Hingga hari ini masyarakat indonesia dan beberapa negara sekitarnya tengah ramai menyerukan ajakan untuk memboikot semua produk yang berasal dari perancis, bahkan beberapa toko dan supermarket di Indonesia sudah mulai memboikot produk-produk yang berasal dari perancis. Pemicu utama dari gerakan "boikot produk prancis" ini tidak lain dan tidak bukan karena pernyataan kontroversial presiden perancis dalam pidato yang ia sampaikan pada 2 Oktober 2020.
Pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang disampaikan di Les Mureaux tanggal 2 Oktober tersebut ternyata banyak menyinggung soal islam yang dikaitkan dengan masalah terorisme dan radikalisme serta menyinggung soal kartun nabi Muhammad yang akhirnya memicu pertentangan terhadap umat islam di seluruh dunia. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak terlebih dahulu isi dari pidato lengkapnya:
Dalam pidatonya yang panjang tersebut Emmanuel Macron menyatakan Islam sedang mengalai krisis, berikut kutipannya:
"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini di seluruh dunia,
kita tak hanya melihat hal ini di negara kita saja"
Namun demikian, pidato ini bukan satu-satunya pemicu aksi boikot produk perancis tapi sudah bermula sejak kejadian terbitnya majalah Charlie Hebdo (Charlie Weekly dalam bahasa inggris) yang merupakan ajalah satir / sindiran berisi gambar kartun, berita dan lelucon. Majalah ini pada tahun 2015 sempat menerbitkan gambar kartun yang menyindir umat islam dan menerbitkan juga kartun Nabi Muhammad yang menuai kecaman dari umat islam di seluruh dunia.
Majalah inipun sudah dibawa ke jalur hukum dan pada bulan september 2020 silam, proses peradilanya harus bergulir kembali karena lagi-lagi majalah ini menerbitkan kartun tentang Nabi Muhammad. Aksi protes sudah dilayangkan ke kantor tempat majalah itu diterbitkan. Selang 2 minggu setelah pidato presiden perancis tersebut tepatnya pada 16 Oktober 2020, Samuel Paty, seorang guru sejarah ditemukan tewas terbunuh oleh remaja imigran. Samuel Paty sendiri diketahui sempat mengajar di kelas soal kebebasan berpendapat dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai contohnya.
Penghormatan untuk Paty digelar dan dihadiri oleh Macron. Dilansir dari France 24 kala itu, di hadapan sekitar 400 tamu di Universitas Sorbonne.
"Kami akan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan," kata Macron pada 21 Oktober 2020.
Belum sampai di situ, dukungannya untuk kebebasan berpendapat dan dukungan atas aksi Paty ditunjukannya lewat cuitan pribadi di Twitter pada 22 Oktober 2020.
“Kami akan terus bertahan, profesor. Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron.
Bagi Macron, pemenggalan guru sejarah tersebut merupakan serangan teroris Islam, Macron juga menuduh Muslim bersikap separatis. Padahal belum jelas siapa pelaku pembunuhan tersebut, Macron sudah menyatakan bahwa itu perbuatan orang Islam. Bahkan, Macron membela bahwa kartun Nabi Muhammad merupakan bentuk kebebasan berekspresi warganya.
Setelah kejadian tersebut, umat Muslim di seluruh dunia menunjukan sentimennya atas ujaran Presiden Prancis itu. Seperti yang kita diketahui bahwa penggambaran Nabi Muhammad merupakan perkara yang menyinggung Umat Islam, karena dalam ajaran Islam secara eksplisit kita dilarang untuk menggambar Allah maupun Muhammad.
Kejadian inipun kemudian mendorong masyarakat dari berbagai negara menyuarakan untuk memboikot produk Perancis. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki bahkan terang-terangan menyuarakan aksi boikot. Beliau mengatakan: "Seperti yang dikatakan di Prancis, jangan beli barang buatan Turki, Saya serukan kepada warga saya di sini, jangan pernah memberikan pujian kepada barang Prancis, jangan membelinya". Hingga saat ini, gelombang boikot masih belum mereda di sejumlah negara terasuk di Indonesia.
Di indonesia sendiri MUI menyerukan untuk memboikot produk Prancis yang ada di Indonesia serta mendorong agar pemerintah Indonesia bersikap tegas atas masalah ini. Pernyataan ini seperti yang ada dalam surat yang dikeluarkan MUI, ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas, disana dituliskan "MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada Ummat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis". Dalam surat pernyataan tersebut, MUI juga mendukung aksi sejumlah negara yang telah melakukan aksi boikot Produk Prancis, "Mendukung sikap Organiasai Konperensi Islam (OKI) dan anggotanya seperti Turki, Qatar, Kuwait, Pakistan, Bangladesh yang telah memboikot semua produk Negara Perancis".
Beberapa produk asal perancis yang dijual di Indonesia dan terkena dampak gerakan "boikot produk perancis", diantaranya:
- Lacoste (Produk Fashion)
- Danone (Produk makanan, minuan dan susu)
- Christian Dior (Produk Fashion)
- Louis Vuitton (Produk Fashion/hand bag)
- Garnier (Produk Cosmetic)
- L'Oreal (Produk Cosmetic)
- Lancome (Produk Cosmetic)
- Cartier (Produk perhiasan dan aksesoris)
- AXA (Produk Asuransi)
- Kraft (Produk akanan)
- Michelin (Produk Otomotive)
- Celine (Produk Fashion)
- SFR (Produk Telekomunikasi mobile)
- Orange (Produk Telekomunikasi)
- Peugeot (Produk Otomotive)
- Givenchy (Produk Fashion)
- Chanel (Produk Fashion)
- Hermes (Produk Fashion)
- Yves Saint Laurent (Produk Fashion)
- TOTAL (migas)
- Balenciaga (Produk Fashion)
- Carrefour (Retail)
- Accor (Produk Fashion)
- Mont Blanc (Produk Fashion)
- Dior (Produk Fashion)
- Dan lain sebagainya
0 Response to "RIBUT SOAL BOIKOT PRODUK PRANCIS, INI AWAL MULANYA"
Post a Comment