7 AGUSTUS 1323 - DITETAPKAN MENJADI HARI JADI KABUPATEN PATI
Pada tanggal 28 September 1993, sebagaimana dikutip dari kompas.com, bertempat di Pendopo Kadipaten Pati, diputuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebaga hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati. Tanggal 7 Agustus 1323 pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 2/1994 tanggal 31 Mei 1994. Sebenarnya tidak diketahui tanggal pasti perpindahan pusat pemerintahan dari Kadipaten Pesantenan ke Kadipaten Pati, hanya saja diperkirakan peristiwa itu terjadi antara bulan Juli dan Agustus 1323 M. Terkait tanggal yang dipilih, ada tiga tanggal baik yang ditemukan antara bulan Juli hingga Agustus, yaitu tanggal 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323. Sesuai dengan kesepakatan, maka tanggal 7 Agustus dipilih sebagai tanggal Hari Jadi Kabupaten Pati.
Pada tanggal 28 September 1993, sebagaimana dikutip dari kompas.com, bertempat di Pendopo Kadipaten Pati, diputuskan bahwa tanggal 7 Agustus 1323 sebaga hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati. Tanggal 7 Agustus 1323 pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 2/1994 tanggal 31 Mei 1994. Sebenarnya tidak diketahui tanggal pasti perpindahan pusat pemerintahan dari Kadipaten Pesantenan ke Kadipaten Pati, hanya saja diperkirakan peristiwa itu terjadi antara bulan Juli dan Agustus 1323 M. Terkait tanggal yang dipilih, ada tiga tanggal baik yang ditemukan antara bulan Juli hingga Agustus, yaitu tanggal 3 Juli, 7 Agustus, dan 14 Agustus 1323. Sesuai dengan kesepakatan, maka tanggal 7 Agustus dipilih sebagai tanggal Hari Jadi Kabupaten Pati.
Sejarah Kabupaten Pati berawal dari sekitar tahun 1292, dimana pada masa itu di Pulau Jawa terjadi kekosongan pemerintahan. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari mulai surut, dan Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di pantai utara Pulau Jawa Tengah, muncul dua penguasa lokal, yaitu Penguasa Kadipaten Paranggaruda, adipatinya bernama Yudhapati. Kekuasaannya meliputi Sungai Juwana ke selatan, sampai pegunungan Gamping Utara. Penguasa Kadipaten Carangsoka, adipatinya bernama Puspa Andungjaya. Wilayah kekuasaannya meliputi utara Sungai Juwana sampai pantai utara Jawa Tengah bagian timur. Hubungan kedua kadipaten ini sangatlah baik, sehingga keduanya bersepakat untuk mengawinkan putra putri mereka. Utusan Adipati Paranggaruda untuk menikahi Rara Rayangwulan diterima. Saat pernikahan berlangsung, tiba-tiba Rara pergi melarikan diri bersama dengan Dalang Sapanyana. Adipati Yudhapati merasa sangat dipermalukan, sehingga ia menyatakan permusuhan dengan Adipati Carangsoka.
Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin pertempuran, tetapi gugur. Pertempuran dilanjutkan oleh adik kandung Raden Kembangjaya. Dengan dibantu Dalang Sapanyana, Raden Kembangjaya berhasil menggugurkan Adipati Paranggardua, Yudhapati, dan putra lelakinya. Sebagai bentuk penghargaan, Raden Kembangjaya kemudian dinikahkan dengan Rara Rayungwulan oleh Adipati Carangsoka. Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengna mengganti nama Kadipati Pesantenan dengan gelar Adipati Jayakusuma. Adipati Jayakusuma ini memiliki putra tunggal bernama Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Adipati Pesantenan. Setelah itu, untuk kembali mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahannya dari Kadipaten Pesantenan menuju ke arah barat, yaitu Kadipaten Pati.
7 AGUSTUS 1957 -DIPERINGATI SEBAGAI HARI JADI PROVINSI RIAU
Hari jadi Provinsi Riau diperingati pada tanggal 7 Agustus di setiap tahunnya, tanggal tersebut diputuskan pada Konferensi Desentralisasi / DPRDS / DPDS se-Indonesia yang diadakan di Bandung tanggal 10 hingga 14 Maret 1955. Keputusan konferensi tersebut menyatakan bahwa Riau sah menjadi provinsi mandiri terhitung sejak 7 Agustus 1957. Sebagaimana dikutip dari batiqa.com, awalnya Riau merupakan kawasan yang berada di Provinsi Sumatera Tengah bersama Sumatera Barat dan Jambi. Sayangnya, pemekaran kawasan tersebut tidak berdampak signifikan bagi pembangunan Riau di berbagai sektor. Hingga akhirnya masyarakat Riau berinisiatif mendirikan provinsi baru, dan melepaskan diri dari provinsi Sumatera Barat dan Jambi.
Gerakan tersebut dimulai dengan Kongres Pemuda Riau (KPR) I pada tanggal 17 Oktober 1954 di Kota Pekanbaru. Kongres pertama tersebut menjadi momen awal terbentuknya Badan Kongres Pemuda Riau (BKPR) pada tanggal 27 Desember 1954. Selanjutnya, perwakilan BKPR berinisiatif menemui Menteri Dalam Negeri untuk mewujudkan otonomi daerah sebagai provinsi mandiri. Langkah besar ini pun sangat didukung oleh segenap masyarakat Riau. Hingga akhirnya pada tanggal 25 Februari 1955, diadakan sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) Bengkalis, dimana sidang tersebut menghasilkan beberapa rumusan yang kemudian digunakan sebagai bahan dalam konferensi Desentralisasi / DPRDS / DPDS se-Indonesia yang diadakan di Bandung.
Sebagaimana dikutip dari laman resminya riau.go.id, pembangunan Provinsi Riau telah disusun melalui Undang-undang darurat No. 19 tahun 1957 yang kemudian disahkan sebagai Undang-undang No.61 tahun 1958. Kemudian elalui keputusan Presiden RI pada tanggal 27 Februari tahun 1958 No.258 / M / 1958, Mr.SM Amin ditugaskan sebagai Gubernur KDH Provinsi Riau pertama kali pada 5 Maret 1958 di Tanjung Pinang oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Sekjen Mr. Sumarman. Lalu / pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Desember / I / 44-25 pada tanggal 20 Januari 1959, Pekanbaru menjadi ibukota Provinsi Riau menggatikan Tanjung Pinang.
7 AGUSTUS 1981 - BERDIRINYA UNIVERSITAS GUNADARMA
Sebagaimana dikutip dari tribunnewswiki.com, Universitas Gunadarma atau yang biasa disebut dengan Gunadarma ini merupakan Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia. Kampus utama dari Universitas Gunadarma terletak di Depok, Jawa Barat. Sejarah Universitas Gunadarma bermula pada tanggal 7 Agustus 1981, tepatnya di Ibukota Indonesia, Jakarta. Dikutip dari okezone.com, ada awalnya, Universitas Gunadarma bernama Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang kemudian berubah menjadi Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI), 1 dari 4 Perguruan Tinggi Komputer yang berbasis di Jakarta. Adapun keempat Perguruan Tinggi Komputer tersebut adalah Akademi Teknik Komputer (ATK), Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI), Akademi Komputer Budi Luhur (AKBL) serta Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer (STIK).
Berselang 3 tahun kemudian, tepatnya pada 10 Juli 1984, Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI) secara resmi berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG) berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Pendidikan Gunadarma. Satu tahun kemudian tepatnya pada 5 Oktober 1985, STKG kembali berubah nama secara kelembagaan menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Gunadarma (STMIK Gunadarma). Perkembangan STMIK Gunadarma terus melaju semakin pesat, status STMIK Gunadarma yang awalnya adalah “TERDAFTAR”, kemudian beralih status menjadi “DIAKUI” tepat pada 4 Januari 1988. Tak lama kemudian, statusnya kembali dinaikkan menjadi “Disamakan” berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1989.
Sebagaimana dikutip dari cicakgundar.net, pengembangan Program Pendidikan terus berjalan pada akhir nya tanggal 13 Januari 1990 Gunadarma mendirikan “Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gunadarma (STIE Gunadarma). Pada tanggal 9 Maret 1985 Gunadarma mengadakan upacara peletakan batu pertama di Kampus Pondok Cina Depok yang sebelum nya lokasi pendidikan hanya terpusat di Kampus Kenari Jakarta Pusat. Setelah 15 Tahun lamanya lembaga pendidikan ini berdiri merayap ke lebih tinggi, akhirnya pada tanggal 3 April 1996 sampai ke taraf yang di cita-citakan. Melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No.92/KEP/DIKTI/1996 lembaga pendidikan Gunadarma berhasil dikukuhkan menjadi Universitas Gunadarma.
0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 07 AGUSTUS"
Post a Comment