra merupakan potensi energi yang bisa digali dari perilaku alam yang terjadi di samudra/laut. Potensi ini sebenarnya sangat besar, namun masih banyak yang belum meliriknya sebagai sebuah alternatif energi terbarukan dan bersih. Hingga saat ini, hampir di seluruh negara di dunia secara umum masih memanfaatkan energi yang dibangkitkan menggunakan bahan bakar fosil, termasuk didalamnya negara kita Indonesia. Kita tahu bahwa energi dari bahan bakar fosil itu lambat laun akan semakin menipis ketersediaannya, dan butuh waktu ribuan tahun untuk tercipta kembali. Energi fosil berasal dari kehidupan/organisme yang hidup pada jaman purba kemudian mati, tertimbun lalu terekstraksi secara alami oleh alam menjadi minyak bumi atau batu bara. Eksplorasi dan konsumsi besar-besaran energi fosil oleh manusia di seluruh belahan dunia telah membuat cadangan energi ini semakin menipis dan terancam habis. Jika bahan bakar ini habis, lalu bagaimana nasib anak cucu kita di masa depan nanti?

Sebenarnya ada banyak sumber energi alternatif yang bisa digunakan untuk mengganti atau sekedar mengurangi konsumsi bahan bakar fosil. Para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia sudah banyak yang menemukan teknologi baru yang bisa membangkitkan energi tanpa harus bergantung kepada energi fosil. Sebut saja, disana ada teknologi energi surya / sel surya (photovoltaic), energi angin menggunakan turbin angin, energi air menggunakan turbin air, energi biomassa dan energi samudra. Meskipun telah ditemukan teknologi tersebut, namun penggunaannya masih sangat terbatas, beberapa sebabnya adalah masalah efisiensi, dimana teknologi ini masih tergolong mahal dalam hal instalasinya dan energi yang dihasilkan tidak sepadan dengan investasi biaya pembangunannya. Selain itu kesadaran masyarakat di seluruh dunia akan pentingnya menggunakan energi terbarukan masih sangat kurang, sehingga selain menyiapkan teknologinya, perlu juga menyiapkan masyarakat/konsumen energinya agar paham akan pentingnya energi terbarukan bagi kehidupan di masa depan.

Indonesia, pada masa lalu merupakan negara yang sempat menyandang gelar sebagai negara yang kaya akan minyak buminya, namun sekarah malah menjadi salah satu negara pengimpor minyak bumi. Ini merupakn salah satu bukti bahwa cadangan minyak yang dulu melimpah,ada waktunya nanti akan menyusut dan habis. Cadangan minyak di Indonesia bahkan diprediksi akan habis sekitar 10 tahun lagi, sedangkan cadangan batu baranya diperkirakan hanya bisa bertahan sektar 23 tahun lagi serta gas bumi yang cadangannya diperkirakan bisa bertahan hingga 39 tahun lagi.. Hampir 97% energi di Indonesia dipenuhi menggunakan bahan bakar fosil (bensin, solar datu bara atau sejenisnya), sementara energi terbarukan baru menyumbang sekitar 3% kebutuhan energinya. Mengingat potensi wilayah Indonesia dan pengembangan energi terbarukan, 3% energi terbarukan itu merupakan angka yang masih sangat-sangat kecil sekali.     

Dibandingkan kebanyakan negara, Indonesia sebenarnya sagat kaya akan sumber energi. Selain memiliki energi minyak bumi, batu bara, gas bum, uranium dan thorium (bahan bakar nuklir), kita juga memiliki banyak potensi energi terbarukan. Salah satunya adalah wilayah Indonesia yang memiliki banyak Gunung Berapi tentunya kaya akan energi panas bumi, bahkan tercatat sebagai yang terbesar di muka bumi. Al Gore (mantan wakil presiden Amerika) bahkan pernah mengatakan bahwa "Indonesia bisa menjadi Super Power di bidang panas bumi". Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 28.000 megawatt atau sekitar 40% dari potensi panas bumi dunia. Menurut data di Kementerian Riset dan Tekhnologi, energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia adaah energi air, dan disusul kemudian energi panas bumi. Namun, saat ini sumbangan energi terbarukan tersebut masih tak lebih dari 3%. Dilihat dari seluruh potensi yang ada, pemanfaatan energi air baru sekitar 5% dan energi panas bumi yang sudah digarap baru sekitar 4% nya saja.

Sebagai negara yang berada di garis katulistiwa, tentunya kaya akan energi surya atau energi matahari dan juga kaya aan sumber bahan bakar nabati. Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan tentunya memiliki wilayah laut yang juga luas, dan beberapa potensi yang bisa dimanfaatkan yaitu energi angin dan energi samudera. Oleh karena itu, sangat tepat jika Indonesia dijuluki sebagai negara dengan potensi energi terbarukan yang paling banyak dibanding negara lain. Namun, tu semua masih sekedar "Potensi", yang apabila tidak dimanfaatkan, "potensi" tersebut sama artinya dengan "impotensi" alias tidak punya apa-apa atau dengan kata lain berarti "Nihil" .Soal energi terbarukan, sebenarnya pemerintah indonesia telah memasang target tahun 2025 sumbangan energi baru-terbarukan (EBT) harus mencapai 25%. Target ini tentu saja akan mandeg dan tak terwujud jika pengembangan EBT masih berlanjut seperti sekarang ini, "semangatnya besar,tapi realisasinya masih kecil", kata Herman Daniel Ibrahim, anggota Dewan Energi Nasional (DEN).

Terkait dengan energi samudera, sebagaimana pengembangan energi surya , masalah utama yang dihadapi adalah kita belum mampu mengaplikasikan pembangkit listrik yang benar-benar efisien. Indonesia yang saat ini mulai berkembang ke arah negara Industri tentunya kebutuhan energi akan meningkat pesat. Selain masalah Industri, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai seperempat miliar juga menjadi penyumbang makin banyaknya kebutuhan energi listrik di negara ini. Jika harus memenuhi energinya dari satu potensi energi terbarukan saja, agaknya itu akan mustahil terpenuhi. Oleh karena itu perlu pemanfaatan energi terbarukan secara diversifikasi (penganekaragaman) dan mulai menerapkan juga perilaku hemat energi. Masalah lain yang menjadi penghambat pengembangan energi terbarukan adalah kebutuhan energi yang tidak merata, tercatat konsumsi energi terbesar terpusat di pulau jawa, sementara potensi pengembangan teknologi energi terbarukan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan bukan hanya di pulau Jawa saja.

Setidaknya ada ada empat jenis energi yang bisa dimanfaatkandari laut, diantaranya yaitu:

1. Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)
Potensi energi yang satu ini berasal dari perbedaan suhu / panas air laut. Perbedaan suhu ini ada di permukaan dan di kedalaman, di permukaan laut suhunya berada di kisaran 29 - 30 derajat celcus, sementara di kedalaman 500 meter suhunya bisa berada di angka 5 derajat celcius. Cara pemanfaatannya yaitu air panas yang ada di permukaan laut disedor dan dialirkan untuk mendidihkan amonia. Amonia yang dididihkan tersebut akan mengalami penguapan dan peningkatan tekanan uapnya, nah, tekanan uap yag tinggi inilah yang keudian digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik. Uap amonia lalu dicairkan kembali dengan menggunakan potensi suhu rendah air laut yang berada di kedalaman. Begitu seterusnya, hingga siklus tersebut bisa menghasilkan listrik secara kontinyau. Potensi terbesar energi ini ada di laut-laut wilayah timur Indonesia.

2. Energi Arus Laut
Arus laut merupakan perpindahan partikel air laut karena adanya perbedaan suhu. Aliran arus laut inilah yang nantinya dimanfaatkan untuk memutar turbin pembangkit listrik, secara prinsip prosesnya sama seperti pembangkit tenaga air. Tentunya potensi ini hanya ada di lautan yang memiliki arus kuat, biasanya ditemukan di perairan selat.

3. Energi Gelombang

Gelombang air laut atau biasa disebut sebagai ombak terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara diatas permukaan laut, biasanya disebabkan oleh aliran angin di permukaan laut yang menggerakkan partikel air di permukaan laut dan membentuk gelombang atau ombak. Besar kecilnya gelombang tau ombak ini tergantung kepada besarnya tekanan atau kecepatan angin yang ada di permukaan laut. Prinsip kerjanya, gelombang yang arah geraknya maju dan mundur dimanfaatkan untuk memutar turbin, caranya dengan memasang bandul yang dihubungkan dengan tuas pemutar turbin, dimana bandul yang terkena ombak maju mundur akan menciptakan gerakan memutar pada tuas pemutar turbin dan dikonversikan untuk menghasilkan listrik. Besar kecilnya energi listrik yang dibangkitkan tergantung pada jumlah gelombang atau ombak yang ada di laut yang diaplikasikan teknologi ini.

4. Energi Pasang Surut

Pasang surut ait laut merupakan gerakan kenaikan dan penurunan tinggi permukaan air laut diukur dari dasar laut. Proses ini dipengaruhi oleh gaya tarik / gravitasi bulan, sehingga pasang air laut terjadi pada malam hari dan surut kembali ketika siang hari. Prinsip kerjanya hampr sama dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pada saat pasang, air laur ditampung di area khusus, lalu pada saat surut air dialirkan lewat kanal khusus yang disana diletakkan turbin pembangkit listrik. Air yang mengalir melewati kanal akan memutar turbin tadi dan menghasilkan listrik.

Keempat jenis energi samudera ini menunjukkan kepada kita betapa banyaknya sumber energi yang bisa dimanfaatkan dari lautan yang ada di Indonesia. Semua jenis energi tersebut bukan hanya sekedar teori diatas kertas, namun para peneliti Indonesia bahkan sudah membuat prototype pembangkit listrik ini dalam skala kecil / skala penelitian. Namun, kenapa masih belum dikembangkan dalam skala besar, kembali lagi kepada masalah awal, yaitu masih minimnya investor yang bersedia membiayai modal pengembangan energi ini. Agar pengembangan energi ini tidak jalan ditempat atau bahkan mandeg, diperlukan kebijakan dari pemerintah yang bisa menghubungkan semua lini, mulai dari hulu sampai ke hilir.

0 Response to "ENERGI SAMUDRA, POTENSI BESAR YANG BELUM DILIRIK"

Post a Comment