PENGEN RISIGN? COBA KETAHUI DULU TIGA FAKTOR YANG BIKIN BETAH KERJA INI

 
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan memang menjadi problematika tersendiri di tengah kehidupan kita. Berapa banyak anak-anak muda lulusan perguruan tinggi yang harus tersisih dan rela menganggur karena sedikitnya peluang kerja yang ada. Recruitment perusahaan yang begitu ketat membuat beberapa orang yang kurang beruntung dengan grade nilai yang rendah harus tersingkir dari medan pertempuran para pencari kerja. Skill/keahlian dan nilai akademik yang tinggi seseorang menjadi faktor penentu seseorang terpilih masuk dalam jajaran orang-orang yang diterima bekerja. Merekayang sudah terlanjur lulus dengan nilai akademik rendah mulai menyadari akan pentingnya perjuangan di masa-masa sekolah/kuliah, kamu yang kini kurang care pada nilai akademik, mulai sekarang berhenti main-main dan kencengin belajar.

Tak hanya persaingan pada saat mencari kerja, saat sudah bekerjapun kita ada kalanya harus bersaing untuk mempertahankan posisi yang kita tengah duduki. Kinerja buruk, absensi yang kurang baik, kecekatan kerja yang rendah akan menjadi faktor penentu kita dipertahankan atau di PHK. Bahkan kadang kala ada faktor eksternal yag juga mengancam keberadaan kita pada sebuah perusahaan, persaingan kerja, rekan kerja yang suka cari muka hingga temen yang suka makan temen (mengorbankan/menfitnah temen untuk mempertahankan posisi diri). Keadaan ini memaksa kita terus berada dalam lingkaran persaingan, hingga pada gilirannya kita mulai merasa tak nyaman dan berencana untuk resign dari pekerjaan. Bayangkan, cari pekerjaannya saja butuh perjuangan berat, eh.. setelah dapat kerja malah pengen resign karena persaingan di dalam pekerjaan.

Bisa dikatakan bahwa kehidupan ini tidak menyisakan ruang untuk merasakan kenyamanan, nganggur gak nyaman, kerja gak nyaman, gak ngapa-ngapain juga gak nyaman. Ketidak nyamanan di tempat kerja menjadi salah satu alasanseseorang harus merelakan pekerjaan yang sudah dimilikinya dilepaskan begitu saja. Padahal kita semua tahu, untuk mencari pekerjaan baru juga sama sulitnya. Mimin sendiri juga kerap kali merasa tak nyaman ketka harus berhadapan pada situasi dan rekan kerja yang tak sejalan dengan arah tujuan pemilik perusahaan, melakuakan tindakan curang, cari muka, bahkan kadang melemparkan kesalahan ke orang lain agar dirinya tampak baik. Dalam situasi seperti ini, mimin sendiri juga bakalan resign dan cari pekerjaan lain. Namun, menurut pengalaman mimin, pindah pekerjaan ternyata bukan solusi atas hal ini, karena di tempat yang baru kita akan berhadapan dengan problematika yang baru pula.

Seseorang akan memutuskan untuk resign dari pekerjaannya tentu ada beberapa faktor yang memicunya, diantaranya yaitu kejenuhan, hubungan atar rekan kerja yang kurang baik atau yang paling mendukung untuk resign biasanya muncul perselisihan yang ambang batas toleransinya sudah terlampaui. Nah, untuk mengatahui apakah keputusan resign atau alih profesi ini merupakan hal yang tepat, tentunya perlu pertimbangan yang matang, realistis dan berimbang. Pertimbangan tersebut ditujukan agar keputusan yang telah kita ambil bukan hanya berdasarkan emosi semata. Sebagai contohnya, misal karena sudah saking bosannya dengan pekerjaan lama, daya tarik di pekerjaan baru yang diceritakan teman, atau misalnyatertarik karena di tempat baru kita bisa bertemu teman lama, dan lain sebaganya. Itu semua hanyalah alasan yang muncul karena emosi dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang ia pegang selama ini.

Jika keputusan untuk resign masih sebatas emosi saja, maka perlu ditahan dulu, karena bisa jadi kondisi serupa juga akan kamu rasakan di tempat kerja baru. Memangnya kamu mau memecahkan rekor dunia orang dengan resign terbanyak? Tentu tidak bukan. Ada baiknya kita perlu meluaskan sabar dan menguatkan hati agar rayuan resign karena emosi sesaat ini tidak menggoyahkan pendirian kita yang selama ini menjadi energi utnutk tetap stay di pekerjaan saat ini. Setidaknya ada tiga faktor yang membuat orang akan tetap bertahan di tempat kerjanya yang saat ini. Pertama, ia bekerja di lingkingan yang mendukung karena aman dan nyaman (salah satunya, tidak ada politik kantor). Kedua, gaji atau pendapatan yang kita terima sudah lebih dari cukup. Dan yang ketiga, pekerjaan yang tengah digeluti saat ini telah sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.

Ketiga faktor tersebut jika salah satunya tidak terpenuhi, tentu akan menimbulkan keinginan untuk resign dari tempat kerja. Pindah pekerjaan juga perlu pertimbangan yang matang, misalnya dengan melihat kemampuan yang dimiliki, seperti keterampilan, bakat, kompetensi, ataupun kemahiran. Kalau kemampuan kita biasa-biasa saja atau bahkan kemampuan yang hampir semua orang memilikinya, tentu jaminan untuk mendapatkan pekerjaan baru sangat tidak dimungkinkan. Pertimbangan lainnya, kita musti menggali kembali minat dan cita-cita yang selama ini kandas dan belum terlaksana. Pengen jadi apa sih, apa pekerjaan yang dijalani selama ini tidak mengantarkan pada cita-cita yangtelah ditetapkan pada masa lau?. Dan yang tidak kalah pentignya, kita harus meyakinkan diri terlebih dahulu apakah bidang pekerjaan yang baru nanti benar-benar bisa dijalani/dikerjakan.

Cara melihat dan menggali kemampuan itu bisa dengan menelisik kembali intisari riwayat hidup kita. Sebagian besar waktu kita itu ada dimana? kemudian tilik bagian mana yang membuat diri kita berprestasi, juga dilihat apakah kita punya kebiasaan bekerja dalam tim atau bekerja sendirian. Lalu, apakah kemahiran atau keterampilan yang kita peroleh melaluii pendidikan, pelatihan atau magang bisa dijadikan pegangan atau tidak untukmenunjang kinerja di pekerjaan baru nanti. Semua hal tadi perlu diperdalam lagi, untuk dijadikan pertimbangan dalam memutuskan diri resign dari pekerjaan saat ini. Jangan asal resign, nanti kalau akhirnya tak bisa bekerja di pekerjaan baru, ujung-ujungnya kita akan di pecat dan jadilah kita pengangguran. Pertimbangkan dan pertimbangkan lagi, sangat disayangkan kalau kita yang sudah memegang pekerjaan bergengsi yang diincar banyak orang, kita lepas begitu saja dan berakhir penyesalan.

Setelah menimbang-nimbang selesai, selanjutnya kita akan bermain-main dengan "Pilihan". Pastikan pilihan yang kita yakini tidak salah, tentukan minat ke arah yang kuat,  dibarengi membuat skema kerja seperti ini: apa saja yang akan dicapi dan apa saja yang akan dikerjakan di tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga dan seterusnya. Di kantor baru biasanya semangat kerja juga baru, maka gunakanlah semangat tersebut untuk memacu kinerja ke arah yang lebih baik dibanding sebelumnya. Dari sini, mimin rasa kita tidak akan bingung lagi dalam menentukan pilihan, apakah akan resign ataukah tetap bertahan. Melalui keterangan diatas, kini kita tahu ke arah mana kaki kita musti melangkah, agar keterampilan yang dimiliki bisa membimbing  kita kepada tujuan hidup yang lebih sejahtera lahir dan batin.

0 Response to "PENGEN RISIGN? COBA KETAHUI DULU TIGA FAKTOR YANG BIKIN BETAH KERJA INI"

Post a Comment