31 DESEMBER
MALAM PERAYAAN TAHUN BARU
Malam ini nanti bertepatan dengan tanggal terakhir di tahun ini, merupakan malam perayaan tahun baru. Di malam tahun baru di kota-kota besar di Indonesia bahkan di seluruh dunia memiliki tradisi unik dalam menyambut tahun baru. Kebanyakan dari perayaan itu disominasi dengan meniup terompet hingga menyalakan kembang api. Dari tahun ke tahun perayaan malam tahun baru semakin meriah, semakin megah, bahkan dengan dukungan teknologi canggih masa kini, perayaan tahun baru di masa sekarang menjadi perayaan yang begitu mengagumkan. Bak sebuah perlombaan, setiap negara di belahan dunia mencoba membuat perayaan malam menyambut tahun baru dengan pesta yang megah dan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Jika kita membuka sejarah masa lalu, mungkin perayaan tahun baru tak semegah saat ini, dan tentu saja kita jadi bertanya-tanya kapan ya perayaan tahun baru yang pertama diadakan di dunia?
MALAM PERAYAAN TAHUN BARU
Malam ini nanti bertepatan dengan tanggal terakhir di tahun ini, merupakan malam perayaan tahun baru. Di malam tahun baru di kota-kota besar di Indonesia bahkan di seluruh dunia memiliki tradisi unik dalam menyambut tahun baru. Kebanyakan dari perayaan itu disominasi dengan meniup terompet hingga menyalakan kembang api. Dari tahun ke tahun perayaan malam tahun baru semakin meriah, semakin megah, bahkan dengan dukungan teknologi canggih masa kini, perayaan tahun baru di masa sekarang menjadi perayaan yang begitu mengagumkan. Bak sebuah perlombaan, setiap negara di belahan dunia mencoba membuat perayaan malam menyambut tahun baru dengan pesta yang megah dan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Jika kita membuka sejarah masa lalu, mungkin perayaan tahun baru tak semegah saat ini, dan tentu saja kita jadi bertanya-tanya kapan ya perayaan tahun baru yang pertama diadakan di dunia?
Tahun baru yang nanti malam hendak disambut adalah tahun baru untuk penanggalan masehi yang jatuh pada tanggal 1 Januari. Selain penanggalan masehi, sebenarnya ada banyak sistem penanggalan yang digunakan di dunia ini, sebagaimana yang mimin temukan di lamam wikipedia.com, berikut adalah tahun baru untuk penanggalan selain masehi yang ada di dunia:
- Dalam kalender Baha'i, tahun baru jatuh pada tanggal 21 Maret (Naw Ruz).
- Rosh hasanah adalah perayaan tahun baru bagi umat Yahudi, di mana hari tersebut jatuh sebelum tanggal 5 September pada kalender Gregorian.
- Tahun baru Hijriyah dalam kalender Hijriyah diperingati setiap tanggal 1 Muharam.
- Tahun baru Tiongkok atau Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari sampai dengan awal Februari).
- Tahun baru Thailand diperingati mulai tanggal 13 April hingga 15 April dengan upacara penyiraman air.
- Tahun baru Jawa dalam kalender Jawa dirayakan setiap tanggal 1 Suro disebut dengan 'tanggap warsa enggal siji suro' dengan menampilkan pementasan wayang kulit purwa dan festival budaya.
- Tahun baru Vietnam disebut Tt Nguyên án, diperingati pada hari yang sama dengan Imlek.
Perayaan tahun baru sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan sebelum sistem penanggalan Masehi digunakan. Perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, pada tahun 2000 SM, dimana penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun pada saat matahari tepat berada di atas khatulistiwa, jika menurut penanggalan masehi perayaan ini berlangsung di sekitar tanggal 20 Maret. Bahkan hingga saat ini, Iran masih merayakan tahun baru setiap tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang mereka namai dengan sebutan Nowruz. Sistem penanggalan pada awalnya dihitung berdasarkan peredaran atau pergerakan matahari dan bulan, serta dihitung pula berdasarkan pergantian musim. Di masa lalu sebelum ada sistem penanggalan masehi seperti saat ini, telah digunakan beberapa sistem penanggalan seperti yang dikenal dengan kalender surya, kalender candra, kalender suryacandra, dan kalender persetujuan.
Kalender candra atau kalender lunar adalah kalender yang disesuaikan dengan pergerakan Bulan (fase bulan). Contohnya ialah Hijriah. Kalender surya atau kalender solar adalah kalender yang didasarkan dari musim dan pergerakan Matahari. Contohnya ialah Kalender Persia, Kalender Gregorian, Kalender Julian dan Kalender Romawi. Kalender suryacandra atau kalender lunisolar adalah kalender yang disesuaikan dengan pergerakan bulan dan matahari, seperti Kalender Bali, Kalender Yahudi, dan Kalender Tionghoa. Sementara itu, kalender persetujuan adalah Kalender yang tidak disesuaikan dengan Bulan dan Matahari, contohnya adalah hari dan minggu Julian yang digunakan oleh pakar bintang. Ada juga kalender yang tampaknya disesuaikan dengan pergerakan Venus, seperti beberapa Kalender Mesir Kuno. Kalender ini juga tampaknya sering dipakai di peradaban dekat khatulistiwa.
Kembali ke sistem penanggalan masehi, dimana perhitungan penanggalannya merujuk pada sistem penanggalan yang ditemukan pada jaman Romawi, yaitu pada masa pemerintahan Julius Caesar. Para astronom Romawi menghitung waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar mengelilingi matahari. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan angka 365,25 hari untuk satu tahun Kabisat. Namun perhitungan ini di kemudian hari berpengaruh pada musim yang terhitung datang lebih lambat. Atas saran seorang astronom bernama Sosigenes dari Alexandria, Julius Caesar mengubah jumlah hari dalam setiap bulan yang ada untuk memasukkan perhitungan tahun, yaitu menambahkan satu hari di bulan Februari setiap 4 tahun sekali. Kalender ini kemudian dikenal dengan sebutan Kalender Julian. Namun, setelah lama digunakan, ada kesalahan perhitungan dalam kalender Julian. Pada tahun 1570an, kalender Julian melenceng dari tanggal matahari sebanyak 10 hari.
Karenanya sistem penanggalan ini tidak sinkron dengan musim dalam setahun. Penanggalan ini kemudian dikhawatirkan akan membuat hari Paskah terus menjauh dari tanggal seharusnya. Karena penanggalan yang keliru tersebut, Paus Gregorius XIII berinisiatif untuk membuat sistem penanggalan yang baru. Paus Gregorius XIII bersama dengan ahli fisika Aloysius Lilius, dan ahli astronomi Christopher Clavius mengembangkan kalender baru ini selama 5 tahun. Dalam spenanggalan yang baru ini penambahan hari setiap 4 tahun sekali dihapuskan, sehingga sistem kabisat berlaku empat tahun sekali kecuali tahun yang tidak habis dibagi 400. Kalender ini kemudian dikenal sebagai kalender Gregorian atau kalender Masehi yang kita gunakan saat ini. Paus Gregorius XIII juga memindahkan tahun baru yang semula ditetapkan pada tanggal 25 Maret, dipindahkan menjadi tanggal 1 Januari.
Penamaan 12 bulan yang digunakan hingga saat ini juga merupakan peninggalan bangsa Romawi. Sebelum beralih ke sistem penanggalan Gregorian, bulan pertama bukanlah Januari namun Bulan Maret. Dikutip dari kompas.com, Nama bulan Maret (March) terkait kepercayaan Bangsa Romawi Kuno yang bersikeras bahwa semua perang berhenti selama masa perayaan antara tahun-tahun lama dan baru. Karena Maret adalah bulan pertama tahun baru di era Roma Kuno, sejumlah sejarawan percaya bahwa bangsa Romawi mengambil nama March dari nama Mars, dewa perang Romawi. Untuk April (April), ada tiga teori tentang asal usul namanya. Ada yang mengatakan nama April dari kata Latin yang berarti kedua. Karena April adalah bulan kedua dalam kalender kuno. Teori lain menyebut April berasal dari kata Latin aperire yang berarti membuka. Karena melambangkan mekarnya kuncup dan bunga di musim semi. Ada yang menganggap nama April dari nama dewi yaitu Aphrodite.
Nama bulan Mei (May) berasal dari nama Maia yaitu dewi tanaman yang tumbuh di Bumi. Juni (June) dinamai dari Juno, ratu para dewa serta pelindung pernikahan. Rupanya, Juni menjadi bulan yang populer untuk melangsungkan pernikahan. Nama bulan Juli (July) berasal dari Julius Caesar pada 44 Sebelum Masehi. Sebelumnya, Juli disebut quintilis yang merupakan bahasa Latin yang artinya kelima. Nama Agustus (Augustus) berasal dari Augustus Caesar pada 8 Sebelum Masehi. Sebelumnya Agustus disebut sextilia yang artinya keenam dalam bahasa Latin. Manusia era sekarang menganggap September, Oktober, November dan Desember sebagai bulan 9, 10, 11 dan 12. Bulan-bulan tersebut sebenarnya adalah bulan 7, 8, 9 dan 10 pada kalender Romawi Kuno. Begitulah Bangsa Romawi Kuno mendapatkan nama untuk bulan-bulan dalam kalendernya. September (September) berasal dari bahasa Latin septem yang artinya tujuh. Oktober (October) berasal dari bahasa Latin octo yang artinya delapan.
Untuk bulan November (November) berasal dari novem, bahasa Latin untuk sembilan. Desember (December) berasal dari decem, bahasa Latin untuk sepuluh. Februari (February) berasal dari festival Februa. Sekitar 690 Sebelum Masehi, Numa Pompilih mengubah periode perayaan pada akhir tahun menjadi satu bulan tersendiri. Januari (January) berasal dari nama dewa Janus, dewa permulaan dan akhir. Sistem penanggalan Gregorian ini pada awal-awal langsung diterima di Negara-Negara penganut Kristen Katolik. Setelah diperkenalkan, Italia, Spanyol, dan Portugal mulai memakai kalender Masehi ini. Inggris dan Amerika sempat menolak sistem penangglan ini, mereka mencurigai adanya niat terselubung dibalik kalender ini oleh dari kalangan Katolik. Inggris dan Amerika baru menggunakan Kalender Masehi pada tahun 1752. Dalam perjalanannya, banyak negara yang mulai menggunakan kalender Masehi. Arab Saudi yang semula memakai kalender Hijriah, tahun 2016 mulai memakai kalender Masehi.
Kalender masehi atau kalender Gregorian pertama kali dikenalkan pada tahun 1582. Tahun pertama pada penanggalan Masehi didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus atau Isa Almasih. Keputusan untuk memulai kalender dengan tahun kelahiran Yesus pertama kali disarankan oleh beberapa uskup Kristen. Salah satunya adalah Uskup Clemens dari Alexandria pada 190 dan Uskup Eusebius di Antiokhia pada 314-325. Mereka bekerja keras untuk menemukan tahun berapa Yesus lahir dengan menggunakan kronologi yang tersedia, perhitungan astonomi dan spekulasi astrologi. Penggunaan paling awal yang terdokumentasikan metode perhitungan penanggalan dengan AD adalah dalam karya Bede pada abad ke-7. Penting diketahui, meskipun sistem penanggalan AD (SM) menjadikan Yesus sebagai fokus utama, tetapi sistem ini tidak ditemukan dalam Alkitab (Bible). Tetapi sistem tersebut aslinya berasal dari seorang Biksu Scythian dari timur bernama Dionysius Exiguus pada 525.
Saat itu, munculnya Yesus atau Isa ke dunia baru diakui sebagai titik balik sejarah. Dionysus tidak pernah mengatakan bagaimana ia menentukan tanggal kelahiran Yesus. Tetapi sejumlah teori mengungkapkan Dionysus menggunkaan kosmologi, konjungsi plamet, dan presesi ekuinoks untuk menghitung tanggal. Dionysus berupaya menetapkan AD 1 atau 1 Masehi sebagai tahun kelahiran Yesus Kristus tetapi tidak sesuai perkiraannya dalam beberapa tahun. Itulah sebabnya perkiraan modern terbaik menempatkan kelahiran Yesus Kristus pada 4 BC atau 4 SM. Tujuan Dionysius yang sebenarnya adalah mencoba menentukan hari yang tepat bagi orang Kristen merayakan Paskah (Eastern Table).
Atas dasar inilah tahun-tahun setelah kelahiran Yesus disebut dengan istilah AD (Anno Dominie), lebih lengkapnya adalah Anno ab incarnatione Domini yang artinya in the Year of Our Lord dalam bahasa Inggris atau tahun Tuhan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan tahun sebelum kelahiran Yesus disebut dengan istilah BC (Before Christ) yang familiar disebut Sebelum Masehi (SM). Dikutip dari kompas.com, Sistem AD dan BC semakin populer pada abad ke-9 setelah Kaisar Suci Romawi Charlemagne mengadopsi sistem untuk ketentuan penanggalan bagi pemerintahan di seluruh Eropa. Pada abad ke-15 semua Eropa Barat telah mengadopsi sistem AD dan BC ini. Inklusi sistem ini secara implisit dapat dilihat dalam pengenalan kalender Gregorian abad ke-16. Kalender Gregorian ini menjadi standar internasional pada 1988 ketika International Organization for Standardization atau Organisasi Internasional Standardisasi merilis ISO 8601. ISO 8601 menggambarkan cara untuk menggunakan tanggal dan waktu yang kemudian diterima secara internasional.
Seperti pada pembahasan awal, perayaan tahun baru pertama diyakini dirayakan sekitar 4.000 tahun yang lalu di Babilonia. Dikutip dari detik.com, Pada saat itu, masyarakat Babilonia merayakan tahun baru di akhir bulan Maret. Perayaan tahun baru dirayakan di bulan Maret karena pada masa itu adalah pergantian musim. Masyarakat Babilonia merayakan tahun baru dengan mengadakan festival keagamaan besar-besaran yang disebut "Akitu". Perayaan tahun baru pada 1 Januari ditetapkan pada masa kekaisaran Romawi, Julius Caesar, dimana ketetapan ini sebagai bentuk penghormatan kepada dewa Janus yaitu dewa permulaan. Nama dewa Janus digunakan untuk penamaan bulan Januari yaitu Januarius. Orang Romawi kuno merayakan tahun baru dengan mempersembahkan korban kepada dewa Janus. Mereka juga mendekorasi rumah mereka dengan mengadakan pesta. Namun, saat ini, perayaan tahun baru di seluruh dunia sudah lebih modern. Tradisi perayaan tahun baru berbeda-beda di setiap negara di dunia.
Selain keunikan yang berbeda-beda dalam perayaan tahun baru, ada juga perbedaan waktu (zona waktu) yang dipengaruhi oleh peredaran matahari dan bumi. Sehingga ada negara yang lebih awal merayakan tahun baru dan ada negara yang terakhir merayakannya, sebagaimana negara-negara di seluruh dunia memiliki perbedaan waktu. Dikutip dari cnnindonesia.com, sebuah negara di Samudra Pasifik bagian selatan yaitu Kerajaan Tonga adalah negara pertama yang akan merayakan malam pergantian tahun di dunia, menurut waktu Greenwich. Tonga adalah negara kepulauan yang berjarak 690 kilometer ke arah timur laut dari Suva, ibukota dan kota terbesar di Fiji. Kepulauan Tonga terletak di perbatasan dua lempeng tektonik yaitu Pasifik dan Australia. Sementara negara terakhir yang merayakan tahun baru adalah Amerika Serikat, tepatnya kawasan pulau Baker dan pulau Howland. Indonesia sendiri adalah negara ketujuh yang merayakan tahun baru.
0 Response to "RANGKUMAN PERISTIWA DI TANGGAL 31 DESEMBER"
Post a Comment