PERISTIWA APA SAJA YANG PERNAH TERJADI DI TANGGAL 8 MARET, BERIKUT RANGKUMANNYA

 
08 MARET 1907, DITETAPKAN SEBAGAI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Hari Perempuan Internasional ditetapkan oleh PBB sebagai perayaan tahunan pada tahun 1977, tujuannya adalah untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. Sebelum ditetapkan oleh PBB, hari perempuan internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York. Sementara di Jerman pernah diadakan perayaan hari perempuan internasional pada 8 Maret 1914. Sedangkan di Rusia pada tahun 1917, hari perempuan internasional dijadikan hari libur nasional.

Latar belakang munculnya hari perempuan Internasional adalah dari sebuah kisah bahwa ada seorang perempuan dari buruh pabrik tekstil yang melakukan demontrasi pada 8 Maret 1857 di New York. Demonstrasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melawan penindasan dan gaji buruh yang rendah, tetapi demonstrasi tersebut dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian. Pada tanggal 8 Maret 1907, Hari Perempuan Internasional diresmikan sebagai peringatan terhadap kasus tersebut. Namun beberapa pihak menyatakan bahwa peristiwa tahun 1857 tersebut tidak pernah terjadi.

08 MARET 1942, BELANDA MENYERAH, INDONESIA DIKUASAI JEPANG
Pada tanggal 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Hindia Belanda yang diwakili oleh panglima KNIL yaitu Letnan Jenderal Hein Ter Poorten secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Menyerahnya pihak Belanda diikuti oleh penyerahan kekuasaan Hindia Belanda (sebutan untuk Indonesia kala itu) kepada pihak Jepang.

08 MARET 2003, BATALYON INFANTERI 100 / PRAJURIT SETIA DIAKTIFKAN KEMBALI SETELAH 5 BULAN DIBEKUKAN
Batalyon Infanteri Raider 100/Prajurit Setia Kodam I/Bukit Barisan adalah sebuah pasukan elit infanteri lintas udara milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bermarkas di Namu Sira-sira, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Beberapa oknum dari Batalyon ini sempat bentrok dengan beberapa oknum dari satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumatera Utara yang bermarkas di Tanah Tinggi, Binjai. Kejadian ini lebih dikenal dengan insiden Binjai yang terjadi pada bulan Oktober tahun 2002 dan merupakan peristiwa berdarah antara dua intitusi yaitu TNI dan POLRI. 

Insiden Binjai ini diawali dari kasus perusakan Toko Grace Wall yang berada di jalan Antara, Binjai. Mendapat laporan tersebut, Tim reserse Polri langsung bergerak cepat dan langsung menghalau para pemuda yang menjadi dalang dari pengrusakan tersebut. Dari situ polisi menangkap seorang pemuda bernama Marwan, Polisi juga mendapati bahwa pemuda tersebut membawa pil ekstasi, dan terungkap bahwa ia juga merupakan seorang bandar narkoba yang ada di kota itu. Singkat cerita, polisi langsung melakukan penggerebegan ke rumah Marwan dan tanpa diduga dirumah tersebut ada beberapa prajurit dari satuan Yonif Lintas Udara 100 Binjai. Pengerebegan tersebut rupanya membuat para prajurit TNI tersebut merasa tersinggung dan membubarkan diri.

Beberapa waktu kemudian, Prajurit Yonif Lintas Udara 100 tadi datang ke markas Polisi Binjai membawa pasukan yang lebih banyak, kedatangan mereka disambut oleh anggota polisi yang bertugas disana. Pasukan yang datang tersebut ternyata menyerang petugas polisi menggunakan senjata tajan dan membuat salah satu anggota polisi terputus telinganya terkena senjata tajam. Berita terkait Insiden itu sampai ke polda dan kodam Sumatera Utara, para petinggi disana langsung meredam kondisi tersebut. Namun di tubuh Prajurit Lintas Udara 100 terjadi pemberontakan dan secara diam diam menyiapkan pasukan untuk menyerang markas Polres langkat tersebut.

Serombongan pasukan yonif berseragam lengkap dengan senjata dan granat menembaki markas polres langkat hingga hancur, mereka juga membakar sejumlah kendaraan milik polisi lalu melanjutkan serangan ke Markas Brimob di jalan Soekarno Hatta. Terjadilah aksi tembak tembakan selama sembilan jam dan memakan korban 6 anggota polisi, 1 anggota TNI dan 1 warga sipil. Atas kejadian tersebut dan beberapa rentetan kejadian bentrokan yang melibatkan pasukan Yonif lintas udara 100, petinggi militer pada tanggal 2 Oktober 2002 memutuskan agar kegiatan dari Batalyon Infanteri Lintas Udara 100 dibekukan.

Setelah 5 bulan dibekukan, batalyon ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 8 Maret 2003 dengan nama baru Yonif 100/Raider Kodam Bukit Barisan. Personel Yonif 100 terdiri dari 747 anggota yang dibagi dalam 5 kompi. Anggota kesatuan ini sebagian besar diganti dan didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro dan Kodam V/Brawijaya serta dari Kodam Jaya dan sebagian hasil seleksi dari anggota Yonif 100 sendiri.

0 Response to "PERISTIWA APA SAJA YANG PERNAH TERJADI DI TANGGAL 8 MARET, BERIKUT RANGKUMANNYA"

Post a Comment